News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tetap Kritis dan Bijak, Trik Cegah Penipuan di Ruang Digital

Tetap Kritis dan Bijak, Trik Cegah Penipuan di Ruang Digital



Demak: Kejadian ini sering berulang: nomor WA kita diduplikasi foto profilnya, kadang juga di-pishing, membuat hacker makin kreatif mengakalinya. Selanjutnya, jelilah kita menghadapi ujian penipuan. Saat si penipu mengontak kita dengan memakai foto profil saudara, ”Haloo kamu di mana…’ ’Oh, Om Parmadi, ada apa?’ ’Kalau bisa dibantu, aku butuh biaya, tantemu masuk rumah sakit, butuh tambahan buat biaya operasi 3 juta, besok tak ganti,” selalu begitu redaksi rayuan penipu.

Di sini kita mesti kritis. Tanyakan lokasi untuk checking akurasi penipu. Misal, ’Om Parmadi masih di mana?’ Aku di rumah Purworejo… Nah, jebakan berhasil. Karena Parmadi yang asli, pemilik nomor WA yang sebenarnya, rumahnya Magelang. Kita pun bisa mengerjai penipu. Jadi, tetaplah kritis di saat krisis, agar tak terjebak modus penipu. 

Itulah cerita dan trik menarik yang dibagikan Traheka Erdyas Bimanatya, dosen Fakultas Ekonomi Bisnis UGM, saat tampil menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital, yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Demak, 22 Oktober 2021.

Trik itu juga mesti tetap diikuti kewaspadaan kita saat berinteraksi di ruang digital. Jangan gampang sharing data pribadi di ruang digital. Kata Traheka, siswa sekolah sering dirayu, ada jatah pulsa besar dari Kemdikbud. Tapi mesti klik link bodong dan di sana data pribadi diubah seolah ada form data yang mesti diisi online sebagai syarat terima bantuan pulsa atau bansos pendidikan. 

”Hati-hati, jebakan seperti itu mesti makin kita sosialisasikan. Peran guru dan orangtua harus bisa lebih membuat siswa kritis menghadapi jebakan penipu yang makin kreatif. Dengan sikap kritis, mestinya bisa diatasi,” ujar Traheka. 

Mengupas topik ”Literasi Digital bagi Guru dan Siswa”, webinar yang diikuti 300-an peserta itu dibuka dengan keynote speech Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Demak Hj. Estianah. Webinar dipandu moderator Amel Sannie, didampingi produser Rans Entertainment Rafly Arbera yang tampil sebagai key opinion leader. Selain Traheka, hadir tiga pembicara lain: Muh Mustafid, Sekretaris Nur Iman Foundation, Sleman; Ahmad Ghozi, social worker - fasilitator kesejahteraan keluarga; dan Sunoto, Kepala Dinas II Wilayah Jateng Kemdikbud.

Ahmad Ghozi, pembicara lain, menamsilkan hubungan internet dan dunia pendidikan saat ini sangat intim. Ibarat sepasang kekasih yang saling ingin mengerti dan saling mempengaruhi. Memang, transformasi digital melahirkan keberlimpahan materi informasi dan informasi digital di ruang kelas digital. ”Siswa mesti makin dibuat cakap digital agar bisa makin bijak memilah dan memilih. Guru betul-betul jadi garda depan saat anak di kelas mengakses internetnya. Jangan dilepas. Mandiri bagus, tapi tetap saat memilih konten dan materi guru mesti memfasilitasi,” ujar Ahmad Ghozy.

Justru sekarang, saat guru tidak lagi menjadi sumber literasi konvensional bagi siswa dalam mencari ilmu, maka guru juga mesti makin menambah wawasan dengan bersinergi dengan siswa. Juga, selalu berkomunikasi dengan orangtua agar sama-sama berkolaborasi saat mendampingi siswa memburu literasi di luar kelas secara mandiri. 

”Dunia digital memang borderless. Etika negara dan generasi berbeda dalam memahami tata krama digital. Tapi selama guru dan orangtua tampil memfasilitasi dan memilah-milihkan konten yang positif dan manfaat buat siswa, dampak negatif informasi dunia digital bisa dicegah. Siswa diminimalisir risiko terpaparnya. Dengan begitu, kelas yang nyaman dan asyik buat belajar tetap terjaga,” ujar Ahmad Ghozi, memungkas diskusi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment