Hasil Penelitian: 76,6% Siswa Bosan Ikuti Pembelajaran Daring
Batang – Ada atau tidak ada pandemi Covid-19, pendidikan abad 21 menuntut pergeseran pola pembelajaran. Pergeseran paradigma belajar harus disesuaikan dengan ciri sebagai abad informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi.
Pendapat tersebut disampaikan Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Siti Mutmainah pada acara webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (24/7/2021).
Diskusi virtual bertema ”Adaptasi Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19” yang dipandu oleh moderator entertainer Triwi Dyatmoko itu, juga menghadirkan narasumber Farid Fitriyadi (dosen Universitas Sahid Surakarta), Muhdini Wakhid (IT Manage Sevices Solution Architect), Lanjar Utami (Kepala MAN 1 Karanganyar), dan musisi Mona Larisa selaku key opinion leader.
Siti Mutmainah menyatakan, ciri abad 21 adalah menyediakan informasi yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Di abad informasi ini, pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi dan tidak lagi diberi tahu.
”Model pembelajaran abad 21 juga diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya) dibanding menyelesaikan masalah (menjawab), melatih berpikir analitis daripada berpikir mekanistis, dan menekankan pentingnya kerja sama atau kolaborasi dalam menyelesaikan masalah,” tutur Mutmainah di depan hampir 600 partisipan webinar.
Selanjutnya, Mutmainah juga mengutip pendapat Slavin tentang efektitivitas pembelajaran, yakni: mutu pengajaran, tingkat pengajaran yang tepat, insentif, dan waktu.
Mutu pengajaran, sambung Mutmainah, ditentukan oleh proses dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dapat diketahui dari kesesuaian antara aktivitas guru dan siswa dengan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan. Sedangkan, hasil pembelajaran dilihat dari ketuntasan belajar siswa minimal 85 persen siswa mencapai daya serap kurikulum.
Tingkat pengajaran yang tepat, kata Mutmainah, yakni siswa siap mengikuti pembelajaran, termasuk fisik, mental, dan emosional secara baik. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran di masa pandemi yang pada umumnya masih menggunakan daring, di samping menuntut guru melakukan pembelajaran dengan baik juga menuntut ketersedian sarana, jaringan, kemampuan menggunakan IT, dan kesiapan orangtua mendampingi.
Adapun insentif, menurut Mutmainah, dimaksudkan sejauh mana siswa termotivasi untuk mempelajari bahan-bahan yang dipelajari dan mengerjakan tugas-tugas pengajaran.
”Motivasi siswa untuk mempelajari bahan ajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal (meliputi faktor fisik, psikologis). Di masa pandemi, faktor tersebut banyak mempengaruhi para siswa, utamanya bagi yang orang tuanya terdampak covid 19,” tegas Mutmainah.
Dan yang terakhir ialah masalah waktu. Hal itu dapat dilihat dari sejauh mana siswa menggunakan waktu secara baik atau maksimal dalam
pembelajaran daring.
”Hasil penelitian menyebutkan, 76,6 persen siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran daring, dapat mengakibatkan siswa kurang
cukup memanfaatkan waktu secara baik untuk mengikuti pembelajaran daring, sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif,” jelasnya.
Narasumber berikutnya, Kepala MAN 1 Karanganyar Lanjar Utami menyatakan, adaptasi pembelajaran online di masa pandemi Covid-19 terdiri dari tiga hal: melek digital, sadar digital dan kuasai digital.
Menurut Lanjar, digital learning sebagai adaptasi metode pembelajaran online di masa pandemi Covid-19 ada yang bersifat synchronous dan asynchronous.
”Yang bersifat synchronous melalui video conference seperti zoom meeting, webex, google meet, video call, atau platform daring lainnya. Sedangkan asynchronous misalnya, file, dokumen, gambar, foto yang dapat dikirim melalui aplikasi WhatsApp, telegram, atau email,” jelas Lanjar. (*)
Post a Comment