Kopi Nusantara Bisa Dinikmati Dunia Bukan Hanya Karena Aroma
WARTAJOGJA.ID : Kopi khas Nusantara disebut menjadi favorit masyarakat di berbagai belahan dunia bukan hanya karena rasa dan aroma.
Tokoh diaspora Indonesia yang juga kurator produk ekspor profesional Ira Damayanti mengungkap, beragam kopi khas Tanah Air berhasil dinikmati masyarakat dunia setelah bersaing ketat dengan produk-produk kopi negara lain terlebih dulu.
"Salah satu faktor paling berpengaruh kopi Indonesia bisa tembus ekspor itu soal harga, permintaan pasarnya," kata Ira di sela berbicara dalam forum Upland Project di Yogyakarta, Jumat 12 Desember 2025.
Ira memgungkap, meski seringkali kopi Nusantara menang secara kualitas, namun harus bersaing ketat dengan kopi negara-negara lain yang harganya lebih miring.
"Kopi kita bersaing dengan kopi-kopi yang harganya lebih murah baik dari Vietnam, dan negara Amerika Selatan seperi Brazil dan Kolombia," kata Ira.
Persaingan harga yang ketat ini, membuat peringkat ekspor kopi Indonesia masih di posisi nomor 4 dunia.
Hanya saja, kata Ira, ketika pasar bicara kualitas dan bukan harga, kopi Indonesia akan diterima. Ia mengungkapkan, daya saing atau nilai tambah kopi Indonesia yang beragam menjadikannya produk favorit.
"Misalnya kopi Vietnam, soil-nya tidak sesubur Indonesia, jadi rasanya beda. Kopi Indonesia menang aroma karena sebagian produk ditanam di volcanic soil," kata dia.
Ira membeberkan kurasi ekspor produk kopi Nusantara juga sangat tergantung negara yang meminta.
"Kalau jenis robusta, biasanya dadi negara-negara Timur Tengah dan Asia. Sedangkan jenis arabica untuk negara-negara Amerika dan Eropa," kata dia.
Ira mencontohkan, dari Jawa Tengah, kopi yang lolos ekspor seperti jenis robusta yang berasal dari area pegunungan Kabupaten Magelang. Kopi ini dinilai memiliki aroma kuat-smoky khas tanah vulkanik yang digemari masyarakat di Timur Tengah seperti Dubai.
"Orang Dubai pada dasarnya suka kopi yang aromanya cukup kuat, jadi kopi dari Magelang masuk," kata dia.
Dalam forum itu Project Manager Upland Kementerian Pertanian Muhammad Ikhwan mengatakan penyebab hasil pertanian Nusantara masih ada yang gagal menembus pasar ekspor karena tiga hal. Yakni kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
"Kalau ke pasar ekspor, harus bisa menjamin keberlanjutan," kata dia.
Ikhwan mencontohkan saat petani melakukan perjanjian kerjasama dengan pelaku usaha ada klausul terkait komitmen mampu menyediakan produk pertanian. Produk pertanian itu biasanya mencapai berat dengan satuan ton.
"Kadang-kadang dari sisi suplainya belum bisa siap," kata dia.
Terkait penyebab gagalnya kontinuitas, Ikhwan menyebut biasanya juga faktor alam atau cuaca.
"Gagal kontinuitas itu karena faktor pertanian dan sektor pertanian itu terkait dengan alam. Contoh, sepanjang tahun 2025 ini musim hujan," kata dia.
Pendamping petani Upland Project
Dwi Kuswantoro menuturkan kopi para petani di Magelang Jawa Tengah bisa menembus ekspor ke Dubai karena salah satunya mampu memenuhi pasokan yang dibutuhkan selain kualitasnya.
"Kopi di Magelang pekan lalu melakukan ekspor 17 ton green bean
ke Emirat Arab- Dubai, kami mencoba agar kapasitas pasokan kopi daerah lain itu bisa memenuhi permintaan ekspor kata dia.
Post a Comment