News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Intip Ponsel Anak dan Ortu, Cegah Terjaganya Etika Pergaulan di Dunia Maya

Intip Ponsel Anak dan Ortu, Cegah Terjaganya Etika Pergaulan di Dunia Maya




Kendal: Berawal dari menemukan komentar teman pria di smartphone putrinya, Dr. Fauzan, dosen HI Fisipol UPN Veteran Yogyakarta, jadi sering intip smartphone putrinya. Pasalnya, ia pernah menemukan teman pria sang putri komentar yang untuk ukurannya cukup kasar. Fauzan sampai sempat menegur putrinya, dan minta agar jangan melayani komentar teman yang kasar dan memicu  emosi tak ada untungnya. 

Memang, kata Fauzan, anak remaja cukup berisiko terpapar sikap kasar di medsos. Kadang sampai mengarah ke ujaran kebencian yang membuat komunitas di grup WA menjadi merasa tidak nyaman. Repotnya, orangtua kita terkadang juga sering mudah percaya ketika menerima info kesehatan atau info apa pun yang, tanpa mengecek akurasi, segera pengin ngeshare ke teman atau tetangga. 

”Jujur, kadang ini membuat terlanggarnya etika dalam berinternet yang sering terjadi di orang dekat sekitar kita. Ini mesti diwaspadai,” pesan Fauzan saat tampi dalam webinar literasi digital gelaran Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 8 Juli 2021.

Terkait itu, Fauzan menyarankan agar sering memeriksa ponsel anak dan mengajak diskusi, baik anak maupun orangtua kita, apalagi yang tinggal serumah. Jadikan keluarga sebagai arena berbagi. Saling sharing wawasan seputar kecakapan digital mutakhir adalah salah satu tips agar kita terjaga untuk selalu beretika di dalam pergaulan dan berinteraksi di media sosial. 

”Beri juga pengertian anak dan orangtua agar biasakan cek ke sumber lain kalau dapat informasi, baik artikel atau foto dan video yang diragukan akurasinya. Di era digital sekarang, bukan hanya artikel tapi juga foto dan video sudah bisa direkayasa untuk sebuah konten negatif yang berdampak buruk buat yang terpapar,” cerita Fauzan lebih jauh.

Pembicara berikut, Dr. Cokorda Dian Laksmi Dewi, punya cerita lain. Sering kita, biasanya ibu dan anak remaja putri di rumah, terkecoh dengan tawaran link promosi produk di marketplace atau malah beragam promo toko online yang mendadak masuk ponsel, menawarkan barang dengan diskon. 

”Tanpa pikir panjang, sering kita tergoda langsung klik linknya, juga aplikasi nonton film Korea dari website yang kurang jelas. Kalau tak waspada, itu hanya pancingan agar kita klik tapi mereka meminta syarat yang tanpa sadar menyedot data pribadi kita. Baru panik kalau kemudian kita cek ATM ternyata saldo di rekening kita berkurang padahal kita tidak bertransaksi tarik tunai. Rupanya kita dikerjai sindikat pishing yang menggunakan data pribadi yang tak sengaja kita share,” tutur Cokorda Dian, dosen Universitas I Gusti Ngurah Rai Bali.

Fauzan dan Cokorda tampil serius mengupas tuntas webinar bertopik, ”Menegakkan Etika dalam Pergaulan di Dunia Maya”, yang dipandu oleh moderator Tomy Rumahorbo dan dua pembicara lain: Heru Prasetyo, Manager Media Sosial dan Script Writer MSV Studio; Maesaroh, dosen D3 Manajemen FE UII Yogyakarta; serta Nessa Selviana, arsitek yang tampil sebagai key opinion leader.

Saking banyaknya trik dan modus kejahatan digital, moderator Tomy Rumahorbo tak tahan curhat dan mohon solusi pada Cokorda Laksmi Dewi karena belum lama Tommy hampir kena tipu orang yang menelepon mirip suara ibunya dan mengaku kecelakan, lalu butuh dana segera ditransfer. Untung dirinya segera sadar dan lolos dari penipuan. Bagaimana buat orang lain? 

”Kuncinya, selalu gunakan nalar kritis dan jangan terbawa emosi kalau ditelepon sedang di luar rumah. Berusahalan kroscek dengan orang terdekat. Selama bersikap positif dan tidak segera bersikap, beberapa tipuan penjahat digital modern masih bisa ditanggulangi,” saran Cokorda. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment