News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pahami Kejahatan Siber dan Ancaman Digital di Media Sosial

Pahami Kejahatan Siber dan Ancaman Digital di Media Sosial




Cilacap – Informasi kini sudah menjadi komoditas yang sangat penting. Sehingga perlu adanya upaya perlindungan keamanan dari ancaman oleh pihak yang berniat jahat maupun pihak yang tidak semestinya atau berhak menerima informasi tersebut. Masalah keamanan menjadi aspek penting dari sebuah manajemen sistem informasi.

”Ancaman siber sangat cepat dalam berevolusi karena jaringan berkembang dengan pesat baik dalam kecepatan maupun aplikasi yang melaluinya,” ujar Yunadi Ramlan saat menjadi pembicara webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021).

Dalam diskusi virtual bertema ”Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital untuk Siswa”, pengamat sejarah dan budaya itu membeberkan bentuk dan jenis ancaman kejahatan siber yang paling banyak ditemui di internet atau ruang digital. Mulai dari ancaman pencurian data (cyber espionage), perusakan jaringan (cyber warfare), kejahatan dunia maya (cyber crime), bahkan terorisme.

Yunadi mengatakan, istilah kejahatan dunia maya digunakan untuk menggambarkan suatu kegiatan yang melanggar hukum dimana komputer atau perangkat komputasi seperti smartphone, tablet, PDA, yang berdiri sendiri atau bagian dari jaringan digunakan sebagai alat dan sasaran kriminal.

Agar aman dalam beraktivitas menggunakan jaringan internet, lanjut Yunadi, setidaknya ada lima dasar untuk mengantipasinya. Di antaranya, browsing aman (safe browsing), selalu menghapus cache browser, mengamankan jaringan (wireless security), mengamankan email dan media sosial, dan keamanan perangkat yang digunakan (smartphone security).

Menurut Yunadi, ponsel cerdas biasanya mendukung berbagai fungsi seperti penjelajahan web, email, suara, dan pesan instan melalui internet, menangkap, menyimpan, dan mentransmisikan audio, video, dan foto,
mengaktifkan jejaring sosial, permainan multi-pengguna, perbankan, dan banyak aktivitas lainnya. 

Namun, banyak dari alat dan fitur ini memperkenalkan masalah keamanan baru, atau meningkatkan risiko yang ada. Misalnya, beberapa ponsel cerdas memiliki fungsionalitas geo-lokasi (GPS) bawaan, yang berarti mereka dapat memberikan lokasi akurat Anda ke operator
jaringan seluler Anda secara default, dan ke banyak aplikasi yang Anda gunakan di ponsel Anda seperti jejaring sosial, pemetaan, browsing dan aplikasi lainnya. 

”Ingat, fungsionalitas GPS tidak hanya meningkatkan ketepatan informasi lokasi Anda, tetapi juga meningkatkan jumlah tempat di mana informasi ini mungkin didistribusikan. Demi keamanan, jangan terlalu sering berbagi lokasi terlalu lama, karena bisa menjadi pintu masuk kejahatan,” jelas Yunadi Ramlan di depan 250-an partisipan webinar.

Berikutnya, Co-Founder Akademia Virtual Media Muawwin menyatakan, dampak digitalisasi telah merubah gaya hidup, skema produksi barang dan jasa, empati semakin luas, bahkan mempermudah serta mempercepat aktivitas pekerjaan yang sebelumnya dianggap sulit.

Namun, kata penulis sejumlah buku itu, digitalisasi juga membawa sejumlah tantangan sebagai risikonya. Contohnya risiko yang dihadapi dalam media sosial. Sebagai produk digitalisasi garda terdepan dalam komunikasi model baru, media sosial telah berkembang menjadi kanal penyempaian pesan dan menyerap informasi yang banyak digunakan masyarakat modern.

”Media sosial berperan dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku publik, mempengaruhi pengambilan keputusan institusi atau kelompok masyarakat, membentuk opini publik, namun juga menyajikan fakta yang bercampur dengan kebohongan (hoaks),” ujar Muawwin.

Meski begitu, Muawwin memberikan tips untuk mengenali sekaligus menangkis konten hoaks yang banyak tersebar di media sosial. ”Waspada dengan artikel berjudul provokatif dan memaksa, cek beritanya di media arus utama, cek keaslian foto, ikuti grup anti hoaks, dan laporkan hoaks ke aduankonten.id,” pungkasnya.

Dipandu moderator seorang presenter Yade Hanifa, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Akhmad Taukhid (Kepala MAN 3 Cilacap), Eddie Siregar (Penggiat 4 Pilar Kebangsaan), dan Kevin Benedict (Putra Dirgantara 2018) selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment