News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Bahaya-Bahaya Media Sosial bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Bahaya-Bahaya Media Sosial bagi Kesehatan Fisik dan Mental




Kota Tegal – Tema “Kenali Bahaya Di Dunia Digital: Jangan Asal Klik Di Internet” kembali dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (3/11/2021). Tema tersebut sejalan dengan imbauan Presiden RI Joko Widodo agar ruang digital dapat digunakan untuk hal-hal yang positif. Dan literasi digital dinilai menjadi kunci agar penggunaan teknologi dan pemanfaatan ruang digital dapat dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab. 
Diskusi virtual ini dipandu oleh Nadia Intan (Presenter) dan diisi oleh empat narasumber M. Nurkhoiron (Yayasan Desantara), Bambang Barata Aji (Ketua Yayasan Dalang Nawan Banyumas), Imam Buchori (Kabid Pai Kanwil Kemenag Jateng), Amin Nurbaedi (pendidik). Serta Safira Hasna (Wakil II Mbak Jateng 2019) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan tema diskusi dari sudut pandang empat pilar literasi digital: digital ethics, digital skill, digital culture, digital safety. 
M. Nurkhoiron menjelaskan bahwa penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi dari waktu ke waktu, terlebih ketika pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, penggunaan teknologi semakin meningkat karena desakan kondisi yang membatasi mobilitas sosial secara langsung. Akan tetapi jika melihat indeks literasi digital, Indonesia masih berada pada level sedang yang artinya butuh perbaikan dan peningkatan agar ruang digital dapat dimanfaatkan dengan lebih bijak dan positif. 
Digtalisasi memudahkan masyarakat dalam mencari informasi dan menambah ilmu pengetahuan karena keterbukaan informasi. Kemudahan berjejaring memberikan peluang dalam dunia bisnis dan membangun ekonomi digital. Namun dalam bermedia sosial ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. 
“Media sosial yang menjadi sarana baru bersosialisasi juga dalam satu waktu menciptakan pribadi yang antisosial. Kita mudah berjejaring di media sosial namun sifatnya hanya semu, karena pertemanan terbentuk karena tujuan khusus. Oleh sebab itu dalam menjalin pertemanan harus lebih selektif lagi, karena tidak semua orang memiliki tujuan yang baik,” ujar M. Nurkhoiron. 
Media digital juga secara tidak sadar mendorong pada perilaku konsumtif. Pada dasarnya media sosial dibentuk untuk tujuan menciptakan pasar, pengguna didekatkan dengan barang yang dikonsumsi yang paling disukai. Hal ini terjadi karena algoritma media sosial dipersonalisasikan berdasarkan aktivitas penggunanya. 
“Kemudahan akses media sosial rupanya juga bisa meningkatkan perpecahan sosial politik. Medsos sudah menjadi sarana komunikasi yang ditunggangi untuk memecah belah opini, khususnya pada musim politik. Pada kondisi ini masyarakat di ruang digital tak ubahnya rumput kering yang mudah terbakar,” lanjutnya. 
Media digital juga menjadi alat kejahatan lainnya, baik berupa penyebaran hoaks, peretasan, pencurian data pribadi, dan ancaman daring lainnya yang membahayakan kehidupan dunia digital. “Maka dari itu dalam bermedia sosial harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi atau menuliskan komentar. Berpikir dulu sebelum memutuskan untuk meng-klik.”
Amin Nurbaedi menambahkan bahwa transformasi teknologi menggeser kebudayaan masyarakat. Budaya digital sayangnya mampu menggeser nilai dan etika, mengikis jati diri bangsa, mempengaruhi pendangkalan iman, menjadi tergantung pada teknlogi yang berakibat pada tumpulnya fungsi otak. 
“Budaya digital membuat orang cenderung menginginkan hal yang praktis sehingga meniadakan nilai-nilai luhur yang seharusnya dipegang,” ujar Amin Nurbaedi. 
Sebagai warga Indonesia budaya digital harus berlandaskan pada karakter nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Yaitu mampu menginternalisasikan nilai toleransi, kesetaraan, harmoni, demokrasi, dan kekeluargan ketika bermasyarakat di dunia digital. 
“Bagaimana adat istiadat daerah menjadi filter dan bersikap profesional di ruang digital. Itulah sebabnya kita tidak boleh asal klik tautan dan menelan mentah informasi, karena di dunia digital banyak sekali konten sampah yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” pesannya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment