News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kisah Heroik Relawan Baznas Lawan Covid-19 Dibukukan

Kisah Heroik Relawan Baznas Lawan Covid-19 Dibukukan



WARTAJOGJA.ID : Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DIY mengadakan acara bedah buku yang berjudul Relawan Melawan Covid-19. Isinya diangkat dari 19 kisah nyata relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB). Dan sekaligus peresmian Posko BTB DIY, di Djoyo Container Cafe, Jalan Besi-Jangkang, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Selasa 13 Oktober 2020 lalu. Dan live streaming youtube di kanal Baznas TV.

Acara didahului dengan sambutan pembukaan oleh Kepala Program BTB RI Dian Aditya Mandana Putri. Dilanjutkan oleh keynote speaker Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI Dr Irfan Syauqi Beik. Keduanya secara virtual.

Ketua Baznas DIY Dr H Bambang Sutiyoso SH MHum menyampaikan, buku berjudul Relawan Melawan Covid-19 ini diangkat dari 19 kisah nyata peran para relawan Baznas melawan Covid-19. Sejak pemerintah mengumumkan adanya warga negara Indonesia pertama yang terpapar Covid-19 awal Maret 2020 lalu.

"Buku ini adalah kumpulan kisah, suka duka perjuangan para relawan BTB diseluruh Indonesia saat melawan covid-19, yang sampai saat ini terus berlangsung, dan telah menelan banyak korban jiwa baik masyarakat umum, tenaga medis, dan juga melumpuhkan sendi-sendi perekonomian negara," ujar Bambang Sutiyoso, melalui keterangan tertulis, Kamis (22/10).

Bambang Sutiyoso menuturkan bahwa sejak awal penanganan Covid-19 Maret 2020, Baznas DIY maupun kabupaten dan kota, melakukan perubahan RKAT, dan program-program yang tadinya bersifat produktif ditunda atau dianulir. Dialihkan untuk program penanganan Covid-19.

"Jadi selama satu semester ini, dialokasikan dana Rp5,5 miliar dari anggaran Rp12,7 miliar, untuk penanganan Covid -19," ungkap Bambang Sutiyoso.

Dijelaskan, beberapa langkah dan program yang sudah dilakukan diantaranya, penyediaan alat pelindung diri (APD), penyemprotan disinfektan, penyediaan logistik atau sembako bagi masyarakat, bantuan langsung tunai (BLT) khusus kepada beberapa orang yang memenuhi kriteria seperti fakir miskin.

Kemudian membantu permodalan untuk pedagang kecil bekerja sama dengan Dinas Sosial DIY. Dengan memberikan suport kepada 200 usahawan kecil, masing-masing Rp1 juta. Supaya mereka bisa melanjutkan usahanya, seperti penjahit, salon, pedagang, dan kuliner.

"Ini adalah bukti nyata kepedulian kami. Bahwa kita mensupport dari sisi lain yang mungkin belum disentuh oleh Pemerintah. Kita harapkan lembaga-lembaga amil dan ormas-ormas yang lain juga melalukan hal yang sama," terang Bambang Sutiyoso.

Sementara itu, Kepala Rumah Sehat Baznas Yogyakarta dr Dina Arisona Ningtyas MPH menuturkan, Covid-19 ini merupakan sesuatu penyakit yang baru. Para dokter dan para ahli belum tahu. Sehingga dari awal mereka memulai sesuatu yang baru dari photofisiologinya. 

"Dari berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses kuratif untuk kesembuhannya, sampai dengan berapa lama dan sampai kapan virus ini diperkirakan akan berakhir. Semua membutuhkan pengkajian yang mendalam," jelas dr Dina Arisona.

Fokus Pemerintah, kata dr Dina Arisona, adalah untuk menurunkan angka orang sakit dan angka kematian. Kita membutuhkan alat test yang baru dan harganya juga tidak murah.

"Sehingga untuk melakukan swab dan rapid test bagi seluruh masyarakat itu tidak mudah, maka kita perlu mencegahnya sedini mungkin," jelas dr Dina Arisona.

Menurut dr Dina Arisona, garda terdepan itu bukan petugas kesehatan atau tenaga medis. Tapi garda terdepan adalah masyarakat itu sendiri, karena tenaga medis adalah linier kedua.

"Bila masyarakat tidak disiplin dan tertip melakukan protokol covid maka tenaga medisnya akan kewalahan," tutur dr Dina Arisona.

Kepala Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Danang Syamsu Rizal menegaskan bahwa ancaman Covid-19 masih ada. Mari kita kurangi resiko terpapar. Dimulai dari diri kita masing-masing. Dengan disiplin diri dan menaati Protokol Kesehatan Pencegahan Penularan dan Penyebaran Covid-19. Yakni Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, dan Tidak berkerumun (3M-1T).

“Ayo buat Jogja menjadi zona hijau, selalu siap menjaga keselamatan dan kesehatan bersama,” kata Danang Syamsu Rizal. (Rio Ardian)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment