Peneliti FTI UII Yogyakarta Beberkan Seluk Beluk Metode Nonlinear Learning
WARTAJOGJA.ID: Belajar online kini menjadi tren di Indonesia.
Menurut Statista, sejak 2018 hingga 2028 diperkirakan sebanyak 20 juta orang Indonesia akan belajar secara online.
Dalam konteks kebutuhan fleksibilitas belajar online, sebagian platform masih menerapkan jalur linear, yaitu mahasiswa harus mempelajari materi secara berurutan per bab.
Di platform online, mahasiswa memanfaatkan link (tautan) dan modularitas materi sehingga dapat memilih topik sesuai kebutuhan, mendalami materi lanjutan, atau kembali ke teori dasar.
Meskipun bersifat nonlinear, kebutuhan akan struktur pembelajaran tetap tidak dapat diabaikan. Contohnya, pendekatan heutagogi menetapkan sebagian materi sebagai “wajib,” sementara sisanya diberikan fleksibilitas sesuai minat mahasiswa.
Oleh karena itu, peran pengajar dalam model ini meluas. Tidak hanya berbagi materi, tetapi juga sebagai pemberdaya, penunjuk arah, pemberi dukungan, dan penilai untuk memastikan mahasiswa dapat menjelajahi jalur nonlinear secara efektif dan terarah.
"Dengan demikian, pengajar tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga memberdayakan mahasiswa untuk mengeksplorasi jalur nonlinear yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan masing-masing," kata Ketua Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Informatika, Program Sarjana FTI UII Dr Nur Wijayaning, Sabtu (28/6/2025).
Penelitian ini melakukan telaah literatur terhadap 3.418 makalah berbahasa Inggris di bidang Pendidikan, E-learning, Psikologi, Ilmu Sosial, serta Ilmu Komputer dan Teknik.
Data dikumpulkan dari tiga basis data terkemuka yakni Education Resources Information Center (ERIC), Emerald Insight, dan Scopus.
Kriteria inklusi meliputi penelitian primer, konteks berada di lingkungan belajar terbuka, memuat detail teknis tentang jalur belajar (bukan hanya sekadar model, dan fokus pada jalur belajar di tingkat individu atau kelas. Setiap makalah kemudian dianalisis secara mendalam untuk mengidentifikasi penerapan konsep nonlinear learning. Dari proses tersebut, diperoleh 30 makalah yang memenuhi kriteria.
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa pembelajaran nonlinear hadir di berbagai konteks, baik di platform daring Massive Open Online Course (MOOC) maupun di ruang kelas yang menggunakan pendekatan berbasis proyek atau masalah. Di MOOC, peserta bisa memilih jalur belajar sesuai kemampuan.
"Misalnya, pemula akan mengikuti materi dengan urutan berbeda dari pengguna yang sudah mahir, sehingga materi disusun secara fleksibel sesuai kebutuhan, bukan berurutan," imbuhnya.
Selain itu, mahasiswa juga dapat melewati aktivitas tertentu untuk langsung belajar ke topik lebih sulit atau meninjau kembali materi yang belum dipahami. Di kelas, pembelajaran nonlinear diterapkan melalui Project-Based Learning (PjBL) dan Problem-Based Learning (PBL).
Kedua pendekatan ini mendorong mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan aktif. Misalnya, mahasiswa mencari informasi dari berbagai sumber, merancang solusi untuk sebuah masalah, lalu terus-menerus meninjau kembali dan memperbaiki hasilnya.
Selain itu, aktivitas pembelajaran nonlinear juga dapat berbentuk diskusi, pembuatan bahan ajar mandiri, dan pemberian umpan balik dari teman sekelas. Dengan demikian, fleksibilitas jalur belajar tidak hanya bergantung pada platform teknologi semata, melainkan juga pada desain kurikulum modular, metode pengajaran yang suportif, dan dukungan komunitas belajar.
Materi pembelajaran di PJJ Informatika UII disusun dalam bentuk modular yang bisa diakses kapan saja, bukan dirilis per pekan. Dengan begitu, mahasiswa bebas memilih modul mana yang ingin dipelajari terlebih dahulu. Sistem Single Sign-On (SSO) UII, yaitu satu akun untuk mengakses seluruh layanan UII, memudahkan akses ke layanan kampus, termasuk kelas daring dan perpustakaan digital.
Fasilitas kampus kelas dunia yang dimiliki UII seperti Zoom Premium, Google Education Suite, Panopto, dan Microsoft 365 mendukung fleksibilitas ini. Konten pembelajaran digital tersedia dalam beragam bentuk, mulai slide, e-book hingga video. Semua teknologi ini memungkinkan mahasiswa belajar nonlinear dalam memilih bentuk konten materi.
Di luar materi pembelajaran, setiap mahasiswa akan didampingi oleh Dosen Pembimbing Akademik (DPA) untuk konsultasi akademik. PJJ Informatika UII juga didukung oleh unit-unit lain, antara lain Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) terkait misi keIslaman dan Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) yang memberikan dukungan nonakademik seperti partisipasi lomba dan layanan konseling psikologi.
Lebih jauh, PJJ Informatika UII menyediakan jalur kelulusan alternatif yang mencerminkan prinsip nonlinear. Selain menempuh tugas akhir berupa jalur penelitian sebagaimana di universitas lain, mahasiswa PJJ Informatika UII dapat memilih jalur magang ke perusahaan, pengabdian kepada masyarakat, atau bahkan mendirikan startup.
Dengan kombinasi modul fleksibel, teknologi pendukung, tim pengajar yang proaktif, dan pilihan jalur kelulusan yang beragam, PJJ Informatika UII mewujudkan konsep pembelajaran nonlinear secara nyata. Mahasiswa tidak lagi terhambat urutan materi, melainkan dapat merancang proses belajarnya sendiri sesuai tujuan dan kemampuan masing-masing.
Post a Comment