News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Bantah Penganiayaan, Ini Klarifikasi Ponpes Ora Aji Hingga Laporkan Balik Tuduhan Pencurian

Bantah Penganiayaan, Ini Klarifikasi Ponpes Ora Aji Hingga Laporkan Balik Tuduhan Pencurian


WARTAJOGJA.ID :  Dugaan penganiayaan yang dialami seorang santri Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Kharisma Dhimas Radea (23) berbuntut panjang. Dhimas dilaporkan balik oleh seorang santri, Febri Andriansyah (20) ke Polresta Sleman atas tuduhan pencurian.
 
Laporan dilayangkan pada 10 Maret 2025, atau selang tiga pekan usai Dhimas membuat laporan penganiayaan ke kepolisian. Kuasa hukum, Adhi Susanto menegaskan tidak ada tindak penganiayaan yang dilakukan oleh para santri pondok dibawah asuhan Gus Miftah itu. Aksi tersebut  menurut dia dilakukan secara spontan.

"Kami menyanggah adanya penganiayaan. Tindakan tersebut adalah spontanitas dari santri," katanya dalam jumpa pers di Ponpes Ora Aji, Purwomartani, Kalasan, Sabtu (31/5/2025).
 
Dia menguraikan, persoalan ini diawali dari seringnya terjadi aksi vandalisme dan pencurian di lingkungan pondok. Hingga kemudian ada santri yang memergoki Dhimas menjual galon tanpa izin. Saat ditanya, Dhimas mengaku sudah 6 hari melakukan penjualan galon tanpa sepengetahuan pengurus.

Dhimas juga mengaku sebagai pelaku pencurian di lingkungan pondok selama ini. Mendengar pengakuan itu, sejumlah santri kemudian memberi pelajaran kepada Dhimas. "Aksi spontanitas itu muncul dalam rangka menunjukkan effort dan kasih sayang sebagai sesama santri," dalihnya.
 
Adhi meneruskan setelah kejadian pada tanggal 15 Februari 2025 itu, malam harinya Dhimas masih beraktivitas seperti biasa. Tidak ada pula laporan yang masuk ke pengurus pondok. Hanya tiba-tiba esok harinya, adik Dhimas datang ke ponpes untuk menjemput sang kakak. Kemudian, muncul laporan penganiayaan.
 
Menindaklanjuti permasalahan ini, pihak Yayasan Ponpes Ora Aji telah melakukan upaya mediasi namun gagal membuahkan hasil. Alasannya, karena pihak Dhimas meminta kompensasi Rp 2 miliar untuk persyaratan damai.
 
"Tidak mungkin para santri menyiapkan dana sebanyak itu. Yayasan juga sudah bersedia menanggung biaya pengobatan di tawaran angka Rp 20 juta, tapi tidak diterima sehingga mediasi gagal," ungkap Adhi.
 
Dia melanjutkan, santri Ponpes Ora Aji berasal dari beragam latar belakang. Menurut dia, ketika dibawa ke pondok, pihak keluarga meminta bantuan agar Dhimas dapat sembuh dari kecanduan judi online. Namun ia enggan berspekulasi apakah uang hasil pencurian yang diduga dilakukan oleh Dhimas digunakan untuk taruhan judi.
 
Mengenai perkembangan laporan kasus pencurian, sejauh ini sudah 4 orang yang dimintai keterangan sebagai saksi. Sedangkan pihak Dhimas selaku terlapor, sudah dua kali dipanggil secara resmi. Namun, kata Adhi, yang bersangkutan tidak pernah memenuhi panggilan kepolisian.
 
Menanggapi pemberitaan bahwa Dhimas saat ini dalam kondisi depresi, pihaknya menyanggah hal itu. "Sampai saat ini kami masih bisa berkomunikasi dengan baik dan kondisinya baik-baik saja," ujar Adhi.
 
Ketua Yayasan Ponpes Ora Aji, Dwi Yudha Danu mengatakan, pihak yayasan sudah melakukan mediasi untuk mengambil solusi terbaik dari masalah ini. 
 
Sementara itu, Gus Miftah selaku pemilik ponpes menyebut kejadian ini sebagai sebuah pukulan. Melalui perwakilan yayasan, ulama kenamaan itu juga menyampaikan permohonan maaf. Saat kejadian, Gus Miftah disebut sedang menjalani umroh di tanah suci.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment