News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Indogrosir Klaster Covid, Ketua DPRD DIY Ingatkan Ini

Indogrosir Klaster Covid, Ketua DPRD DIY Ingatkan Ini




WARTAJOGJA.ID : Kasus penularan Covid-19 Indogrosir Sleman belakangan mencuri perhatian berbagai pihak karena menjadi kasus yang skalanya kian masif.

Setelah adanya karyawan pusat kulakan itu terungkap positif Covid, ribuan orang pun harus mengikuti rapid test massal. Baik karyawan dan pengunjung.

Sampai saat ini diketahui, karyawan Indogrosir yang tertular Corona ada 16 kasus di mana satu orang telah sembuh. Sedangkan ribuan pengunjung mulai mengikuti rapid test massal 12-14 Mei 2020 yang digelar sejumlah kabupaten/kota DIY khususnya yang difasilitasi Pemda Sleman.

Atas kasus itu, DPRD DIY berharap gugus penanganan Covid-19 DIY kian sigap dalam menghalau penularan virus yang makin mengkhawatirkan itu.

Kasus klaster Indogrosir diwanti-wanti tak terulang karena jumlah kasus positif dari klaster itu sampai saat ini terus bertambah.

Ketua DPRD DIY Nuryadi mengingatkan  pentingnya bagi seluruh pihak belajar dari kasus Indogrosir. Tak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat. 

Terutama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 walau DIY belum menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Nuryadi berharap agar kejadian serupa Indogrosir tak terulang atau terjadi di pusat perbelanjaan lain yang masih beroperasi. Protap pencegahan Covid 19 tak bisa ditawar lagi. Pembatasan kunjungan, penerapan jarak, penyediaan sarana cuci tangan, penerapan penggunaan masker dan lainnya di lingkungan swalayan harus sudah ditegakkan.


“Kasus Indogrosir ini jadi pelajaran berharga kita bersama, jangan sampai terulang. Kami mendukung upaya pengetatan aturan untuk swalayan-swalayan lain khususnya dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya Selasa (12/05/2020).

DPRD DIY sendiri, ujar Nuryadi, akan menggali lebih jauh berbagai cara, bagaimana persoalan Indogrosir ini tak terulang. Serta upaya yang bisa dilakukan bersama tim gugus tugas DIY yang menjadi motor penanganan di lapangan.

“Untuk masalah anggaran, dari DPRD sudah memberikan kelonggaran penuh, silahkan pakai dan nanti tinggal dilaporkan. Harapannya kelonggaran pengelolaan anggaran itu membuat tugas tugas gugus tugas di lapangan makin optimal," ujarnya.

Nuryadi menilai, sejak wabah ini mencuat lebih dari sebulan silam terutama di DIY, masih banyak hal yang perlu dibenahi dalam penanganan di lapangan. Persoalan persoalan yang ada itu harus dibicarakan bersama pemerintah daerah baik kabupaten/kota dan provinsi untuk dicari solusinya bersama.

Terlebih saat ini empat kabupaten/kota di DIY yakni Sleman, Kota Yogyakarta, Gunungkidul dan Bantul sudah masuk zona merah dengan penularan lokal yang makin masif. Seluruh pihak baik pemerintah dan masyarakat harus semakin solid dalam penanganan.

"Butuh ketegasan dari semua pihak untuk bergerak bersama mengatasi pandemi ini jika tidak ingin DIY menerapkan PSBB karena dampaknya akan sangat besar,"kata dia.

Nuryadi menuturkan pemerintah dan DPRD perlu bersinergi terus menerus, agar penanganan wabah dari hari ke hari semakin baik dan optimal. Dan masyarakat terdampak semakin terbantu dari segi pelayanan. Baik kesehatan dan ekonominya.

Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Sleman sendiri berhasil merampungkan rapid test massal dengan lancar bagi pengunjung Indogrosir Sleman di GOR Pangukan Sleman Selasa 12 Mei 2020.

Dari hasil rapid test hari pertama itu, dari sebanyak 461 orang yang mengikuti test diketahui ada 20 orang reaktif Covid-19.

“Untuk pengunjung Indogrosir yang hasil rapid testnya reaktif kami lakukan karantina di Asrama Haji Yogya, di bawah pengawasan dinas kesehatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo Selasa petang 12 Mei 2020.

Joko mengatakan untuk rapid tes hari pertama itu secara umum berjalan lancar. Walaupun dari kuota sebanyak 500 orang hari pertama, hanya 461 orang yang datang.

Rapid test untuk pengunjung Indogrosir dilakukan bagi mereka yang menyambangi pusat kulakan itu periode 19 April-4 Mei 2020 lalu. Masih ada dua hari lagi pelaksaan rapid test massal di lokasi yang sama yakni tanggal 13 dan 14 Mei 2020.

Rapid tes massal pengunjung Indogrosir Sleman ini membeludak jumlahnya. Mereka yang mendaftar secara online mencapai 1.750 orang dari total 1.500 kuota yang disediakan.

Namun dari jumlah pendaftar itu yang tidak lolos seleksi ada 328 orang.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan asrama haji selama ini memang digunakan untuk karantina para pemudik.

“Hari ini ada dua orang yang sudah dijemput oleh keluarganya dan tinggal satu orang saja. Mereka telah selesai karantina dan hasil rapid tes negatif,” katanya.

Makwan mengatakan di asrama haji itu bisa menampung sebanyak 158 orang. Terdiri dari Gedung Makkah menampung 96 orang, Madinah bisa 10 orang dan Musdalifah 52 orang.

Juru Bicara Penanganan Covid-DIY Berty Murtiningsih menyatakan per 12 Mei 2020 ini ada 169 kasus positif Corona di DIY.

Di mana untuk klaster Indogrosir tiga hari terakhir terus bertambah menjadi 16 orang.

Dari seluruh kasus positif di DIY itu, sebanyak 63 kasus sembuh dan 7 kasus meninggal dunia. Sedangkan yang masih dalam proses uji laboratorium ada 155 kasus di mana 14 kasus sudah dinyatakan meninggal dunia.

Adapun jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di DIY per 12 Mei 2020 sebanyak 1.141 orang di mana 198 orang masih dalam perawatan. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan ada 5.661 orang.


(Pin/Gir)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment