News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Cara Yogya Hadapi Persoalan Sampah Yang Tak Terangkut Akibat Penutupan TPST Piyungan

Cara Yogya Hadapi Persoalan Sampah Yang Tak Terangkut Akibat Penutupan TPST Piyungan


Sampah menumpuk di Kota Yogya tak terangkut ke TPST Piyungan  

WARTAJOGJA.ID: Libur lebaran baru saja usai. Namun pantauan lapangan, sebagian wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seperti Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul harus berkutat dengan tumpukan sampah di berbagai depo yang tak kunjung terangkut.

Penumpukan sampah itu terlihat seperti depo barat Stadion Mandala Krida, depo Pasar Ngasem, juga kawasan Purawisata serta titik titik yang berada di pinggir jalan utama perkotaan.

Menumpuknya sampah ini karena masih adanya pemblokiran akses masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul oleh warga setempat sejak tiga hari terakhir.

"Untuk sementara kami maksimalkan dulu depo-depo sampah yang ada dulu agar bisa menampung paling tidak lima hari ini, sampai Rabu (11 Mei)," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto Senin 9 Mei 2022.

Catatan DLH Kota Yogyakarta, dalam sehari sampah rumah tangga yang dihasilkan Kota Yogyakarta sendiri rata rata 370 ton sampah. Namun pada masa libur lebaran sepekan kemarin, jumlah itu meningkat sekitar 15 persen.

"Dengan kenaikan volume saat libur lebaran kemarin, dalam tiga hari terakhir sampah tak terangkut, tinggal dikalikan tiga dari rata rata harian," kata dia.

TPST Piyungan selama ini menjadi tumpuan pembuangan akhir sampah dari tiga wilayah DIY yakni Kota Yogya, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.

"Untuk saat ini belum ada alternatif lain untuk pengelolaan sampah akhir dari Kota Yogya, Sleman, dan Bantul kecuali dikirim ke TPST Piyungan," kata Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji Senin.

Aji menuturkan penutupan akses TPST Piyungan karena ada sejumlah tuntutan dari warga setempat. Khususnya agar pemerintah segera menbenahi pengelolaan air lindi atau cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di timbunan sampah. 

Selain itu warga juga meminta adanya perbaikan talud serta jalan menuju ke sana dan penutupan kawasan TPST Piyungan.

"Untuk pembenahan saluran air lindi dan talud pada tahun 2022 ini sudah dialokasikan anggarannya untuk perbaikan," kata dia. 

"Namun untuk permintaan penutupan sulit dipenuhi karena belum ada pembuangan sampah lain," kata dia.

Menumpuknya sampah di depo-depo Kota Yogyakarta itu tak urung membuat sampah-sampah rumah tangga di pemukiman ikut tak terangkut dan menumpuk.

"Sampah sejak libur lebaran sampai sekarang di rumah jadi menumpuk dan mulai mengeluarkan bau," kata Ramadhan, warga yang tinggal di area Kauman Kota Yogyakarta. (DHo/Ian)


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment