News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Media Digital, Panggung Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Media Digital, Panggung Pelaksanaan Pembelajaran Daring




Boyolali – Literasi digital penting untuk dikuasai khususnya oleh pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran daring. Itulah antara lain isu yang dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (8/9/2021). 

Empat narasumber yang terdiri dari Yuni Wahyuning (praktisi pendidikan), Maya Yudayanti (anggota KPU Boyolali), Zainuddin Muda Z. Monggilo (dosen Fisipol UGM Yogyakarta), Adhi Wibowo (praktisi pendidikan) membahas materi diskusi dari sudut pandang pilar literasi digital digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang dilaksanakan untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). 

Praktisi pendidikan Yuni Wahyuning mengawali diskusi dengan menjelaskan pentingnya literasi digital sebagai respons terhadap perkembangan teknologi. Khususnya dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ), guru, siswa, dan orangtua menjadi lebih dekat dengan media digital sebagai medium untuk pembelajaran. 

Namun media digital yang rentan dengan manipulasi dan pengaruh negatif itu perlu dihadapi dengan membekali diri dengan literasi digital. Yakni, kemampuan yang tidak hanya mencakup kemampuan teknis dalam menggunakan teknologi, tetapi juga mampu mengoptimalkan penggunaannya untuk mendapatkan manfaat sebaik-baiknya. 

Sejumlah platform digital seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, Whatsapp dan lain sebagainya menjadi penunjang pelaksanaan pola pembelajaran. Penerapan literasi digital bisa diterapkan ke warga sekolah dengan memberikan sumber atau bahan bacaan sebagai salah satu bentuk pembelajaran online, 

“Di daerah Jawa Tengah sendiri sudah ada fasilitas aplikasi Digital Library yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan dan memberikan akses yang mudah untuk meningkatkan minat baca,” jelas Yuni Wahyuning kepada 200-an peserta webinar. 

Bentuk-bentuk pembelajaran secara daring dapat melalui OSIS untuk mengunggah kegiatan-kegiatan sekolah ke media digital, mengaktifkan atau mengelola website sekolah dengan melibatkan siswa untuk diisi dengan karya. Mengajak siswa untuk menulis dan diunggah ke media digital dan berbagai media sosial. 

“Tentunya pembelajaran itu memerlukan lima unsur untuk saling bekerja sama yakni orangtua, guru, siswa, pihak sekolah, dan lingkungan. Dengan dibarengi literasi digital mengajak murid untuk bisa memilah dan memilih hal-hal apa saja yang bisa diunggah ke ranah digital,” jelasnya. 

Dengan memanfaatkan digital tools yang ada dan menguasai literasi digital, murid diharapkan bisa membuat konten yang membangun, kreatif, inovatif, dan menciptakan karya yang bermanfaat untuk orang dan dibagikan agar bisa menginspirasi murid lainnya. 

Dari sisi digital skill atau kecakapan digital, Zainuddin Muda Z. Monggilo memaparkan salah satu kecakapan yang harus dikuasai di era digital dan pembelajaran daring adalah cakap dalam menggunakan dan menjelajah dengan mesin pencarian informasi. 

Dengan kemampuan ini warga pendidikan telah banyak terbantu dalam membuat materi ajar, menambah referensi belajar, dan mengerjakan tugas sekolah. 
“Ruang digital selain memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi, kita harus cerdas dalam menggunakan informasi yang benar dan tidak terjebak pada misinformasi, disinformasi, atau mal-informasi,” jelas Zainuddin. 

Oleh karenanya, sebagai warga digital juga perlu mengoptimalisasi penggunaan perangkat digital dengan memilih dan menggunakan perangkat sesuai kebutuhan, serta memilih perangkat yang dapat dipercaya dengan disertai membuat data cadangan dan mengatur keamanan digital. 

“Sesuaikan setelan pada aplikasi percakapan dan aplikasi media sosial untuk mendukung komunikasi dan interaksi daring yang efektif. Melindungi identitas pribadi yang ditampilkan pada akun media sosial, tidak melakukan pelanggaran dalam menggunakan media sosial,” terang Zainuddin pada acara yang dimoderatori oleh Bobby Aulia (entertainer) dan dihadiri Rosaliana Intan Pitaloka sebagai key opinion leader itu.

Zainuddin menambahkan, media sosial dan media percakapan daring jamak diketahui sebagai tempat beredarnya konten negatif, namun dengan literasi digital pengguna platform digital dapat melawan konten negatif dengan membiasakan diri untuk membaca secara cermat suatu informasi sebelum dibagikan dan tidak terjebak oleh judulnya saja. 

Kemudian, cek fakta dengan memverifikasi kebenaran sumber dan isi konten. Pertimbangkan juga urgensi menyebarkan informasi apakah memiliki dampak yang bermanfaat dan penting untuk dibagikan atau justru sebaliknya. 

“Jika menemukan konten negatif, segera laporkan. Ini sebagai bentuk partisipasi kita dalam meminimalkan konten negatif di ruang digital," ujar Zainuddin, memungkas diskusi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment