News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Workshop Pengembangan Motif dan Media Pemasaran Tingkatkan Daya Saing Batik Kebon Indah Klaten

Workshop Pengembangan Motif dan Media Pemasaran Tingkatkan Daya Saing Batik Kebon Indah Klaten

WARTAJOGJA.ID:  Paguyuban Batik Pewarna Alam Kebon Indah yang berlokasi di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar workshop bertema “Pengembangan Motif Batik dan Penggunaan Media Pemasaran” pada Sabtu, 17 Mei 2025. 

Kegiatan ini diikuti oleh 35 ibu-ibu pengrajin batik dengan antusiasme tinggi sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing dan pemasaran produk batik tulis pewarna alam khas Kebon Indah.

Workshop ini merupakan hasil kolaborasi antara akademisi dari berbagai institusi. Tim pengabdian dipimpin oleh Ir. Muchamad Sugarindra, S.T., M.T., IPM dari Prodi Teknik Industri FTI Universitas Islam Indonesia (UII). Ia didampingi oleh Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si. dari Prodi Manajemen FBE UII, dan Rifqi Syarif Nasrulloh, S.E., M.M. dari Prodi Manajemen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

Dalam sesi pengembangan motif batik, para peserta mendapatkan pendampingan langsung dari Tri Wulandari, S.Sn., M.A., dosen Program Studi Kriya dari Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. 

Ia membantu memperkaya keragaman desain batik dengan sentuhan artistik dan kultural yang kuat, sehingga menciptakan motif baru yang memiliki nilai estetika tinggi sekaligus relevan dengan selera pasar modern.


Desa Kebon sendiri telah lama dikenal sebagai sentra produksi batik tulis berbasis pewarna alami. Namun, tantangan besar masih dihadapi, terutama dalam hal pemasaran dan keterbatasan sumber daya manusia untuk mengelola strategi digital secara optimal. Untuk itu, salah satu solusi strategis yang diperkenalkan dalam workshop adalah penggunaan frame akrilik batik sebagai media pemasaran visual yang inovatif.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Ir. Muchamad Sugarindra, S.T., M.T., IPM dari Prodi Teknik Industri FTI Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan media ini memungkinkan batik ditampilkan dalam bentuk miniatur busana yang dipasang dalam frame akrilik, menciptakan visualisasi yang lebih nyata dan menarik, terutama untuk pemasaran daring. 

“Inovasi ini menjadi jembatan penting antara kreativitas pengrajin dan kebutuhan pasar digital yang semakin kompetitif,” kata Sugarindra, Sabtu (31/5).

Sementara Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si. dari Prodi Manajemen FBE UII, 
menekankan pentingnya visualisasi yang kuat dalam pemasaran digital. Ia menyebutkan bahwa meskipun pelatihan fotografi dan digital marketing telah diberikan sebelumnya, tampilan produk batik secara visual masih belum optimal.

"Frame akrilik ini bisa menjadi alternatif yang efektif untuk menarik perhatian konsumen di platform online," ujar Muafi.

Adapun Rifqi Syarif Nasrulloh, S.E., M.M. dari Prodi Manajemen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta mengungkapkan keberhasilan pemasaran produk batik sangat ditentukan oleh sejauh mana kreativitas ditampilkan secara digital. 

“Dengan pendekatan yang tepat, digital marketing bisa membuka akses pasar yang lebih luas, termasuk pasar internasional," tegas Rifqi.

Ditambahkan oleh Tri Wulandari, S.Sn., M.A., selaku Dosen Program Studi Kriya dari Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, bahwa hasil workshop ini cukup menggembirakan.

Para pengrajin berhasil menciptakan sejumlah motif baru, seperti lereng tutut, ayam jago, kepik, bapak pucung, dan daun randu. 

"Motif-motif ini akan menjadi ciri khas baru dari Batik Kebon Indah dan memperkuat identitas visual produk di pasar," urai Tri.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendampingan berkelanjutan yang telah dilakukan sejak 2019 oleh tim akademisi lintas institusi. Upaya ini mencerminkan komitmen dunia pendidikan tinggi dalam mendukung pertumbuhan usaha mikro dan industri kreatif di tingkat lokal.

Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, Paguyuban Batik Kebon Indah berharap dapat terus berkembang dan bersaing di tengah dinamika pasar yang terus berubah, sekaligus melestarikan budaya batik pewarna alam sebagai warisan budaya bangsa.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment