News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Blog dan Menulis E-Book, Sarana Tingkatkan Budaya Literasi Siswa

Blog dan Menulis E-Book, Sarana Tingkatkan Budaya Literasi Siswa



Karanganyar: Adaptasi pembelajaran dari kelas konvensional ke kelas online, menuntut siswa harus semakin cakap digital. Memperbanyak latihan dan menambah literasi digital pun tak bisa dihindari lagi. Hal itu akan mengubah kebiasaan baru siswa, dari lebih sering berlatih membaca secara konvensional yang manual menjadi mengklik link literasi digital yang membanjir dan beragam di jagat digital. Tentu, hal itu butuh banyak latihan dan sesering mungkin mengulang agar jadi kebiasaan yang positif.

Pegiat pendidikan Anggraini Hermana menuturkan, agar tidak bosan dan cepat jemu, sebaiknya siswa makin banyak menguasai aplikasi bagaimana menulis di blog atau e-book yang banyak tersedia. Berlatihlah menuliskan pengalaman perjalanan, hobi, atau kenali lingkungan dan apa yang didapat di kelas online dijadikan tulisan di blog pribadi atau e-book. 

Selain menantang, hal itu akan membuat siswa menyalurkan inspirasi dan kemampuan kritisnya secara positif dalam karya literasi. Satu hal yang, tanpa disadari, merangsang tumbuhnya minat dan bakat siswa yang sebelumnya belum terasah di ruang kelas konvensional. Ini tak lepas dari fakta, menjadi konten writer, youtuber, blogger adalah profesi legit di masa depan yang tentu menuntut siswa meningkatkan budaya literasinya. 

”Kalau sudah terbiasa menulis tugas dan materi pelajaran di blog dan e-book, maka saat dituntut kerja profesional siswa akan terbiasa dan mudah menjalani,” begitu kata Anggraini Hermana, saat tampil sebagai pembicara Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Karanganyar, 19 November 2021.

Mengusung tema ”Membangun Budaya Literasi Menuju Siswa Cakap Digital”, webinar yang diikuti 500-an peserta ini dibuka dengan keynote speech dari Presiden Joko Widodo, yang dilanjut pesan dari Gubernur Ganjar Pranowo dan Bupati Karanganyar Juliatmono. Dipandu moderator Ayu Perwari, hadir tiga pembicara lain: Imam Wicaksono, CEO Sempulur Craft yang juga pemerhati pendidikan; Dr. Dyah Sulistyowati, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, dan Farco Siswiyono Rahardjo, researcher dan pemred media online JalanDemokrasi.com. Ikut pula bergabung Nindy Gita, public speaker yang tampil sebagai key opinion leader.

Dari perspektif berbeda, Imam Wicaksono mengatakan, kecakapan memverifikasi link literasi sangat penting diasah buat siswa. Tentu, di sini butuh fasilitator guru untuk memilah dan memilihkan link literasi yang bijak. Tapi sungguh lebih mudah dicerna, lanjut Imam, kalau guru bukan hanya jago mengajari akses linknya. Tapi juga mampu dan jago memberi teladan menulis konten materi yang menarik dengan memadukan materi ajar literasi dengan foto dan media video yang interaktif. 

”Hal itu akan menginspirasi siswa untuk tertantang membuat karya-karya ilmiah atau edukatif yang tak kalah seru dengan gurunya. Kompetisi kompetensi antara siswa dan gurunya akan menciptakan kelas pembelajaran yang menantang, dan menjadikan pembelajaran yang tidak membuat siswa bosan tapi kangen belajar dan berkreasi di kelas digital,” tutur Imam.

Namun Dyah Sulistyowati mengingatkan, peran guru sebagai fasilitator siswa dalam mengembangkan kecakapan literasi untuk membangun budaya digital yang sehat dan aman jangan dibiarkan bebas tanpa batas. Kontrol dan pengawasan guru, juga orangtua, tetap penting. 

Saat siswa makin terampil mengakses berbagai situs dan link informasi, godaan sisi negatif ruang digital tetap mengancam setiap saat. Baik itu gim online, pornografi hingga beragam ajaran radikalisme dan intoleransi butuh peran guru untuk ikut membantu memilah dan menapis literasi yang bijak untuk diserap siswa. 

”Dan, itu menuntut guru dan orangtua lebih kompeten menguasai dinamika perubahan arus informasi di jagat digital. Jadi, berkompetisilah secara positif,” pesan Dyah Sulistyowati. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

1 comments: