Laba Bersih Naik, Sido Muncul Alokasikan Sisa Capex 2025 untuk Dividen
WARTAJOGJA.ID – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), produsen terkenal Tolak Angin, menunjukkan kinerja keuangan yang positif sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Emiten ini berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih, sekaligus menegaskan komitmennya terhadap loyalitas pemegang saham dengan mempertahankan dividend payout ratio (DPR) yang tinggi.
Sepanjang Januari hingga September 2025, SIDO membukukan pendapatan senilai Rp2,72 triliun, naik 3,89% Year-on-Year (YoY) dibandingkan Rp2,62 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Peningkatan ini berdampak positif pada bottom line, di mana laba bersih periode berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp818,54 miliar, tumbuh 5,19% YoY dari Rp778,11 miliar di periode sebelumnya.
Di sisi lain, perseroan hanya menyerap capital expenditure (capex) atau modal kerja sebesar 24,66% dari total anggaran awal tahun yang berkisar Rp150–Rp175 miliar. Realisasi serapan capex mencapai Rp37 miliar dalam sembilan bulan 2025.
Direktur Sido Muncul, Budiyanto, menjelaskan minimnya serapan capex dikarenakan tidak adanya pembangunan pabrik baru yang signifikan, sebab pabrik Tolak Angin yang beroperasi sejak 2018 sudah memadai untuk kebutuhan domestik dan ekspor.
“Capex yang terserap Rp 37 miliar, itu mostly untuk perbaikan ataupun modernisasi alat-alat kami. Tapi tidak ada capex yang signifikan, yang kami kucurkan untuk pembangunan pabrik baru. Jadi masih cukup, kita tidak melihat adanya capex yang besar sekali dalam jangka waktu dekat,” katanya dalam acara Investalk BRI Danareksa Sekuritas, Selasa (11/11/2025).
Dengan serapan capex yang efisien, SIDO berencana mengalokasikan sisa dana capex yang masih tersisa ratusan miliar sebagai dividen bagi para pemegang sahamnya. Hal ini sejalan dengan komitmen historis SIDO untuk mempertahankan DPR yang tinggi.
“Sehingga kelebihan dananya ini masih bisa dialokasikan untuk dividen buat shareholders,” tegas Budiyanto.
SIDO memang dikenal sangat loyal terhadap pemegang sahamnya, dengan rekam jejak DPR yang mencapai 100% pada 2020 dan 2024, serta di atas 90% pada tahun-tahun lainnya.
Untuk tahun buku 2025, SIDO akan membagikan dividen interim senilai Rp660 miliar atau Rp22 per lembar saham kepada para pemegang 30 miliar lembar saham perseroan.
Kepercayaan diri SIDO dalam mempertahankan dividen ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan kinerja. SIDO cukup optimis untuk mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga 5% sepanjang 2025.
Di sisi lain, Sido Muncul juga tengah fokus memperluas pasar internasional sebagai motor pertumbuhan pendapatan di masa depan.
Emiten produsen jamu ini menargetkan kontribusi ekspor terhadap pendapatan perseroan terus bertumbuh, didukung oleh realisasi penjualan yang solid di sejumlah negara Asia dan Afrika.
Direktur Sido Muncul, Budiyanto, mengungkapkan bahwa kontribusi pasar ekspor terhadap pendapatan perseroan telah menunjukkan kenaikan signifikan.
Di kuartal III 2025, kontribusi ekspor mencapai 9,7% dari total pendapatan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun penuh 2024 yang hanya sebesar 6,8%, dan mendekati target kontribusi ekspor perseroan pada 2025 sebesar 10%.
“Kami masih menerobos pasar-pasar ekspor untuk dikembangkan ke arah 15–17% dari total penjualan dalam 3–5 tahun ke depan,” ujar Budiyanto di Jakarta, kemarin.
Saat ini, SIDO telah menjangkau sekitar 30 negara di Asia hingga Afrika.
Di Malaysia, SIDO fokus pada ekspor Kuku Bima dan Tolak Angin, menyumbang 4% dari total penjualan ekspor. Sementara itu, Filipina (fokus pada Tolak Angin) dan Nigeria (andalan energy drink) masing-masing menyumbangkan 1–2% dari penjualan perseroan.
SIDO optimis untuk membuka pasar baru di wilayah seperti Indochina dan Afrika yang dinilai memiliki pertumbuhan ekonomi yang solid.
Strategi yang diterapkan adalah kemitraan strategis dan pendekatan pemasaran lokal, serta penerbitan produk baru yang sesuai dengan negara tujuan.
Post a Comment