Mahasiswa FTI UII Yogya Luncurkan T-Care: Kotak Obat Pintar IoT untuk Dukung Eliminasi TBC 2030
WARTAJOGJA.ID – Tim mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berhasil mengembangkan sebuah terobosan teknologi kesehatan yang diberi nama T-Care. Inovasi ini berupa smart medicine box portable berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan aplikasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
T-Care dirancang khusus sebagai solusi untuk mengoptimalkan kepatuhan pasien Tuberkulosis (TBC) terhadap jadwal pengobatan jangka panjang.
Ketua tim pengembang T-Care dari Farmasi 2022, Khanza Adinda Salsabila, menjelaskan latar belakang pentingnya inovasi ini. Ia menyoroti tantangan terbesar dalam penanganan TBC.
"World Health Organization (WHO) menetapkan target keberhasilan pengobatan TBC minimal 90%, serta menurunkan angka kejadian TBC hingga 80% dan angka kematian sebesar 90% pada tahun 2030," ujar Khanza, Sabtu, 1 November 2025.
Oleh karena itu, menurutnya, memahami faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pasien dan merancang strategi efektif untuk meningkatkannya merupakan langkah krusial dalam mencapai keberhasilan pengobatan TBC secara global.
"T-Care hadir untuk mendukung keberhasilan pengobatan dan mencegah resistensi bakteri akibat putus obat," tegasnya.
Integrasi IoT dan AI untuk Kepatuhan Real-Time
T-Care adalah jawaban atas masalah ketidakpatuhan pasien terhadap terapi TBC yang memakan waktu lama. Alat ini berfungsi sebagai wadah penyimpanan dosis harian yang dilengkapi sistem alarm otomatis.
Alarm ini akan terus berbunyi hingga pasien benar-benar mengambil obat, memastikan konsumsi obat sesuai waktu dan mencegah kelalaian dosis.
Dosen pendamping proyek, Ir. Ali Parkhan, M.T., dari Jurusan Teknik Industri, menjelaskan bagaimana teknologi ini bekerja. "T-Care bekerja dengan sistem alarm otomatis yang memastikan pasien mengonsumsi obat tepat waktu. Yang lebih canggih, komponen AI menganalisis data kepatuhan, mendeteksi pola ketidakpatuhan, dan memberikan rekomendasi personal serta motivasi bagi pasien," jelas Ali Parkhan.
Tim pengembang yang terdiri dari Khanza Adinda Salsabila (Farmasi 2022), Sofa Tasya Kamila (Farmasi 2022), Raja Fuad Nawawi (Informatika 2022), Alifdzaky Syafwan (Teknik Elektro 2023), dan Muhammad Atha Lathif (Teknik Elektro 2023) ini merancang T-Care bersifat portable, sehingga dapat dibawa ke mana saja. Ini mendukung pasien dengan mobilitas tinggi untuk tetap patuh terhadap jadwal pengobatan.
Dukungan Aplikasi dan Peluang Implementasi
Aplikasi pendukung T-Care juga dirancang komprehensif. Aplikasi ini menyediakan notifikasi pengingat, pencatatan riwayat pengobatan yang merekam jenis obat, waktu minum, serta tingkat kepatuhan.
"Fitur penyimpanan riwayat pengobatan pasien memungkinkan tenaga kesehatan dapat memantau secara objektif perkembangan pengobatan dan melakukan evaluasi berbasis data.
Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan layanan konsultasi langsung dengan apoteker serta chatbot berbasis AI yang memberikan informasi dan edukasi obat secara adaptif," tambah Khanza.
Proyek ini dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset dan Inovasi Teknologi (Kemendiktisaintek) Kemendikbudristekdikti. Target implementasi dan pemanfaatan T-Care diarahkan untuk pemanfaatan nasional, terutama bagi penderita TBC di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.
Dosen pendamping, Ali Parkhan, optimis terhadap masa depan inovasi ini. "Tingkat pemanfaatan yang tinggi dari produk ini diharapkan mampu menurunkan angka putus obat, mencegah resistensi bakteri TBC terhadap antibiotik, serta meningkatkan keberhasilan terapi, sehingga berkontribusi terhadap pencapaian target nasional dalam mengatasi TBC menuju eliminasi TBC 2030," tutupnya.
Post a Comment