Pembukaan Sekolah Saat Pandemi, Wakil Ketua DPRD DIY : Harus Dipersiapkan Matang
Wakil Ketua DPRD DIY Anton Prabu Semendawai |
WARTAJOGJA.ID: Daerah Istimewa Yogyakarta tengah
menyusun protokol kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam bentuk tatap muka
langsung di sekolah.
Mereka mempersiapkan diri menjelang dibukanya
kembali sekolah-sekolah yang rencananya dilakukan di masa new normal mulai Juli
atau saat tahun ajaran baru bergulir.
Menanggapi rencana itu, Wakil Ketua DPRD DIY Anton
Prabu Semendawai mengingatkan agar persiapan pembukaan sekolah benar benar
dipersiapkan matang.
“Jangan sampai muncul penularan Covid-19 periode
kedua atau second wave seperti yang dikhawatirkan semua orang, pembukaan
sekolah harus diawasi dan dipersiapkan benar semua pihak,” ujar Anton Selasa 9
Juni 2020.
Politikus Partai Gerindra itu menuturkan pembukaan sekolah perlu dibarengi dengan pengawasan dengan data-data yang riil dan terkini dari dinas terkait. Seperti asal guru dan siswa, tinggal di zona seperti apa mereka tinggal di lingkungannya selama masa pandemi ini.
“Perlu ada tahapan serius sebelum pembukaan sekolah
itu. Pemetaan zona merah atau tidak itu perlu untuk menjamin keamanan kegiatan
belajar mengajar. Karenatk bisa dipungkiri di pulau Jawa ini zona merah cukup
besar titiknya,” ujarnya.
Anton menuturkan, semisal dari pemetaan zonasi itu
diketahui ada guru juga siswa berasal dari zona yang dianggap merah dalam
intensitas penularan Covid, tentu pemerinrtah juga harus mengambil kebijakan.
Misalnya tetap menggelar kegiatan belajar mengajar itu secara daring. Tidak harus
memaksakan KBM itu dalam bentuk tatap muka fisik agar tak potensial tertular
atau terjadi transmisi penularan.
“Intinya siswa dan guru itu posisinya harus tetap
aman dulu, namun bukan berarti tak berlanjut pendidikannya,” ujar Anton.
Anton menuturkan penyelenggaran kembali KBM di
sekolah perlu dikaji terutama jenjang pendidikan mana yang akan disasar.
Pihaknya masih sangsi jika penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar tatap muka langsung dengan protokol pencegahan Covid itu akan efektif
di tingkat sekolah dasar (SD) juga sekolah menengah lanjutan pertama (SMP).
Karena bagaimanapun tak bisa dipungkiri anak anak itu dunianya masih bermain
dan berkumpul bersama teman-temannya saat di sekolah. Sehingga butuh pengawasan
ekstra dari guru.
“Mungkin protokol saat tatap muka langsung itu hanya
akan efektif untuk SMA/SMK, sedangkan untuk SD dan SMP butuh kajian mendalam lagi
untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar langsung sembari mengantisipasi
penularan tidak meluas,” ujar Anton.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu di
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Didik Wardaya sebelumnya menuturkan
tahapan sekolah buka kembali di masa new normal akan dilalui dengan tahapan
pra-new normal.
"Dalam fase pra new normal ini, sekolah diminta
mengidentifikasi guru dan siswanya, apakah mereka berasal dari daerah zona
merah atau tinggi tingkat penularannya," ujar Didik.
Fase identifikasi guru dan siswa dari zona merah
atau bukan terkait wabah Covid-19 ini dianggap penting dalam menjamin keamanan
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas di masa new normal.
Jika
kondisi kesehatan asal tempat tinggal guru dan siswa itu dinilai rawan atau tak
memungkinkan proses belajar mengajar langsung, maka pilihannya kegiatan belajar
secara daring yang dijalankan.
(Rls/Cak)
Post a Comment