News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Era Digital, Saatnya Dongkrak Kompetensi dari Mana Saja

Era Digital, Saatnya Dongkrak Kompetensi dari Mana Saja





Purworejo: Sebagian orangtua masih salah persepsi dan melarang atau setidaknya mengurangi anaknya untuk tidak sering mengakses dan berlama lama nonton Youtube. Mereka menilai, Youtube berdampak buruk buat tumbuh kembang anak. 

Namun, pendapat berbeda disampaikan Sigit Widodo, Ketua Dewan Pembina Internet Development Institute. Ia bahkan berpendapat, setidaknya ada dua keuntungan anak yang sering mengakses Youtube. Pertama, menambah keterampilan elektrisitas dan kecakapan digital, serta pintar mengoperasikan fungsi tool ponsel yang multimanfaat. 

Kedua, anak sejak dini berkenalan dengan banyak ragam bahasa dunia. Tidak hanya bahasa Inggris, juga Arab dan banyak lainnya. Jangan salah, dengan akses digital, anak bisa mandiri meningkatkan kompetensi dirinya. Dan, hal itu kini berlaku timbal balik. Tak hanya kita yang jago mandiri berbahasa asing, tapi orang asing juga kini serius banyak yang  belajar bahasa Indonesia. 

”Saya makin sering lihat orang Amerika dan Eropa yang nge-tweet di twitter dengan bahasa Indonesia lo. Jadi, saling meningkatkan kompetensi bahasa. Semua jadi lebih gampang dengan bantuan teknologi digital saat ini,” papar Sigit Widodo, saat berbicara dalam webinar literasi digital bertema ”Memanfaatkan Dunia Digital untuk Meningkatkan Kompetensi”, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Purworejo, 8 Juli 2021.

Dunia digital memang memudahkan dan mempercepat apa saja. Terlebih dalam upaca menambah keterampilan, ilmu pengetahuan, untuk meningkatkan kompetensi keandalan personal kita. Lebih jauh Sigit membandingkan, dulu kalau kita hendak menulis skripsi, mencari referensi bahan literasi, bahan materi skripsi, mesti baca dan cari buku di beberapa perpustakaan. Berburu ke sana kemari, butuh tenaga dan waktu lama. 

Kini, dengan senjata Google search engine, mesin pencari googling saja, semua referensi bisa diakses cepat. Bahkan seketika, lengkap dan lebih akurat. Kalau dulu menerbitkan buku mesti menulis, mengedit, lay out dan cetak, juga kirim distribusi ke sekolah pemakai lama. Kini, semua bisa lebih cepat distribusi seketika, revisi segera, dan dibaca lebih banyak orang tanpa perlu kertas lagi. Hemat, murah dan efektif. 

”Ini keunggulan berburu ilmu dan kecakapan di era digital. Jadi, kita bisa dongkrak kompetensi dan kecakapan segala ilmu pengetahuan, termasuk cakap digital, dari mana saja, kapan saja,” rinci Sigit, membuat 250-an peserta webinar dari seantero Purworejo makin sumringah melanjutkan webinar Indonesia Makin Cakap Digital secara daring ’sambal medang jahe dan macit camilan geblek atau clorot Purworejo yang guriih’, goda Wicaksono, narasumber lain, saat hendak mengawali bahasannya.

Menurut Wicaksono, bila kompetensi skill digital ditingkatkan di semua lapisan pendidikan dan usia masyarakat, setidaknya bisa mengurangi penipuan dan kejahatan dalam beberapa transaksi digital yang masih marak. Wicak menceritakan, belum lama di Cirebon ratusan orang dikerjai pedagang online yang menjual lelang ribuan sepatu. Begitu ditransfer, penjual ngabur. Di beberapa kota lain, saat covid mendera, kebutuhan tabung oksigen meroket, banyak warga terkecoh penjual tabung gas online yang nakal. 

”Semua bisa ditangkal kalau kita makin cakap digital. Curigalah kalau ada produk online yang jual di bawah harga pasar normal. Cek harga pembanding di toko lain dan cek kredibilitas penjual, juga review nama baik tokonya. Bila beli COD, cari info tentang penjual, nama baiknya di beberapa sumber informasi. Jangan sampai barang tidak sesuai, sehingga bukan Cash on Delivery malah jadi Cekcok on Delivery. Harus pula dipahami, kurir itu bukan produsen, dia hanya mengantar produk, tidak bertanggung jawab tehadap kualitas. Kalau ada komplain, selesaikan transaksi baru kirim komplain ke penjual,” terang Wicaksono alias Ndoro Kakung, yang pernah menjadi redaktur majalah Tempo dan Mode itu.

Belajar digital bisa dari mana saja dengan biaya dari mana saja. Untuk belajar umum, bisa akses Ruang Guru atau Zenius, itu salah dua portal start up bimbel paling favorit saat ini. Kalau pengin belajar keahlian lain, programmer digital atau manajemen informasi, bisa akses ke Haruka Edu atau Hacktive. Yang menarik, buat yang belum ada duit, bisa mengajukan student loan ke beberapa penyedia, di antaranya Cicil yang bisa ngangsur setelah nanti si student bekerja. 

”Kunci bisa dapat student loan, bangun dan jaga good present, penampilan digitalmu di medsos. Jaga jejak digital tetap bagus dan positif. Dengan banyak berkolaborasi, banyak teman di internet, banyak yang dukung dan beri referensi, bakal banyak penyedia dana membantu. Jadi, mulailah bangun dan jaga reputasi digitalmu agar banyak peluang menjemputmu,” pungkas Fahry Dinansyah, co-Founder Localin.

Selain Sigit, Wicaksono, dan Fahry, diskusi yang dipandu moderator Nadia Intan juga menampilkan pembicara Triana Rejekiningsih, dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan musisi Aditya Suryo yang tampil sebagai key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment