News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Meski Dipaksa, Digital Migrant dan Digital Native Mesti Bersinergi

Meski Dipaksa, Digital Migrant dan Digital Native Mesti Bersinergi



Boyolali; Semula, transformasi digital untuk proses pembelajaran di sekolah sejatinya baru sebatas konsep dan wacana. Tapi hadirnya pandemi covid memaksanya tereksekusi lebih cepat. Pembelajaran di kelas tatap muka konvensional dipaksa migrasi ke kelas online yang umumnya berbasis jaringan online dengan smartphone. Dan, dipindahlah kelas di sekolah ke dalam genggaman tangan para siswa di rumah.

Murniandhani Ayusari, content writer dari jaring pasar nusantara.id mengatakan, realitas di atas menciptakan dua kutub berbeda berkaitan dengan kondisi untuk bersinergi, mengkolaborasi peran masing-masing agar pelaksanaan belajar secara online di rumah bisa efektif. Menurut Murniandhani, orangtua siswa sejujurnya dalam posisi digital migrant, pihak yang sedang belajar online, khususnya dalam menguasai berbagai aplikasi. Belajar buat anaknya di rumah. 

”Tergagap pasti, tapi ortu sebagai digital migrant mesti terus belajar dan menambah wawasan agar bisa menjadi teman diskusi dan memandu anaknya menemukan mater. Tidak malah dikerjai anaknya yang lebih jago dan kini sudah dalam posisi digital native, cakap digital. Jago mengoperasikan dan lebih paham dalam mengakses beragam aplikasi modern belajar di ruang digital,” urai Murni saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Boyolali, Jumat, 22 Oktober 2021.

Mengusung tema ”Literasi Digital untuk Meningkatkan Kapasitas Tenaga Didik dan Peserta Didik di Era Digital”, Murni tentu tidak tampil sendiri. Ada tiga pembicara lain: Mujiantoks, founder Artsoft Teknologie; Anang Masduki PhD, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Achmad Dahlan Yogyakarta; dan Ahmad Syaifulloh, Wakil Ketua Bidang Akademik STAIM Khozinatul Ulum Blora. 

Dipandu moderator Rara Tanjung, webinar dibuka dengan keynote speech dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, serta Raynaldi, seorang entertainer, content creator dan entrepreneur, yang tampil sebagai key opinion leader. Webinar diikuti ratusan peserta dari berbagai kawasan di Boyolali. 

Kini, dengan kecanggihan dunia digital, menurut Anang Masduki, pembicara berikut, baik orangtua, siswa maupun guru makin mudah meningkatkan kompetensinya. Menambah kecakapan digital dengan men-download beragam aplikasi baru di dunia maya. Kerja kolaborasi merupakan suatu keharusan agar hasil pendidikan yang diinginkan di era digital bias terenuhi. Karena, di era pembelajaran online, guru tidak lagi jadi sumber satu-satunya bagi siswa dalam menguasai suatu ilmu pengetahuan. 

”Beragam kecakapan ditawarkan lebih luas di jutaan konten pendidikan yang bertabur di ruang digital. Memang, butuh kecakapan baru untuk bisa memilah dan memilih, agar informasi tetap efektif sesuai kebutuhan pembelajaran siswa. Tidak overdosis dan salah pilih konten,” pesan Anang.

Tapi, jangan lupa, selain memaksimalkan kemampuan dalam kompetensi ilmu pengetahuan sesuai materi pelajaran, siswa juga dilatih bertanggung jawab atas semua interaksi, baik di ruang digital maupun dunia nyata. 

”Kalau berbuat salah mesti minta maaf, dan menghargai hak cipta orang lain. Kalau dalam belajar dan membuat laporan menggunakan hasil karya orang, mesti mencantumkan sumber literasi. Karakter jujur dan bertanggung jawab serta santun akan menjadi jatidiri anak yang dijaga dan dipertahankan saat berkarier di dunia nyata,” pungkas Anang. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment