News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kiat Cerdas dan Jeli Berdigital, Tahan Sabar Sebelum Sebar

Kiat Cerdas dan Jeli Berdigital, Tahan Sabar Sebelum Sebar



Banjarnegara: Perkembangan dan pertumbuhan terhadap kebutuhan akses internet makin tak terbendung. Merujuk data Hootsuite sampai September 2021, dalam sedetik saja di dunia ada 155 ribu pengguna baru akses internet, dan kini sudah ada 4,2 miliar warga dunia yang terhubung dengan internet di mana 202 juta di antaranya ada di Indonesia.

Hal itu dikutip oleh Tomy Widyatno Taslim, penggiat dan pekerja seni yang juga pelaku digital marketing, saat tampil sebagai pembicara webinar literasi digital: Indonesia Makin Cakap Digital untuk warga Kabupaten Banjarnegara, 27 September 2021.  

Masih merujuk data tersebut, sebanyak 170 juta di antaranya setiap hari menghabiskan 3,5 jam bermedsos untuk beragam keperluan. ”Yang perlu dikembangkan terus adalah memaksimalkan potensi positif dan peluangnya untuk berburu rezeki serta mengendalikan konten negatif dan menyetop hoaks agar tak makin tersebar,” pesan Tomy.

Salah satu peluang besar di dunia digital yang mesti digarap lebih serius adalah potensi e-commerce Indonesia yang dalam proyeksi Kementerian Perdagangan RI sampai September 2021 omzetnya bisa tembus Rp 774 trilyun. ”Namun, Kementerian Perdagangan masih prihatin karena nilai omzet sebesar itu hampir 90 persen didapat oleh produk impor yang dilapak di berbagai e-commerce kita, baik dari Tokopedia, BukaLapak, Lazada dan Shope. Hanya kurang dari 10 persen yang menjual produk lokal,” kata Tommy.  

Karena itu, lanjutnya, ”Target Kementerian Perdagangan untuk secepatnya meningkatkan potensi UMKM dan pelaku usaha Indonesia untuk bisa membanjiri pasar e-commerce sampai 80 persen adalah suatu kerja besar dan kolaboratif yang mesti digarap makin serius, melibatkan semua elemen masyarakat dengan start satu modal awal: meningkatkan kecakapan digitalnya,” pesan Tomy .

Tomy sangat antusias membahas topik webinar yang diikuti 300-an peserta yang mengikuti secara daring dari rumah, tempat usaha dan kantor mereka di seputaran Banjarnegara dengan serius tapi santai. Dipandu oleh moderator Rara Tanjung, tampil pula pembicara lain: DR Rd. Ahmad Buchori, dosen Universitas Padjadjaran Bandung, yang juga penggiat Indonesian Assosiations of Public Administrasion (IAPA); Krisno Wibowo, pemred media online kabarkampus.com; Choirul Fadjri, kepala biro kemahasiswaan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, serta Ade Wahyu, journalist dan content creator yang tampil sebagai key opinion leader.

Selain menangkap peluang e-commerce, ribuan pekerjaan baru di era digital juga menarik ditekuni, dari web developer, digital marketer hingga paling favorit adalah menjadi youtuber. Bicara Youtuber, kata Choirul, nama Atta Halilintar kini jadi role model para remaja Indonesia, lantaran berjuta remaja bercita-cita pengin jadi seperti Atta, Youtuber yang miliarder. 

Tapi sebenarnya, dalam konteks konten yang diproduksi Atta, Choirul mengaku prihatin dan kecewa, karena demi subscriber apa yang diproduksi Atta kini makin kurang inspiratif buat generasi bangsa. Itu karena Atta membanjiri dengan produksi konten prank dan banyak konten yang ia anggap ”meracuni” dan sangat tidak baik kalau ditiru anak-anak dan followernya dalam dunia nyata. 

”Ini yang mestinya bisa bijak diserap oleh follower, agar konten Atta jangan jadi patokan dalam berperilaku sosial di dunia nyata. Kalaupun ditiru, tiru spirit kerja kerasnya dan optimisme di era digital. Tapi kalian buatlah konten inspiratif yang mendidik dan bermanfaat. Pamer kekayaan, makan mewah, meski diniatkan menginspirasi tapi justru membuat penonton yang dari kelas tak mampu makin kurang bersyukur dengan realitas hidupnya yang miskin. Apalagi digempur dengan ujian pandemi saat ini,” papar Choirul Fadjri, dengan nada prihatin.

Serap dengan bijak segala informasi yang membanjiri dunia maya dengan mencerna dan mengajak diskusi kolega atau mericeknya di banyak aplikasi cek fakta yang tersedia di beragam media mainstream, Mafindo atau Google. 

”Jangan mudah percaya informasi dan gampang menyebarnya. Kalau dapat informasi, sabar sebelum sebar, tenang dan jangan terburu, agar jarimu tak terus menjadi harimaumu. Karena kalau kemudian salah, postingmu bias jadi masalah di kemudian hari. Sesalmu tiada berguna,” pungkas Krisno Wibowo. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment