Novelty Penelitian Tak Harus Teori Besar, Mahasiswi Doktor UII: "Celah Kecil Sistem adalah Sumber Kebaruan"
WARTAJOGJA.ID : Kebaruan atau novelty dalam penelitian kerap dianggap sebagai penciptaan teori yang rumit.
Namun, dalam acara Even Mahasiswa Doktor Rekayasa Industri Universitas Islam Indonesia Berbagi Pengalaman Terbaik #2 dengan tema "Cara Seru Mengungkap Novelty," pandangan tersebut diluruskan.
Narasumber dalam diskusi hangat ini, Ni Kadek Pujiani Dewi, Mahasiswi Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor FTI UII, yang memiliki latar belakang di bidang ergonomi, manajemen keuangan, dan akademisi, menegaskan bahwa novelty penelitian seringkali muncul dari hal yang sederhana.
"Novelty penelitian tidak selalu lahir dari teori besar, melainkan kerap muncul dari ketidaksempurnaan kecil yang selama ini tidak diperhatikan dalam sistem," kata Ni Kadek Pujiani Dewi.
Ia mendorong para peneliti untuk berani mempertanyakan asumsi dasar, membaca jurnal secara luas, dan melakukan observasi lapangan secara teliti.
Menurutnya, kebaruan bisa berbentuk cara pandang baru, metode yang lebih tepat, konteks penelitian yang belum banyak digali, hingga penggabungan teori yang sebelumnya berjalan terpisah.
"Novelty bukan harus menciptakan teori baru, tetapi menghadirkan perspektif yang lebih jernih dan improvement yang dapat dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Diskusi yang dipandu oleh Fatimah Dian Ekawati, Mahasiswi Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor FTI UII, ini menyoroti bagaimana penelitian masa kini semakin membutuhkan dukungan transformasi digital dan pendekatan industri berkelanjutan untuk menjawab tantangan nyata di masyarakat.
Ni Kadek lantas membagikan pendekatannya dalam menemukan kesenjangan penelitian. Hal itu dimulai dari pencarian literatur, membaca abstrak dan kesimpulan, serta menelaah bagian keterbatasan artikel untuk mengidentifikasi celah yang belum dieksplorasi. Ia juga menyebut aspek budaya, faktor manusia, dan perspektif ergonomi adalah area yang sering luput dari perhatian namun memiliki potensi novelty yang kuat.
Di akhir sesi, Ni Kadek menekankan pentingnya keseimbangan antara idealisme dan realisme dalam riset. Ia menyarankan peneliti untuk mengandalkan data yang kuat dan strategi ilmiah untuk menjembatani perbedaan pandangan, terutama ketika temuan penelitian tidak sepenuhnya sejalan dengan pandangan promotor atau penguji.
Post a Comment