News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Hari Ini, Pemkot Yogyakarta Mulai Jalankan One Gate System Bus Wisata

Hari Ini, Pemkot Yogyakarta Mulai Jalankan One Gate System Bus Wisata


Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi (ist)

WARTAJOGJA.ID : Pemerintah Kota Yogyakarta mulai Sabtu 23 Oktober 2021 ini memulai ujicoba penerapan sistem satu pintu atau one gate system untuk bus- bus pariwisata yang masuk wilayah itu.

Kebijakan yang berlaku setiap hari Sabtu dan Minggu itu mewajibkan setiap bus pariwisata yang akan menurunkan penumpang di Kota Yogyakarta, masuk dulu ke Terminal Induk Giwangan untuk pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan khususnya bukti vaksinasi Covid-19.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan bus- bus pariwisata yang memenuhi ketentuan one gate system akan mendapatkan stiker penanda untuk mengakses ke tempat khusus parkir (TKP) di Kota Yogyakarta.

One gate system, kata Heroe, untuk memastikan seluruh wisatawan memenuhi ketentuan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM sektor wisaya yang salah satunya mensyaratkan wajib vaksin. 

"Inti dari one gate system untuk mengamankan warga, wisatawan dan seluruh pelaku industri di Yogyakarta dari Covid-19,” kata Heroe Jumat 22 Oktober.

Sejumlah pelaku usaha wisata mendukung kebijakan itu.

“Memang, mungkin proses one gate system ini akan memakan waktu lebih panjang kunjungan wisatawan dari biasanya. Tapi ini untuk keamanan dan kesehatan bersama di era Yogya wajar anyar seperti ini,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono.

Hanya saja, ujar Deddy, meskipun mendukung kebijakan ini untuk makin menekan kasus penularan, pihaknya tak mau jika sektor pariwisata menjadi kambing hitam apabila terjadi lonjakan kasus. 

"Dari PHRI sudah melakukan verifikasi protokol kesehatan, mengurus sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability), vaksinasi, Peduli Lindungi dan mendukung kebijakan pemerintah, jangan lagi sektor wisata jadi kambing hitam jika terjadi kenaikan kasus," kata dia.

Deddy menilai, one gate system ini didukung sebagai ikhtiar agar saat wisatawan melancong ke Yogya ataupun saat pulang ke daerah asalnya tetap dalam kondisi sehat. 

"Kebijakan ini bisa menjadi semacam branding wisata aman, sehat dan nyaman bagi Yogyakarta," kata Deddy.

Dari hampir 300 anggota PHRI DIY sendiri, sebanyak 90 persennya sudah mengantongi sertifikasi CHSE dan 60 persennya mendapatkan QR Code Peduli Lindungi. 

"Pemerintah juga perlu terus melakukan pemantauan dan edukasi pelaku-pelaku usaha yang masih belum taat ketentuan, sehingga potensi penularan kasus benar benar bisa ditekan," kata dia.

Deddy mengatakan kebijakan one gate system ini menjadi pola baru sektor wisata di Yogya yang harus dijalankan denhan komitmen bersama.

"Supaya wisatawan yang datang benar benar dalam kondisi sehat, dan yang dikunjungi juga sehat. Kunci pariwisata di era pendemi adalah aman, sehat dan nyaman,” ujarnya.

Adapun Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) DIY Hary Satyawan mengatakan dengan one gate system akan memperpanjang alur para wisatawan ke Yogyakarta. 

Tapi aturan itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan menjaga keberlanjutan usaha pariwisata tetap bisa berjalan di masa pandemi.  

“Para pelaku industri pariwisata dan wisatawan perlu memahami hal ini demi mempertahankan situasi Yogya tetap kondusif dari potensi lonjakan kasus," kata dia.

Dia menyatakan akan melakukan sosialisasi terkait aturan onet gate system kepada anggota asosiasi biro perjalanan atau ASITA lintas daerah dan biro perjalanan wisata di luar Yogyakarta melalui surat elektronik.

"Kami hanya berharap pemerintah terutama dinas perhubungan juga bergerak menyiapkan semua sarana dan personel agar pelaksanaan one gate system lancar," kata dia.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Aldi Fadlil Diyanto menilai aturan one gate system yang diterapkan Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai satu hal menjaga sektor pariwisata kembali pulih dengan tetap waspada terhadap potensi peningkatan Covid-19.

“Di tengah tren penurunan kasus saat ini, jangan sampai muncul klaster pariwisata," kata dia. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment