RSA UGM Resmi Beroperasi Untuk Rujukan Covid-19, Dilengkapi Teknologi Cerdas
WARTAJOGJA.ID : Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM resmi
beroperasi awal pekan ini.
RSA UGM itu akan difokuskan sebagai Rumah Sakit
Rujukan COVID-19 DIY di mana laboratoriumnya juga dapat digunakan untuk
memproses sampel pasien COVID-19 DIY.
Bangunan RSA UGM sendiri terbagi atas dua gedung,
Arjuna dan Yudhistira yang masing-masing terdiri dari 5 lantai dengan kapasitas
total 107 tempat tidur.
Adapun total biaya yang dikeluarkan untuk membangun
RSA UGM ini adalah sekitar Rp 66,8 miliar.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat meresmikan
bangunan RSA UGM itu mengajak RSA UGM untuk terus aktif dalam upaya pencegahan
wabah COVID-19 yang sedang dialami bersama.
“Pemerintah Daerah DIY senantiasa siap bekerjasama,
bergotong-royong mewujudkan kesehatan semesta bagi seluruh warga, terutama
dalam menyambut era new normal pasca pandemi COVID-19,” ujarnya Senin 8 Juni
2020.
Paku Alam berharap dari RSA UGM itu selalu dapat berinovasi,
dan berikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai faktor prioritas.
“Bukan tak mungkin, RSA UGM dapat menjadi rumah
sakit pendidikan yang berkualitas, setara dengan The John Hopkins Hospital atau
Charite-University Medicine Berlin,” ujar Paku Alam.
Dalam keterangan tertulis pada Selasa 9 Juni 2020, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan RSA UGM yang menjadi
RS rujukan penanganan Covid-19 menggunakan teknologi smart system.
"Untuk ruang isolasi menggunakan teknologi
smart system sejalan dengan Era Industri 4.0. Ruang isolasi tersebut dapat
dimonitor dan dikontrol secara langsung maupun jarak jauh (web based) dan
pelaksanaannya mengacu pada standar Kementerian Kesehatan dan standar
internasional," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR
Danis H. Sumadilaga.
Dia mengatakan terdapat beberapa keunggulan ruang
isolasi RSA UGM di antaranya pengaturan Negative Pressure ruangan sampai dengan
-2,5 Pa (pascal) untuk pertukaran sirkulasi udara minimal 12 ACH (Air Change
per Hour).
Adapula Hepa Filter yang dapat menyaring virus dan
bakteri hingga besaran 0,3 mikron, tersedianya ruang Anter Room yaitu ruang
antara berpintu ganda dengan sistem interlock untuk mencegah ruangan lain terpapar
udara dari ruang isolasi, menggunakan lampu UV Germicidal yang mampu membunuh
virus dan bakteri, dan CCTV di setiap ruang isolasi sehingga dapat selalu
termonitor dari jarak jauh.
"Di samping itu seluruh ruang rawat dilengkapi
dengan exhaust fan untuk lebih memproteksi para tenaga medis, lingkungan
sekitar serta pasien yang dirawat. Besar harapan kami dengan dibangunnya Gedung
Arjuna dan Gedung Yudhistira sebagai Rumah Sakit Rujukan Covid-19 akan mampu
meningkatkan perlindungan bagi masyarakat dan juga meningkatkan kesiapan
penanganan masyarakat yang terdampak Covid-19," ujar Danis.
Penyelesaian pembangunan lanjutan RS Akademik UGM
dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana
Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan
Manajemen Konstruksi PT. Virama Karya dengan melibatkan 515 tenaga kerja. Kedua
gedung tersebut telah dilengkapi transport vertikal dalam bangunan (bed lift).
Gedung Yudhistira dibangun setinggi lima lantai
dengan luas 4.177 meter persegi dimanfaatkan untuk fasilitas penyimpanan
logistik di lantai 1, ruang Poliklinik COVID-19 di lantai 2, ruang rawat Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) di lantai 3,4, dan 5 dengan kapasitas masing-masing 22,
24, dan 23 tempat tidur.
Sementara Gedung Arjuna juga setinggi lima lantai
dengan luas 4.505 meter persegi untuk ruang ganti medis di lantai 2, ruang
istirahat tenaga medis di lantai 3, ruang perawatan PDP dengan kapasitas 23
tempat tidur di lantai 4, dan ruang isolasi kritis dilengkapi negative pressure
sebanyak 15 tempat tidur di lantai 5.
Penyelesaian rumah sakit tersebut merupakan bagian
dari refocussing kegiatan Kementerian PUPR TA 2020 sebesar Rp 1,829 triliun
untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19.
(Rls/Cak)
Post a Comment