PJJ Challenge FTI UII Sukses Jaring 985 Peserta dari 33 Provinsi, Buktikan Semangat Belajar Digital Tak Kenal Batas
WARTAJOGJA.ID – Program Studi Informatika Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Program Sarjana Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, sukses menggelar "PJJ Challenge UII", sebuah kompetisi digital nasional yang hanya dalam waktu satu minggu (24 November hingga 1 Desember 2025) berhasil menjangkau 985 peserta dari 33 provinsi, mulai dari Banda Aceh hingga Ambon.
Keberhasilan mencapai jangkauan geografis yang luas tanpa mengharuskan peserta meninggalkan rumah ini disambut antusias oleh penyelenggara.
Ketua Program Studi Informatika PJJ FTI UII, Dr. Nur Wijayaning Rahayu, S.Kom., M.Cs., menegaskan bahwa respons yang masif ini mencerminkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap teknologi dan akses pendidikan.
Ia mengungkapkan, "Kami tidak menyangka respons akan sebesar ini—985 peserta dalam satu minggu dari 33 provinsi membuktikan bahwa ketika akses dibuka, Indonesia punya keingintahuan yang luar biasa terhadap teknologi."
Lomba yang diselenggarakan secara daring melalui live Instagram ini memperebutkan total hadiah Rp15 juta dan terbagi dalam tiga kategori: Brain Challenge Week (292 peserta) yang menguji pemahaman keinformatikaan, serta Lomba Esai (467 peserta) dan Lomba Poster (226 peserta) yang mengusung tema "Produktif dengan Dukungan AI".
Kompetisi ini menantang peserta dari 50+ universitas—termasuk UI, UGM, ITB, UNDIP, dan UNPAD—untuk mengembangkan karya orisinal tentang pengalaman belajar, solusi digital, atau pesan inspiratif.
Kredibilitas kompetisi ini didukung oleh juri yang beragam keahliannya, termasuk tiga juri eksternal ternama: Farida Z. Pane (penulis 6 novel, pemenang 23 lomba blog), dr. Avie Andriyani (penulis 35 buku), Iwan J.P. (penulis profesional), dan Vbi_djenggotten (desainer interior, penulis 22 komik), yang diperkuat oleh dosen dan peneliti dari PJJ Informatika UII. Platform digital terbukti menghapus batas wilayah, di mana 20-25% peserta berasal dari luar Jawa, meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan wilayah timur seperti NTT dan Maluku.
Selain jangkauan geografis, yang paling mencuri perhatian adalah keberagaman latar belakang peserta. Data menunjukkan 84,2% adalah mahasiswa dan pelajar, namun sisanya berasal dari latar belakang non-akademik, seperti buruh, petani, ibu rumah tangga, hingga digital nomad ikut berkompetisi. Semangat lifelong learning juga dibuktikan dengan partisipasi 43 guru yang turun arena bersama siswa-siswa mereka.
Dr. Nur Wijayaning Rahayu menambahkan, keberagaman ini merupakan pencapaian yang membanggakan dan bukti bahwa semangat belajar di Indonesia tidak mengenal batas.
Ia menuturkan, "Yang paling membanggakan adalah keberagaman peserta, mulai dari murid SMP hingga profesional. Ini bukan pencapaian kami, tapi bukti bahwa semangat belajar Indonesia tidak mengenal batas." Pencapaian ini selaras dengan misi PJJ Informatika UII yang memanfaatkan teknologi pembelajaran daring terkini untuk memberikan akses pendidikan berkualitas, fleksibel, dan interaktif bagi mahasiswa di seluruh Indonesia.
Dari ratusan karya yang dinilai berdasarkan kreativitas, komunikasi visual, relevansi pesan, dan orisinalitas, juri memilih karya-karya terbaik. Untuk kategori Esai, Juara pertama diraih Ubaidillah Al-Achrory dengan "Entitas AI Sebagai Rival dan Partner Diskusi", disusul David Veda Septiawan ("Algoritma Penjaga Peradaban: AI sebagai Akselerator Pelestarian Data Kebudayaan") di posisi kedua, dan Pablo Dwipa Ananta Siregar ("Produktif yang Tepat Menggunakan AI") di posisi ketiga.
Sementara itu, M. Eugine Rahmadani memenangkan kategori Poster, dengan Tenri Abeng dan Annisa Dwi Fajriyah di posisi runner-up.
Karya juara pertama poster dinilai memiliki ide visual yang segar dan pesan yang mudah dipahami, mengangkat semangat belajar mandiri dengan keunggulan pada estetika dan kejelasan pesan.
Post a Comment