News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menguatkan Literasi Digital Untuk Menjawab Tantangan Masa Depan

Menguatkan Literasi Digital Untuk Menjawab Tantangan Masa Depan




BANYUMAS : Pendidikan bermutu akan membawa kemajuan bagi bangsa dan negara baik dalam konteks nasional maupun konteks internasional. 
Pendidikan yang bermutu sekaligus mempengaruhi arah pembangunan bangsa karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan itu.

“Pentingnya pendidikan bermutu untuk generasi anak digital menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Perkembangan zaman digital sudah tidak dapat ditolak lantaran persaingan antara individu dalam penguasaan perkembangan teknologi menjadi kebutuhan zaman masa depan,” kata direktur LBH Gerakan Kebangsaan Chrisman Damanik saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Damanik menuturkan membekali anak dengan berbagai kecakapan digital mesti disertai dengan pembekalan unsur lainnya untuk menguatkan literasinya.
 
“Ada etika, budaya, dan ketrampilan digital yang mesti disertakan dalam kecakapan digital itu agar pengetahuannya bermanfaat,” kata dia.
Menurutnya literasi digital harus digenjot tak hanya dari lingkungan sekolah, tapi juga keluarga. Sebab nasib bangsa kedepan tergantung pada generasi muda saat ini. 

“Zaman terus berganti, masa terus berlalu, setiap orang ada masanya, nasib bangsa ini kedepannya akan ditentukan oleh anak zaman kini. Oleh karena itu kemampuan dan mutu pendidikan harus mampu menjawab tantangan zaman dan menganalisa masa yang akan datang,” kata dia.

Narasumber lain webinar itu, Staf Pengajar Universitas Wijayakusuma Oti Kusumaningsih menuturkan etika di internet sama juga dengan yang berlaku di dunia nyata. 
Sebagai bangsa yang memiliki etika dan sopan santun, Indonesia dituntut tidak hanya sopan saat face-to-face saja. Tapi juga saat berada di dunia digital. “Termasuk dalam penggunaan simbol bahasa, tulis, maupun lisan,” kata dia.

Perbedaan budaya di internet dengan offline hanya ada pada potensi kejahatannya. Untuk menghindari penipuan dan tindak kejahatan di internet, setiap pengguna perlu berhati-hati dengan akun yang tidak dikenal.

“Karena itu internet seseorang bisa menjadi siapa saja, anonimitas merupakan hal yang harus diwaspadai di ruang digital, waspada jangan ikut menyebarkan hoaks atau penyebaran berita palsu serta ujaran kebencian. Hal ini akan diberi sanksi yang telah diatur dalam undang-undang informasi dan transaksi elektronik,” kata Oti.

Menerapkan budaya digital yang baik, kata Oti, bisa dilakukan dengan hanya membagikan informasi penting dan bermanfaat saja. Warga digital perlu membiasakan diri tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. “Selalu cek kembali informasi apapun yang beredar di internet,” katanya. 

Oti menambahkan, pengguna digital perlu mengendalikan emosi. Ini merupakan bagian etika komunikasi digital. Karena menyangkut tentang bagaimana agar kita tak mudah terpancing oleh hal-hal yang memancing amarah. 

“Memberikan sebuah respon dengan berapi-api adalah contoh yang kurang etis saat kita terlibat di dalam komunikasi digital, mungkin karena kita berpikir bahwa subjek yang dihadapi belum tentu bertemu langsung,” katanya.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber penulis konten Jaring Pasar Nusantara Murniandhany Ayusari, penulis dan budayawan Muhammad Jadul Maula, serta dimoderatori Oony Wahyudi juga Shafa Lubis selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment