News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ramadan, Museum Pusat TNI AU Beroperasi Biasa dan Bisa Jadi Opsi Ngabuburit Seru

Ramadan, Museum Pusat TNI AU Beroperasi Biasa dan Bisa Jadi Opsi Ngabuburit Seru




WARTAJOGJA.ID: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta tetap beroperasi seperti biasa pada masa ramadan ini.

Museum sejarah dan perjuangan yang berada di Kompleks Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta itu bisa menjadi salah satu opsi menarik untuk ngabuburit atau menanti waktu berbuka puasa.

"Muspusdirla pada bulan ramadan ini buka seperti biasa, bagi yang ngabuburit di Muspusdirla juga dipersilakan namun tetap mematuhi aturan yang berlaku," kata 
Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho Kamis 6 April 2023.

Museum yang menempati areal seluas 12.000 meter persegi itu, memiliki sekitar 61 koleksi pesawat terbang. Koleksi yang dipamerkan merupakan bagian dari kekuatan TNI Angkatan Udara yang di masa silam terlibat dalam masa perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Muspusdirla dikenal dengan sebutan Museum Pesawat Terbang, karena memiliki 61 unit pesawat, yang masing masing memiliki cerita dalam menjaga NKRI," kata Yuto. 

Salah satu koleksi pesawat di Muspusdirla yakni Pesawat Helikopter Hiller-360 UH alias helikopter pertama yang dimiliki Indonesia. 

"Helikopter Hiller -360 UH merupakan pesawat kepresidenan, yang dulu pernah digunakan Presiden Soekarno," kata dia.

Presiden Soekarno tercatat sebagai presiden pertama di dunia yang memiliki helikopter kepresidenan. Yuto menambahkan Presiden Soekarno juga merupakan presiden pertama yang pernah naik pesawat helikopter. 

Sementara istri Soekarno, Fatmawati, ujar Yuto, juga menjadi first lady pertama dunia yang merasakan terbang dengan helikopter. Presiden Amerika Serikat, Dwight Eisenhower saat itu baru mempunyai helikopter kepresidenan enam tahun kemudian setelah Indonesia.

Tak hanya itu. Di museum yang sempat dikunjungi Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin pada Desember 2022 lalu itu, juga memiliki koleksi legendaris yakni Pesawat Jetstar Pancasila.

Pesawat Jetstar, kata Yuto, merupakan pesawat kepresidenan yang menjadi saksi bisu karena pernah membawa Presiden Soekarno mengunjungi beberapa negara sahabat seperti Malaysia, Vietnam, Singapura dan Australia.

"Pesawat Jetstar merupakan buah manis hubungan baik antara Presiden Soekarno dengan Amerika Serikat, Presiden John F. Kennedy," kata Yuto.

"Amerika Serikat saat itu melalui Presiden F. Kennedy memberi hadiah spesial berupa tiga unit Lockheed C-140 Jetstar, yang diberi nama Sapta Marga, Pancasila dan Irian Jaya," kata dia.

Pesawat Jetstar Pancasila sendiri baru mulai tahun 1987 menjadi koleksi Muspusdirla Yogyakarta 

Muspusdirla pun memiliki satu koleksi yang menjadi saksi peristiwa jatuhnya ibu kota Republik Indonesia Yogyakarta ke tangan penjajah, yakni pesawat B-25 Mitchell.

Yuto mengungkapkan, pada 19 Desember 1948 subuh, belasan pesawat tempur Belanda, termasuk pesawat B-25 Mitchell melepaskan sejumlah bom di Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta disusul tembakan dari lima pesawat pemburu P-51 Mustang dan sembilan pesawat P-40L Kitty Hawk.

Saat itu Pangkalan Udara Maguwo hanya dijaga 150 orang pasukan pertahanan pangkalan di bawah pimpinan Kadet Kasmiran. Namun walaupun kalah jumlah personel dan persenjataan, pasukan itu mampu memberikan perlawanan tak kurang dari satu jam lamanya meski akhirnya dilumpuhkan.

Buntut serangan ke Maguwo itu, Belanda juga sempat menyita beberapa pesawat terbang diantaranya pesawat Yokosuka K5Y Willow Cureng, pesawat de Havilland DH-86 RI-008, dan satu pesawat amfibi PBY Catalina RI-006. 

Setelah merebut Pangkalan Udara Maguwo, sore harinya Belanda memasuki kota Yogyakarta lalu menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta para pejabat tinggi lain yang berada di Gedung Agung Yogyakarta.

Penangkapan para tokoh bangsa itu menandai jatuhnya Ibu Kota Republik Indonesia Yogyakarta. 

"Tiga hari kemudian, Presiden Soekarno diterbangkan ke Sumatera untuk diasingkan," kata Yuto. (Ian)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment