Strategi Membangun Kecakapan Digital bagi Pengajar
DEMAK - Lektor Kepala Fisip Unsoed Adhi Iman Sulaiman mengungkapkan,
strategi dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan era digital informasi saat ini hampir sepenuhnya mengadopsi sistem e-learning.
"E-learning saat ini menjadi pilihan sebagai suatu konsep pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer, sehingga mampu mendukung proses pembelajaran," kata Adhi saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk "Strategi Membangun Kecakapan Digital Bagi Pengajar" yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (24/7/2021).
Adhi mengungkapkan, guru harus belajar lebih baik dalam pembelajaran serta perlu mendayagunakan sumber belajar seoptimal mungkin, salah satunya melalui e-learning ini.
"Ada segudang manfaat e-learning jika sudah berhasil diaplikasikan, baik bagi guru atau siswa sendiri," tutur Adhi dalam webinar yang juga nenghadirkan Budhi Hermanto (Consultan Media Developer & Jurnalis), Retno Kusumastuti (Lektor UI Depok), dan Rino A.Nugroho (Head of International Office UNS) itu.
Salah satu manfaat e-learning adalah fleksibilitasnya. Sebab e-learning memberi kebebasan dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pembelajaran.
"Kita pun bisa belajar mandiri dengan sistem ini, karena e-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar," ujarnya.
Tak cukup di situ, E-learning juga memungkinkan penghematan atau efisiensi biaya dalam proses pembelajaran. Tak hanya efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, tapi juga efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar berupa biaya transportasi dan akomodasi.
"Pembelajaran secara e-learning akan mendorong pula semangat inovasi, kreativitas, dan produktivitas. Bahkan hasil karya atau produksi bisa juga dijual," tegas Adhi.
Adhi menyebut, ada segudang manfaat pembelajaran di era media digital ini. Seperti dapat mencari sumber informasi dan data secara cepat dan lengkap tentang berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain sumber pengetahuan yang ada biasanya open source atau open acces.
"Juga terbukanya peluang pembelajaran secara mandiri dengan sistem elektronik seperti tutorial online melalui media Youtube dan sejenisnya," kata dia.
Bahkan media pembelajaran e-learning bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, selama akses internet dan perangkatnya tersedia.
Secara sederhana, ujar Adhi, e-learning memberi pula berbagai kelebihan dari masing-masing media dan tentu saja lebih mudah diserap meski menggunakan fasilitas multimedia berbeda berupa gambar, teks, animasi, suara, video.
"Secara fisik sistem ini juga tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiens karena bisa di mana saja, kapan saja, bahkan sangat murah untuk diperbanyak," tegasnya.
Sistem e-learning secara tak langsung lebih ringkas karena tidak membutuhkan berbagai formalitas ala kelas fisik, melainkan bisa langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
"Selalu on 24 jam per hari sehingga berbagai penguasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test," kata dia.
Adapun Retno Kusumastuti selaku Lektor UI Depok dalam paparannya mengungkap dalam konteks dunia pendidikan, baik pengajar maupun siswa harus melakukan adaptasi terhadap perubahan strategi dan sistem pembelajaran.
"Mereka harus beradaptasi dengan perubahan pola interaksi, antisipasi potensi miskomunikasi dan mispersepsi, juga antisipasi terjadinya krisis etika dalam pembelajaran daring," kata Retno.
Retno menerangkan antisipasi miskomunikasi dan mispersepsi dalam pendidikan online perlu dilakukan di awal karena tak adanya aktivitas tatap muka.
"Sebab bagaimanapun komunikasi secara online tentu berbeda dengan komunikasi secara langsung. Belajar online yang dilaksanakan melalui perantara teknologi bisa menimbulkan miskomunikasi atau kesalapahaman karena terkadang murid keliru memahami apa yang disampaikan guru," kata dia.
Selain itu, bisa juga karena guru yang kurang tepat dalam memahami feedback dari murid saat belajar online. (*)
Post a Comment