News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat di Era Digital

Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat di Era Digital





BANYUMAS : Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Edi Sungkowo menuturkan, kemajuan teknologi dan era digital telah membawa nilai-nilai baru dan berbagai perubahan bagi masyarakat. Derasnya arus informasi di era digital berhadapan dengan penanaman nilai Pancasila sebagai identitas kebangsaan Indonesia.

"Implementasi nilai Pancasila di era digital ini adalah saring sebelum sharing, dengar sebelum judging (menghakimi) serta peduli dan peka sesama,” kata Edi saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Menjadi Masyarakat Pancasila di Era Digital" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2021).

Dalam webinar yang diikuti 359 peserta itu, Edi mengatakan niat saring sebelum sharing informasi untuk menghindari perpecahan antar-anak bangsa, khususnya di ruang digital. Setiap pengguna ruang digital wajib berhati-hati membagikan informasi atau berita karena di zaman digital ini butuh kecerdasan dan kedewasaan berpikir merespons suatu informasi.

"Jangan mudah terprovokasi dengan info-info menyesatkan yang tak jelas asal-usulnya, disebarkan akun anonim, apalagi informasi itu bermuatan hate speech dan ujungnya menbawa perpecahan," ujar Edi.

Edi mengutarakan, bebasnya orang berekspresi di ruang digital juga membuka potensi satu pengguna dengan gampang menghakimi pengguna lainnya yang berbeda pendapat, kelompok atau keyakinan. Mudahnya akses teknologi, khususnya platform media sosial, membuat orang begitu mudah mencela lainnya padahal belum tentu kita sendiri benar. "Tidak ada manusia sempurna, jadi kalau orang lain punya kekurangan dan melakukan kesalahan, begitu juga kita," kata dia.

Di era digital, Edi melanjutkan, menjadi penting bagaimana sekarang nilai-nilai Pancasila dapat terus hidup, dipahami juga diamalkan di tengah arus global dan banjir informasi ini. Sehingga, keberadaan nilai luhur Pancasila itu tidak tergerus berbagai nilai yang bertentangan dan dapat memecah kedaulatan bangsa.

Edi mengatakan, Pancasila yang selama ini menjaga Indonesia dalam keberagaman budaya, suku, agama dan berbagai latar masyarakat Indonesia menjadi benteng agar generasi digital saat ini tidak tergerus penyimpangan ideologi yang tak sesuai kultur Indonesia. "Ada beragam paham di luar sana yang bertentangan dengan Pancasila dan bisa masuk kian leluasa lewat kemajuan teknologi saat ini," ujarnya.

Paham-paham Pancasila pada generasi digital akan membuat dan membekali generasi menjadi kaya akan sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi kemanusiaan yang baik. 

Misalnya, lanjut Edi, Sila 1 Ketuhanan yang Maha Esa, menerapkan cinta kasih; Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengajak memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi di ruang digital, dan Sila 3, Persatuan Indonesia, mengajarkan nilai harmoni. Lalu Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, mengajarkan nilai demokratisasi dan memberi kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi dan berpendapat di ruang digital. Sedangkan Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengajarkan gotong-royong.

Sementara itu, narasumber lain dalam webinar, Komisaris PT Visitama 17 Jakarta Bambang Barata Aji mengatakan, nilai Pancasila yang perlu diutamakan di ruang digital salah satunya terkait pentingnya memiliki budaya digital dalam berinteraksi dengan pengguna digital lainnya.

"Budaya digital menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga kita bisa masuk dan beradaptasi dalam transformasi digital itu, mengutamakan partisipasi untuk tujuan bersama, dan selalu menciptakan sesuatu yang bermanfaat," jelas Barata Aji.

Webinar yang dimoderatori Oony Wahyudi ini juga menghadirkan dua narasumber lain, yakni Peneliti Kebijakan Publik Paramadina Septa Dinata dan Program Coordinator at Tempo Institute, Sopril Amir, serta Anunk Aqeela yang bertindak selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment