News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Saran IAI DIY Untuk Sumbu Filosofi Warisan Budaya Dunia

Saran IAI DIY Untuk Sumbu Filosofi Warisan Budaya Dunia


Ulang tahun ke-47 Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (IAI DIY) yang bertajuk "Catur Wasita"

WARTAJOGJA.ID : Sejumlah komunitas akademisi di Jogja memberikan dukungan terhadap pengajuan sumbu filosofi Kota Jogja sebagai warisan budaya dunia ke Unesco.

Ada sejumlah masukan yang diberikan kepada Pemda DIY terutama untuk perencanaan keberlanjutan pembangunan di Kawasan ini di masa-masa mendatang.

Adapun organisasi itu terdiri atas Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY, Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Arsitektur Jogjakarta (Forkom Paijo), Komunitas Ekonomi Pusaka, Jogja Heritage Society dan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI).

“Kolaborasi ini untuk mewujudkan lingkungan binaan dan bangunannya, menjaga warisan pusaka di daerah istimewa sekaligus tetap mendorong eksistensi kreatif para arsitek dalam berpraktek sekaligus menghargai kearifan lokal. Ini kami tuangkan dalam deklarasi peran ekonomi pusaka dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan 2030,” kata Ketua IAI DIY Baritoadi Buldan Rayaganda, Senin (12/12/2022).

Ia menambahkan deklarasi untuk mendukung dan memperkuat sumbu filosofi Kota Jogja sebagai warisan budaya dunia. Karena posisinya dijadikan sebagai salah satu nominasi.

 Harus ada perubahan paradigma dalam menyikapi kebudayaan dan peradaban baru sehingga organisasinya mengusulkan penguatan SDM untuk pelestarian ke depan. Selain itu mendorong perlunya praktik nyata untuk meningkatkan wawasan dan pekaksanaan ekonomi pusaka.

“Kami siap berkontribusi untuk kegiatan pelestarian daerah, kami mendukung bagaimana menguatkan SDM bisa terus berkembang karena ke depan yang mengawal SDM,” ujarnya.

Menurutnya dalam proses pembangunan di kawasan sumbu filosofi harus melibatkan banyak pihak seperti praktisi arsitek, pemegang kebijakan yang menentukan kualitas bangunan dan tim penilai ahli serta pihak yang berkepentingan di ranah kebudayaan. 

Secara menyeluruh semuanya harus bersama-sama untuk berkolaborasi.
“Saat ini Pemda DIY sudah menerapan hal ini, harapannya ke depan dapat dipertahankan atau bahkan lebih baik lagi,” katanya.

Hal lain yang menjadi bahasan dari pertemuan itu adalah terkait kreativitas arsitek ketika membangun di kawasan sumbu filosofi. Meski kawasan sumbu filosofi telah ditetapkan sejumlah aturan dalam membangun namun tidak menghilangkan kreativitas para arsitek dalam membuat desain perencanaan. Karena dalam aturan secara baku harus ditetapkan di zona inti dan ada juga di zona bebas. Ketika di zona bebas maka nafas arsitektur lokal harus tetap terjaga, di sisi lain agar aturan yang ada tetap dipatuhi dengan tidak menghilangkan kreativitas perencana.

“Punya interpretasi, bukan sekadar menempel langgam semata, artinya sejalan dengan kondisi sekarang. Pakem ini tidak mempersempit kreativitas, jangan sampai berkurang karena itu, justru tetap bisa kreatif dengan memenuhi aturan yang ada,” ucapnya. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment