News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Penguatan Karakter Sebagai Identitas Masyarakat Digital yang Cerdas dan Berbudaya

Penguatan Karakter Sebagai Identitas Masyarakat Digital yang Cerdas dan Berbudaya




Purworejo – Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa salah satu elemen penting dalam membangun pendidikan yang cerdas adalah menguatkan karakter siswa. Di era digital penguatan karakter ini dapat dilakukan dengan mengedukasi terkait etika dalam bermedia digital. Hal ini disampaikan Nikmah Nurbaity saat mengisi webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Pendidik Cerdas dan Cakap Digital”, yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/11/2021). 
Transformasi digital membuat sistem pendidikan banya bergeser dengan memanfaatkan teknologi dan ruang digital sebagai kelas pembelajaran. Fenomena yang terjadi di ruang digital adalah kebebasan berekspresi sehingga tidak sedikit yang kebablasan dan melupakan etika. Padahal di ruang digital pun sama-sama punya aturan, ada tata krama dalam bermasyarakat digital termasuk dalam interaksi belajar. 
“Etika dan etiket yang harus dipatuhi oleh pengguna media digital, karena setiap warganet di ruang digital berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang. Di ruang digital orang menilai kita dari konten yang diunggah, komentar, riwayat obrolan termasuk bahasa yang digunakan dan tulisan yang disampaikan. Oleh sebab itu kita harus taat pada standar perilaku online,” ujar Nikmah Nurbaity. 
Etika bermedia yang harus dipatuhi insan pendidikan dan masyarakat digital secara umum adalah mau menghormati privasi orang lain, berbahasa dan berkomentar dengan baik, membuat citra diri yang baik melalui konten yang dibuat dengan baik dan bermanfaat, serta mengakses hal-hal yang baik. 
“Yang jangan dilakukan ketika bermedia adalah tidak menyebarkan hoax, menebar ujaran kebencian, melakukan perundungan dan kejahatan lainnya, tidak membuat dan mengunggah konten negatif. Karena apa yang kita lakukan di internet itu menjadi jejak digital yang sulit dihilangkan,” imbuhnya. 
Ketika berkomunikasi di ruang digital baik ketika menggunakan aplikasi percakapan atau menggunakan e-mail sebaiknya memerhatikan penulisan dengan menggunakan ejaan yang benar dan bahasa yang sopan. Menggunakan huruf kapital pada tempatnya, membiasakan menulis subjek e-mail. Menghargai privasi orang lain dengan menggunakan cc yang diperlukan, tidak mengirim e-mail promosi yang tidak berhubungan dengan yang dituju. Serta selalu mengawali dan mengakhiri pesan dengan ucapan salam. 
Sementara itu Dosen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Muhammad Arwani menambahkan bahwa penguatan karakter dalam dunia dunia digital juga akan membentuk budaya digital yang baik pula. Bermedia digital itu harus punya kesadaran diri bahwa digitalisasi memberikan peluang besar bagi kehidupan, namun juga harus paham risikonya. Apa yang dilakukan di ruang digital harus dipertanggungjawabkan, dengan menjunjung nilai kejujuran, dan nilai-nilai kebajikan. 
Dan poin dari pendidikan yang berbudaya adalah memiliki landasan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Yaitu memiliki rasa toleran dan cinta kasih terhadap perbedaan, membuat konten yang mengandung nilai kemanusiaan dan memperlakukan orang dengan adil dan setara. Mementingkan persatuan, dan memberikan hak demokrasi kepada orang lain, serta mau bergotong royong atau berkolaborasi dalam menciptakan budaya digital yang baik.
Kompetensi berbudaya digital itu mampu mengakses informasi dengan mengoperasikan media digital, serta mampu memilih dan memilah informasi yang bermanfaat untuk dikonsumsi. 
“Dalam mencerna informasi, dapat menganalisis informasi dengan mempertimbangkan plus dan minusnya. Melakukan verifikasi dan evaluasi sebelum dibagikan kepada orang lain dengan menimbang dampaknya bagi orang lain. Ikut berkontribusi dalam berbagai informasi yang baik serta menanamkan budaya terpuji seperti memberikan komentar dengan bahasa yang baik, tidak memfitnah, melakukan perundungan, atau menyebarkan konten negatif,” pesannya. 
Webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini merupakan bagian dari gerakan Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang mengampanyekan empat pilar literasi digital digital skills, digital culture, digital safety, digital ethics. 
Kegiatan yang dipandu oleh Zacky Ahmad (entertainer) ini juga diisi oleh narasumber lainnya, Tauchid Komara Yuda (Dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Fransisca Desjana Setyaningsih (Dosen UNIKA Widya Mandira Kupang), serta Rosaliana Intan Pitaloka (Duta Bahasa Jawa Tengah 2018) sebagai key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment