News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pengguna Internet perlu Tahu, Ini Dampak Rendahnya Literasi Digital

Pengguna Internet perlu Tahu, Ini Dampak Rendahnya Literasi Digital




Jepara - Berdasarkan data survei indeks literasi digital nasional pada 2020 lalu di 34 provinsi di Indonesia, akses terhadap internet ditemukan kian cepat, terjangkau dan tersebar hingga ke pelosok. Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada level sedang. 

Hal tersebut dikatakan oleh Redaktur Betanews.id, Ahmad Muhlisin dalam dalam webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/10/2021).

Muhlisin mengatakan kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan piranti lunak menimbulkan penggunaan media digital yang tidak optimal. Selain itu juga, lemahnya budaya digital bisa memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga. 

Dampak lainnya, dengan rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif. “Rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran data pribadi maupun penipuan digital,” kata dia. 

Muhlisin mengatakan gaya hidup baru di internet membuat banyak masyarakat menghabiskan waktunya di media sosial. Apalagi adanya media sosial, yang kemudian menjadikan pola-pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran, baik budaya, etika dan norma sosial. 

“Dampak buruknya, kebebasan personal dalam menyampaikan ide, kritik, saran dan bahkan hujatan sering dijumpai di berbagai media sosial yang digunakan pengguna internet,” ujarnya. 

Masyarakat dalam menggunakan ruang digital juga perlu tahu mengenai apa itu jejak digital. “Jejak digital bisa digunakan orang lain untuk menyerang kita, bisa menjadi bukti kejahatan di masa lalu dan bisa seketika menghancurkan reputasi,” ucapnya. 

Untuk itu, lanjut dia, penting untuk menjadi penguna internet yang baik. Salah satunya yakni dengan memilih informasi yang akan disebar apakah berdampak baik atau tidak.

“Menjadi pengguna internet, jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang berbedar. Tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, pasport atau KTP, password dan alamat rumah,” ujarnya. 

Narasumber lainnya, Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia, Rizqika Alya Anwar mengatakan ada beberapa karakteristik digital society, seperti cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat atau tidak suka diatur, dikarenakan tersedia beberapa opsi. 

Kemudian, senang mengeksplorasikan diri, khususnya melalui platform media sosial. Lalu, terbiasa untuk belajar bukan dari instruksi melainkan dengan mencari. “Masyarakat digital lebih senang untuk mencari sendiri konten atau informasi yang diinginkan,” katanya.  

Karakteristik selanjutnya yakni berinteraksi di media sosial, berbagi dan melakukan aktivitas kesenangan bersama. 

Menurutnya, perlu adanya kemampuan kecakapan digital untuk menjadi pengguna internet yang baik. Kecakapan digital itu yakni kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital. 

Alya mengatakan dengan kemampuan tersebut maka nilai utama dunia digital bisa dicapai, yakni kreativitas untuk menjelajahi berbagai sudut pandang dan potensi media digital. Kemudian mampu melakukan kolaborasi di media digital untuk mengasah kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi. 

“Pengguna juga bisa berpikir kritis dalam bermedia dan memanfaatkan media digital untuk kegiatan positif,” ucapnya.  

Dipandu moderator Dannys Citra, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Dewi Bunga (dosen UHN IGB Sugriwa Denpasar), Fakhry H Wicaksana (Retail Banking Digital Transformation), dan Entertainer, CEO CV Nirwasita Hutama, Cyntia Ardila YM, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment