Gencarkan Tracing Pasca Pemakaman Jenazah Covid-19 Bantul
WARTAJOGJA.ID : Seorang Lansia Asal Trimurti Meninggal Karena Covid-19, Pemakaman Tak Dilakukan Sesuai Protokol
Seorang warga asal Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul dinyatakan meninggal dunia setelah dikonfirmasi Covid-19. Pemakaman sendiri diketahui tak dilakukan sesuai protokol yang ada.
Panewu Srandakan, Anton Yulianto membenarkan hal tersebut. Kendati begitu pihak Satgas Covid-19 Kalurahan dan Kapanewon sudah menyiapkan petugas untuk memakamkan jenazah sesuai prosedur yang ada.
"Benar, kejadiannya baru kami ketahui kemarin. Saat ini kami lakukan klarifikasi," terang Anton dihubungi wartawan, Rabu (2/6/2021).
Ia mengatakan awal mulanya salah seorang warga Trimurti yang dirawat di salah satu Rumah Sakit di wilayah Bantul ini meninggal dunia pada Selasa dini hari. Hasil swab juga menyebut jika pasien ini terkonfirmasi Covid-19.
"Pada Selasa dini hari hasilnya juga sudah keluar dan memang positif. Lalu dari pihak rumah sakit mengantar jenazah sudah lengkap dengan peti dan APD menuju tempat pemakaman," jelas dia.
Sekitar pukul 06.00 wib petugas RS tiba di pemakaman dan sudah ada Satgas Covid-19 Kalurahan yang bersiap membantu pemakaman. Namun dari pihak keluarga pasien memilih memakamkan sendiri.
"Jadi apakah menolak (pemakaman sesuai protokol) atau tidak, kami belum bisa menyimpulkan. Jadi masih kami klarifikasi ke pihak keluarga itu," jelas dia.
Panewu menjelaskan bahwa pemakaman tersebut dilakukan keluarga yang bersangkutan dan dibantu juga dengan warga sekitar. Sehingga potensi penyebaran Covid-19 bisa terjadi kepada warga lainnya.
"Pagi ini sedang kami tracing ke warga dan keluarga yang kemarin memakamkan. Untuk hasilnya belum keluar baru kami datang ke pihak keluarga dan orang yang ada di tempat pemakaman kemarin," jelas Anton.
Disinggung apakah warga tersebut belum teredukasi dengan cara pemakaman jenazah Covid-19, kata Anton sebenarnya satgas Covid-19 sudah bersiap.
"Seharusnya sudah paham. Di sisi lain, satgas Covid-19 di Kalurahan (Trimurti) juga sudah ada dan bisa membantu pemakaman. Namun untuk keluarga yang bersangkutan masih kami tanyakan lagi mengapa memilih memakamkan tanpa protokol tersebut," kata Anton.
Terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengaku sudah mendengar kejadian tersebut. Ia menyebut bahwa warga seharusnya paham dengan ketentuan pemakaman Covid-19.
"Jika edukasi kan sudah sering dilakukan mulai dari RS dan Puskesmas. Jadi ini termasuk warga yang ngeyel. Padahal itu harus sesuai protokol covid-19, jika sudah dinyatakan positif," jelas pria yang akrab disapa dokter Oki itu.
Saat ini pihaknya hanya memantau kejadian yang terjadi di Trimurti itu.
"Instruksi dari Satgas Covid-19 untuk melakukan pemantauan," ujar Oki. (Bas/Yun)
Post a Comment