News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Cara Menciptakan Budaya Membaca di Era Teknologi, Simak Ini

Cara Menciptakan Budaya Membaca di Era Teknologi, Simak Ini




Klaten - Data dari Unesco pada 2019 lalu menyebut level literasi baca Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara di dunia. Sedangkan level literasi digital Indonesia di peringkat 56 dari 63 negara dari data Global World Digital Competitiveness Index, pada 2020. 

Hal tersebut dikatakan oleh Pekerja & Pengembang Media Seni, Tommy Widiyatno dalam webinar literasi digital dengan tema “Tingkatkan Budaya Membaca Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (22/10/2021).

Tommy mengatakan integrasi teknologi digital ke dalam semua area aktivitas yang menghasilkan perubahan mendasar dalam cara operasi dan memberikan nilai tambah pada stakeholder. 

Adapun akselerasi literasi meliputi pemahaman paradigma literasi tidak hanya membaca dan bahan bacaan bukan hanya manual, melainkan juga digital. “Selain itu juga berupa keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan berbentuk cetak, visual, digtal dan auditori diperkuat,” kata dia. 

Kemudian juga pemenuhan akses internet di semua wilayah, implementasi konsep literasi di semua lembaga pendidikan seperti literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi dan literasi visual serta didukung gerakan literasi dalam keluarga dan nasional. 

Selanjutnya yakni menambah rasa cinta pada ilmu pengetahuan, kebenaran dan fakta. “Masyarakat juga harus mengubah gaya hidupnya yang berawal dari budaya lisan, menjadi budaya membaca,” tuturnya. 

Menurut Tommy untuk menumbuhkan budaya membaca itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ia menyebut dalam menumbuhkan kebiasaan ini, harus dilakukan dengan perasaan yang senang. 

Tommy menyebut untuk menciptakan suasana yang menyenangkan tersebut di antaranya dengan meluruskan niat dan motivasi, membuat kelompok belajar kecil antara 3 sampai 5 orang, jika diperlukan. 

Kemudian membuat kesepakatan untuk berproses disiplin, saling menghargai, dan konsisten. Lalu  meminta rekomendasi atau list buku atau bacaan yang menarik. “Selalu sisihkan waktu khusus dan durasi membaca,” katanya. 

Selanjutnya adalah menyediakan tempat yang nyaman, memilih tema bacaan yang diminati, membuat ringkasan atau poin penting isi buku. Di samping itu juga bisa dengan mendiskusikan isi bacaan dengan kelompok atau teman.  

“Sediakan camilan yang sehat juga untuk teman membaca. Menjauhkan benda yang berpotensi mengganggu fokus, pastikan ruangan yang punya pencahayaan maksimal dan manfaatkan waktu menunggu untuk membaca serta juga saat sebelum tidur,” ujarnya. 

Narasumber lainnya, Content Writer Kaliopak.com, Luqman Hakim mengatakan sebagai pengguna digital, harus mempunyai sifat kritis di era digital disrupsi informasi ini. Namun seringkali lupa memilah antara informasi yang seharusnya diketahui dengan apa yang tidak harus ketahui. “Di sinilah pentingnya berpikir kritis dan skala prioritas,” katanya.  

Ia mengatakan, teknologi berkembang terus-menerus, sehingga masyarakat dituntut bisa cepat beradaptasi dengan perubahan. “Dalam proses adaptasi itu kita harus sadar bahwa teknologi hanya sebatas alat dan manusia adalah tuannya. Kendalikan teknologi sesuai kebutuhan kita dan jadikan warganet yang cakap digital,” ucapnya. 

Dipandu moderator Subki Abdul, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Muhammad Thobroni (Dosen Universitas Borneo), Mohammad Adnan (CEO Viewture Creative Solution), dan Duta Bahasa Provinsi Jawa Tengah 2018, Rosaliana Intan Pitaloka, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment