News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pacitan Siapkan Gelaran Ruwat Jagat

Pacitan Siapkan Gelaran Ruwat Jagat


WARTAJOGJA.ID : Pandemi Covid-19 memberi gambaran gamblang bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Perubahan Iklim semakin memberi dampak nyata. 

Tidak hanya kenaikan suhu yang semakin tidak bersahabat bagi kehidupan di bumi, musim yang tidak menentu, namun juga bencana dalam skala yang tidak bisa dibayangkan sebelumnya. 

Dalam hal ini, Pandemi Covid-19 termasuk di dalamnya. Belum lagi jika menelisik ketegangan sosial yang pada banyak kasus berbuah konflik sosial (baca: perang). 

Atau revolusi industri yang belakangan mendisrupsi sektor sosial, ekonomi, dan politik yang masih meniti cara-cara lama. 
Kabupaten Pacitan, yang berada di ujung barat provinsi Jawa Timur juga seperti daerahdaerah lain di Indonesia merasakan dampak yang sama akibat pandemi dan situasi dunia (konflik, kenaikan harga minyak dunia, resesi dll). 

Belakangan, pemerintah pusat-pemerintah daerah bersama dengan masyarakat mulai bergerak secara perlahan menghadapi segala persoalan, bangkit dan pulih bersama. 

Harus disadari, pemerintah daerah Pacitan pun, tidak bisa sendirian untuk pulih pasca pandemi, butuh dukungan masyarakat dan swasta secara bersama-sama menghadapi situasi tak menyenangkan tersebut. 

Pengetahuan jejamuan yang dimiliki warga Pacitan memberi jawaban ketika vitamin langka, dan bahkan ketika vaksin Covid-19 belum diproduksi. 

Masyarakat saling berbagi, tolong menolong, dan saling menjaga antar warga. Gerakan masyarakat itu menjadi jaring pengaman sosial ketika pemerintah pusat dan daerah tergagap menghadapi pandemi covid pada tahun 2020-2021 lalu. 

Perilaku kebudayaan yang sangat otentik inilah yang sesungguhnya dimiliki oleh warga Indonesia pada umumnya, bergotong-royong menghadapi persoalan secara bersamasama. 

Sikap berserah pada yang Adi kodrati, Sang Maha Kuasa menjadi pengungkit imun tubuh yang sangat dibutuhkan ketika krisis kesehatan melanda. 

Semangat spriritual para pemeluk Agama di Nusantara ini juga merupakan pondasi kokoh berpasrah padaNya, setelah berupaya dan berusaha menghadapi krisis kesehatan dan situasi krisis lainnya. 

Di Pacitan, ada banyak contoh laku kebudayaan yang hidup dan dihidupi oleh warga dan menjadi solusi bersama disaat kita sedang tidak baik-baik saja. Kebudayaan mejadi energi pemberi, kadang menjadi perantara yang mempertemukan potensi dan kekuatan warga yang bersama-sama menyelesaikan masalah. 

Sayangnya, kebudayaan belum menjadi elemen penting dalam gerakan pembangunan. 

Setidaknya harus diakui pemaknaan atas gerakan kebudayaan kita masih sangat sempit, sementara laku kebudayaan di masyarakat yang telah terjadi sesungguhnya energi penting yang mempengaruhi kehidupan ini. 

Ruwat Jagat di Kabupaten Pacitan ini diselenggarakan secara sengaja oleh pemerintah daerah bersama hampir seluruh komponen masyarakat di Pacitan. 

Ia tidak hanya ditujukan untuk mengabarkan bahwa kebudayaan adalah elemen penting dalam perubahan/ pembangunan Pacitan. Sekaligus, ia harus diberi energi ulang karena peran pentingnya. Pacitan: A culrural Recharge!. Bukan hanya buat Pacitan, tetapi juga nusantara dan dunia. 

Moch. Abdilah “Peci Miring’”Yusuf, selaku Ketua Konsursium Kangen Pacitan, salah satu penggagas Ruwat Jagat mengatakan bahwa Ruwat Jagat dilangsungkan setelah kita semua bertahan dari badai pendemi yang luar biasa,  ia menjadi momen tepat untuk menyadari dan mengabarkan bahwa kebudayaan adalah elemen penting di Pacitan. 

"Kita harus merawat dan memberi energi ulang terhadapnya. Peristiwa ini juga sekaligus memberi penghargaan kepada warga Pacitan yang lebih dahulu menyadari dan menghidupi kekuatan," katanya.

Sementara itu Indrata Nur Bayuaji, Bupati Pacitan mengungkapkan bahwa warga masyarakat di Pacitan selama pandemi covid-19 lalu saling jaga, saling bantu, dan bergotongroyong menghadapinya. 

"Kami sangat berterimakasih pada warga masyarakat dan para pihak yang membantu pemerintah daerah Pacitan dalam menghadapi pandemi covid-19," kata Bupati.

Kegiatan Ruwat Jagat adalah peristiwa kebudayaan untuk memperteguh dan menempatkan kebudayaan sebagai elemen penting dalam gerakan pembangunan di Pacitan.  

“Kami sudah mulai menempatkan kebudayaan sebagai elemen penting perubahan Kab. 
Pacitan. Kesadaran ini juga mengubah postur anggaran di Kabupaten (dan desa-desa di pacitan). Mulai tahun depan, jika Anda-anda sekalian berkunjung ke Kab. Pacitan akan menjumpai desadesa digerakkan oleh elemen kebudayaan. Festival-festival Desa, inisiatif pemuda-pemudi desa, pengembangan cara hidup yang lebih membumi/ konteks  sudah mulai dibicarakan sejak 6 bulan dalam pertemuan antar perangkat desa dan warga,” ujar Indrata Nur Bayuaji lebih lanjut. 

Turmidi, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga yang sejak awal menjadi mitra strtagesis Konsursium Kangen Pacitan jelas-jelas mendukung dan mengamini pelbagai hal yang telah dilakukan oleh gerakan warga di Pacitan ini. 

Sebab “Ke depan, narasi-narasi kebudayaan sangat dibutuhkan oleh kepariwisataan Pacitan. Tanpanya, pariwisata tidak akan memiliki dampak kepada warga dan tak lestari, seperti tumbu entuk tutup”, begitu katanya. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment