News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jangan Abaikan Virus Ransomeware, Kriwikan Bisa Jadi Grojogan

Jangan Abaikan Virus Ransomeware, Kriwikan Bisa Jadi Grojogan



Semarang: Makin membesarnya populasi netizen Indonesia, yang mengacu data Hot Suite 2020 sudah tembus angka 202 juta, menuntut penggunanya untuk makin berhati-hati, waspada. Sebab, tak semua pengguna berburu hal positif dan inspiratif. Yang bermaksud jahat dan mengincar mangsa netizen yang ceroboh dan abai mengelola perangkat digitalnya, juga tak sedikit. 

No system is safe, tak ada sistem di ruang digital yang aman seratus persen. Baik perangkat keras maupun lunak, selalu ada celah keamanan yang bisa dikulik penjahat digital. ”Bisa jadi peluangnya muncul karena perangkatnya, tapi lebih banyak karena perilaku pemakai dalam memanfaatkan perangkatnya yang sering abai dan lalai, bahkan terkadang ceroboh saat mengoperasikannya,” kata Ragil Trihatmojo, blogger dan SEO specialist saat tampil menjadi pembicara dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kota Semarang, Jumat (9/11/2021).

Mengusung tema ”Menjadi Pengguna Internet yang Beradab”, webinar dibuka oleh Presiden Joko Widodo lewat keynote speech-nya, dilanjut pesan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dipandu moderator Nabilla Nadjib, selain Ragil Trihatmojo hadir tiga pembicara lain: Ahmad Uzair PhD, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; Dr. Dwi Harsono, dosen Administrasi Publik/IAPA UNY Yogyakarta; dan Dr. Denik Iswardani Witarti, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta. Ikut pula bergabung Rizki Harisnanda, news anchor, yang tampil sebagai key opinion leader.

Ragil menambahkan, salah satu permasalahan serius yang berawal dari kebiasaan kecil dalam berinteraksi di ruang digital adalah serangan ransomware. ”Virus ransomware ini bisa menyebabkan kita kehilangan semua data penting saat dia menyerang perangkat kita, baik itu perangkat keras maupun lunak. Sangat berbahaya, karena seluruh data di komputer atau data di smartphone bisa dirusak. Padahal semua berawal karena kita mudah baper, terkecoh rayuan maut yang menggiurkan dan nyaris kini tiap hari ditawarkan kepada kita. Kalau kita mudah baper pada rayuan, dan tergoda klik link, maka akan terjadi tragedi kriwikan jadi grojogan, hal kecil jadi masalah besar di esok hari,” cerita Ragil serius.

Masih menurut Ragil, paling sering ada kabar kalau kita menang undian ratusan juta dari suatu merek kondang. Atau, dapat bantuan pulsa internet dari pemerintah. Dan kini, yang lebih sering muncul dan berbahaya kalau diklik link-nya adalah lowongan kerja bersyarat. Ketiga jenis tipuan digital itu meminta kita memasukkan data pribadi, bahkan untuk lowongan kerja sangat rinci. 

Ragil berpesan untuk jangan baper dan jangan tergoda, karena jelas semua itu bentuk trik penipuan. Kalau tidak yakin tawaran kerjanya, polisi menyarankan cari info pembanding di link asli lembaga yang memberi lowongan. Kalau perlu, telepon langsung ke kontak perusahaan yang menawarkan untuk mengecek kebenaran informasinya. 

”Itu hal sepele tapi bisa mengantar kita masuk jebakan ransomeware yang berbahaya. Bahkan, data kita juga bisa di-phising untuk menjadi sarana kejahatan berikut yang mengancam rekening kita atau hal lain di dunia cyberbullying yang tak kita duga,” tutur Ragil.

Menyambung diskusi, Dwi Harsono mengatakan, membentengi diri dengan membiasakan berbagi informasi yang positif dan tak ceroboh jadi pendistribusi informasi hoaks membuat citra kita di ruang digital tetap beradab. Karena, jejak yang kita rawat di ruang digital menentukan masa depan kita. 

”Jangan sembrono sebar dan posting informasi yang belum akurat dan jelas kebenrannya. Juga, jangan posting apa pun saat emosi, karena akan mendahulukan mudharat saja. Pikir berulang sebelum posting. Jarimu kini mesti berdialog dengan otak dan hatimu sebelum sebarkan. Jangan abaikan, karena dampak dan risikonya nyata di jagat nyata, kalau sampai risiko hukum menjerat Anda karena ulah ceroboh jari yang emosi,” pungkas Dwi Harsono. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment