News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jaringan Pegiat Literasi Digital Ungkap Pentingnya Perlindungan Data Pribadi

Jaringan Pegiat Literasi Digital Ungkap Pentingnya Perlindungan Data Pribadi




WARTAJOGJA.ID : Jaringan Pegiat Literasi Digital atau Japelidi menyatakan pentingnya perhatian pada perlindungan data pribadi di era kemajuan informasi saat ini.

Koordinator Nasional Japelidi yang juga dosen Ilmu Komunikasi UGM Yogyakarta Novi Kurnia mengatakan, pentingnya perlindungan data pribadi itu tak bisa dilepaskan dari latar belakang jumlah pengguna internet di Indonesia yang melonjak tinggi.

"Jumlah pengguna internet saat ini melonjak lebih tinggi dibanding angka pertumbuhan penduduk di Indonesia," kata Novi saat berbicara dalam webinar hari pertama program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) untuk warga Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Senin (31/5). 

Dalam acara yang menjadi bagian dari pelatihan literasi digital nasional di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bersama jaringan Siberkreasi  itu, Novi mengatakan penetrasi internet pada 2019 lalu sekitar 73,7 persen. Sedangkan jumlah pengguna internet sebanyak 196,7 juta dari total populasi penduduk Indonesia pada 2019 sebanyak 266,9 juta. 

"Pertumbuhan (growth) pengguna internet sebesar 8,9 persen atau meningkat menjadi 25,5 juta penduduk," kata dia.

Seiring situasi itu, pada Januari hingga November 2020 terjadi pula laporan 4.250 kejahatan siber. Dari ribuan kasus itu 1.158 merupakan kasus penipuan dan 267 kasus akses ilegal.

"Dari tahun ke tahun jumlah tindak pidana siber juga meningkat," katanya mengutip data Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri.

Untuk itulah melalui seri webinar #MakinCakapDigital ini, Novi mendorong masyarakat dapat memahami lima prinsip Aman Bermedia Digital. Yang meliputi proteksi perangkat digital, proteksi identitas digital dan data pribadi, waspada penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan mengimplementasikan keamanan digital pada anak.

Novi membeberkan ada tips perlindungan data pribadi itu.
Di antaranya menggunakan password sandi yang kuat secara berbeda di setiap platform digital dan diperbaharui secara berkala.

"Juga, pahami aplikasi yang akan dipasang di gawai hanya mengakses data yang dibutuhkan, bukan akses data pribadi," katanya.

Pelatihan literasi digital di Kabupaten Boyolali yang diikuti sekitar 100 orang itu juga menghadirkan pembicara lain seperti Amni Sarkasyi Rahman dari IAPA, Ismita Saputri dari Kaizen Room dan Iqbal Aji yang berprofesi sebagai penulis/kolumnis.

Adapun Amni Sarkasyi Rahma dalam kesempatan itu membeberkan ciri-ciri  mis/disinformasi yang patut diwaspadai dalam era bebas akses ini.

"Biasanya kalimat dimulai dengan judul yang heboh, provokatif dan diakhiri dengan tanda seru," kata dia. Selain itu huruf kapital dipakai serampangan, juga kualitas foto dan grafis amat buruk.

"Dukungan bukti misinformasi itu juga biasanya palsu dan tidak dapat dilacak," pungkas Amni. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment