News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jaga Jejak Digitalmu, Agar yang Membenci dan Menyukaimu Tetap Menghormatimu

Jaga Jejak Digitalmu, Agar yang Membenci dan Menyukaimu Tetap Menghormatimu



Pemalang: Kemajuan transformasi digital dewasa ini telah membuat hampir semua remaja kita terhubung dengan media sosial. Tak dimungkiri, saat jam belajar mereka tetap mengintip beranda medsos yang terkadang berisi pesan dan konten yang bernuansa tak senonoh. Atau, komentar keras dan tak santun yang di masa tumbuh kembangnya akan berpeluang mempengaruhi perilaku sosial, budaya, dan akhlaknya. 

”Dalam mendidik anak di era digital, sudah tak mungkin ortu mesti menonaktifkan medsos anak untuk menghindari anak dari ancaman beragam risiko terpapar dampak negatif di ruang digital,” kata Kepala MAN 1 Pemalang H. Imam Shofwan. Yang lebih tepat, lanjutnya, adalah menemani anak dan membimbing agar anak bisa bijak dan cerdas dalam memilih konten dan informasi yang diaksesnya di medsos. Juga, bagaimana menjaga kesantunan dan etika saat berinteraksi di medsos. 

”Penting, jangan mudah emosi kalau ada teman atau orang menanggapi komen atau konten anak kita di medsos. Sampaikan ke anak agar selalu menjaga jejak digital. Menjaga reputasi itu penting, baik di ruang digital maupun nyata, karena dengan begitu orang yang menyukai atau membenci tetap menghormati kita,” ujar Imam Shofwan, saat berbicara dalam webinar literasi digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Pemalang, Jateng, 22 Oktober 2021.

Lebih jauh Imam menyitir pesan sahabat Rasulullah, Ali bin Abu Thalib r.a., ”Tak perlu kau jelaskan tentang dirimu pada siapa pun, karena mereka yang menyukaimu tak membutuhkannya dan mereka yang membencimu tak mempercayainya.” Dari pesan itu jelas, lebih penting menjaga perilaku dan perbuatan positif yang manfaat agar dinilai banyak orang baik di ruang digital dan dunia nyata kita menjadi pribadi yang menarik dan tak perlu dihindari. 

”Sebisa mungkin, kita berkolaborasi dengan banyak orang untuk memberi manfaat lebih banyak orang. Menjadi pribadi yang problem solver, jangan malah jadi sosok trouble maker,” pesan Iman Shofwan.

Webinar bertopik ”Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu” dibuka dengan keynote speech Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, diikuti 350-an peserta secara daring dari seputar Kabupaten Pemalang. Dipandu oleh moderator Anneke Liu, yang ditemani key opinion leader seorang beauty anthusiast Ananda Octora, juga tampil tiga pembicara lain. Mereka adalah Dr. Cokorda Isti Dian Laksmi Dewi, dosen Universitas I Gusti Ngurah Rai dan penggiat IAPA; Ari Ujianto, penggiat komunitas; dan Sumedi, praktisi web development.

Untuk lebih memaksimalkan proses belajar yang kini mulai mengarah ke blended learning, sebagian masih online dan sebagian kecil mulai kembali tatap muka, Cokorda Dian Laksmi punya saran buat orangtua. Bagusnya, dibuat jadwal rinci kapan anak belajar, istirahat, dan tetap melakukan aktivitas sosialnya. Ajak diskusi anak tanpa gangguan televisi dan ponsel, soal ancaman dan bahaya yang mungkin timbul di ruang digital. Juga, pentingnya jaga jejak digital, tetap beretika, dan pastikan anak saat interaksi selalu santun, sopan dan menghormati orangtua, terlebih gurunya. 

”Kepribadian ini penting dibangun sejak dini, baik di dunia maya atau nyata, dan selalu jalin komunikasi aktif dengan guru di luar jam online pelajaran. Kolaborasi guru dan orangtua dalam menciptakan kenyamanan belajar online di rumah menjadi garda depan dalam menciptakan sukses belajar optimal di masa pandemi. Ruang digital hanya sarana, perhatian dan dukungan ortu dan fasilitator guru menjadi penentu akhirnya,” papar Cokorda, mewanti-wanti. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment