Jelang Natal, Pemuka Kristen–Katolik se-DIY Dialog Kamtibmas dengan Polda DIY di GRII Bener
WARTAJOGJA.ID – Sekitar 150-an pemuka gereja-gereja Kristen dan Katolik dan organisasi keagamaan Kristen-Katolik dari seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti dialog keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) bersama jajaran Polda DIY di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Bener, Yogyakarta, Jumat (21/11) sore.
Pertemuan berlangsung pukul 16.30–19.30 WIB dan dipimpin Dirbinmas Polda DIY, Tri Panungko, yang hadir mewakili Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono.
Ketua Panitia, Joko Pamungkas, mengatakan pertemuan ini awalnya dirancang sebagai ajang perkenalan dengan Kapolda DIY yang baru. Namun Kapolda berhalangan hadir karena mendampingi Kapolri dalam tugas mendadak di Yogyakarta. “Beliau sangat antusias dengan rencana acara ini, tetapi tugas negara tentu menjadi prioritas,” ujar Joko.
Ia menjelaskan pertemuan ini memiliki empat tujuan utama. Pertama, memperkenalkan Kapolda baru kepada para pemimpin gereja se-DIY. Kedua, memberikan gambaran situasi dan arah kebijakan kamtibmas bagi para pemuka agama di tengah dinamika sosial Yogyakarta yang cepat dan kompleks.
Tujuan ketiga adalah mempersiapkan pengamanan dan koordinasi jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Menurut Joko, perayaan Natal bukan hanya ibadah, tetapi juga keramaian sosial dan mobilitas jemaat. Karena itu, sinergi antara gereja dan kepolisian sangat penting agar rangkaian perayaan berlangsung aman dan damai.
Tujuan keempat adalah memperkuat peran pemuka agama di tengah situasi bangsa. Joko menyebut para pemimpin Kristen–Katolik kini berperan sebagai pembimbing spiritual sekaligus mediator sosial dan penjaga kerukunan. “Di tanah budaya yang toleran seperti DIY, peran kita menjaga suasana rukun dan teduh sangat strategis,” katanya.
Ketua Badan Kerjasama Antar Denominasi Kristen DIY (BKSADK DIY), Pendeta Agus Haryanto, menegaskan pentingnya forum seperti ini untuk menjaga komunikasi dengan aparat kepolisian. Ia mengatakan para peserta hadir dari seluruh kabupaten/kota, termasuk yang datang dari wilayah terjauh di pelosok Gunung Kidul dan Kulon Progo.
“Kita ini punya tanggung jawab sebagai provinsi toleran dan barometer Indonesia. Karena itu komunikasi dan sinergi harus selalu dijaga,” ujarnya.
Agus juga menyinggung pengalaman Yogyakarta yang sempat melalui masa menegangkan saat aksi-aksi demonstrasi beberapa waktu lalu. Menurutnya, kejadian tersebut membuat pemuka agama semakin perlu memahami arah kebijakan kamtibmas dari Polda DIY. “Jogja itu barometer Indonesia. Kalau di sini ada gejolak, daerah lain ikut merasakan. Karena itu kita harus punya pemahaman yang sama,” kata Agus.
Ia menambahkan bahwa hubungan kerja sama antara komunitas Kristen dan Katolik di DIY sudah berjalan lama dan solid. Kegiatan bersama seperti Pekan Doa Sedunia, yang akan digelar pada 21 Januari 2026 di Gereja Katolik Baciro, menjadi salah satu simbol kekompakan kedua komunitas.
Sementara itu, Dirbinmas Polda DIY Tri Panungko menegaskan bahwa keamanan Yogyakarta merupakan “investasi” penting yang harus dijaga bersama. Ia menitip pesan agar para pemuka agama membantu mengingatkan jemaat untuk tidak terlibat dalam aktivitas yang berpotensi mengganggu ketertiban. “Kalau lingkungan aman, itu akan menyebar ke seluruh DIY,” ujarnya.
Tri juga menyoroti momen Natal dan Tahun Baru sebagai masa padat kunjungan wisata ke Yogyakarta. Ia meminta gereja dan pemuka agama untuk menjaga kesederhanaan perayaan serta meningkatkan kewaspadaan demi terciptanya situasi yang aman dan terkendali. “Kita harus merangkul masyarakat dan turun ke bawah, bukan hanya fokus pada ibadah resmi,” kata Tri.
Ia menambahkan bahwa pemuka agama memiliki peran besar dalam menjaga keteduhan sosial, terutama menjelang akhir tahun yang identik dengan meningkatnya mobilitas dan aktivitas publik. Menurutnya, kolaborasi gereja dan kepolisian menjadi kunci agar Yogyakarta tetap kondusif.
Pertemuan ditutup dengan doa bersama serta ajakan memperkuat komunikasi lintas denominasi dan dengan aparat keamanan. Para pemuka gereja sepakat terus menjaga Yogyakarta sebagai provinsi toleran yang rukun, guyub, dan aman bagi seluruh umat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Post a Comment