Gabung Shopee, Penjualan Keju Asli Yogya Mazaraat Cheese Terus Berlipat
WARTAJOGJA.ID : Keju tak hanya lezat secara citarasa, tetapi juga kaya nutrisi termasuk protein, kalsium, dan vitamin B12.
Seperti produk fermentasi pada umumnya, keju kaya akan probiotik yang berguna bagi kesehatan sistem pencernaan manusia. Seperti diketahui, selain konsumsi keju, yogurt, dan sauerkraut sebagai contoh hasil fermentasi juga dinyatakan dapat membantu menjaga berat badan, serta punya potensi mengurangi resiko diabetes, kanker selain dari penyakit kardiovaskular.
Di Yogyakarta, ada produsen keju berkualitas selama ini dikenal berada di benua Eropa yang berkibar dengan nama brand Mazaraat Cheese. Namun, kini, masyarakat juga bisa menikmati keju berkualitas dari hasil produksi dalam negeri dari Jogja itu.
Sejak bergabung dengan platform e commerce terkemuka, Shopee pada 2023, Mazaraat Cheese kini semakin memperluas jangkauannya. Mazaraat menghadirkan citarasa keju artisan lokal berkualitas untuk lebih banyak keluarga Indonesia.
Mazaraat Cheese mengelola dua toko di Shopee yakni Mazaraat Official Store yang berbasis di Yogyakarta dan Mazaraat Gourmet Indonesia Official Store yang berbasis di Jakarta.
"Sepanjang 2024–2025, toko Mazaraat di Yogyakarta mencatat pertumbuhan penjualan hingga 17 kali lipat, sementara toko yang berbasis di Jakarta mengalami lonjakan yang jauh lebih signifikan, mencapai hingga 330 kali lipat," kata pendiri produk keju yang didirikan oleh suami-istri Nieta Pricillia dan Jamie Najmi itu ketika ditemui di tokonya Mazaraat Cheese, Selasa (18/11) siang.
Dalam sehari, pihaknya bisa mengolah sekitar 1000 liter susu. Dari sekitar seribu liter susu bisa menghasilkan 100 kilogram susu. "Selain pembelian di toko, kami banyak melayani hotel-hotel dan restoran. Transaksi paling banyak lewat media sosial, sekitar 70%," kata dia.
"Banyak ekspatriat dari Eropa yang menjadi konsumen kami. Dari merekalah kami memvalidasi kualitas produk kami," kata Nieta.
Ia menjelaskan, produksi keju Mazaraat Artisan Cheese berlokasi di Cangkringan, Sleman, DIY. Salah satu tokonya berada di Yogyakarta di Jl. Rotowijayan No.24, Kadipaten, Kota Yogyakarta.
"Kami membuat keju berawal dari keinginan sederhana untuk menghadirkan keju sehat hasil fermentasi alami untuk MPASI (makanan pendamping ASI) anak mereka yang mengalami bocor jantung," kata Nieta.Kelontong
Ia menceritakan, usahanya berangkat dari dapur rumah. Keju buatannya pertama kali dijual di Pasar Organik Kamisan, Yogyakarta, sekitar 2015. Saat itu, dirinya diundang langsung oleh pendiri Pasar Kamisan, Janti Wignjopranoto. "Ibu Janti saat itu bilang, keju buatan kami tidak bereaksi pada tubuh saya (survivor cancer)," kata dia.
Tubuh Janti sangat sensitif apabila mengonsumsi produk pangan olahan yang tidak sehat. Karena tidak ada reaksi dalam tubuh Janti saat mengonsumsinya, keju buatannya diyakini memakai bahan-bahan alami dan berkualitas dalam proses produksinya.
Dari situ, keju buatannya mendapat perhatian dari banyak kalangan, terutama mereka dengan kebutuhan khusus, seperti penyintas kanker, autisme, dan downsyndrome.
Nieta menceritakan, kemampuan untuk membuat keju tidak dimiliki secara tiba-tiba. Sang suami sengaja belajar jauh-jauh ke Kanada untuk mempelajari cara membuat keju yang baik. "Suami belajar ke Kanada untuk belajar membuat keju," terang dia.
Namun, ketika awal-awa pulang ke Indonesia, ia pun mencoba mempraktikkan ilmunya. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan harapan. "Awal-awalnya kami gagal," kata dia.
Setelah konsultasi dengan mentor di Kanada, suaminya diminta untuk mengecek kualitas bahan bakunya. Pasalnya, kegagalan pembuatan keju sebagian besar disebabkan oleh kualitas bahan bakunya dan humidity (kelembaban udara).
Alhasil, susu yang digunakan untuk bahan baku keju benar-benar dipilih yang berkualitas. Caranya, sapi-sapi penghasil susu harus dipastikan makanannya benar-benar sehat dan bergizi. Kualitas susunya juga diteliti secara saksama. "Setelah itu, kami kemudian berhasil membuat keju," kata dia.
Selain mendapat sertifikat dari Kanada, sang suami kemudian memperdalam keahliannya terkait pembuatan keju di Prancis (2017) dan Selandia Baru (2018).
Hingga kini, Mazaraat Cheese tetap konsisten menggunakan susu pilihan. "Kami menggunakan susu sapi dan kambing organik dari peternak lokal yang diberi pakan alami tanpa pestisida, urea, maupun antibiotik," kata dia.
Susu yang digunakan tidak hanya dari Sleman, Yogyakarta, tetapi juga dari Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bogor, dan Jawa Timur.
Dari usaha kecil, Mazaraat Cheese kini telah berkembang dengan beberapa toko offline, puluhan karyawan, dan jaringan pelanggan setia di berbagai daerah. "Kami memproduksi sekitar 30 jenis keju, baik fresh cheese maupun aging cheese," terang dia.
Post a Comment