SIMUTAGA Tampil di Pameran Internasional ADEXCO 2025, Inovasi UII Yang Sentuh Jutaan Hati
WARTAJOGJA.ID : Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta kembali menunjukkan kepemimpinan nasional dalam inovasi kebencanaan melalui karya SIMUTAGA (Simulasi Ketahanan Gempa).
Torehan itu menjadi salah satu karya monumental dari salah satu dosennya, yaitu Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U., ASEAN Eng., APEC Eng, yang juga merupakan Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia.
Karya Prof. Sarwidi ini turut menandai terobosan penting dalam riset kebencanaan di Indonesia.
"Alat ini dirancang untuk mensimulasikan dampak gempa bumi terhadap bangunan secara nyata, sehingga menjadi sarana edukasi sekaligus riset yang strategis dalam upaya mitigasi bencana," ujar Prof. Sarwidi, Sabtu (13/9).
Menurutnya, kehadiran SIMUTAGA tidak hanya memperkuat posisi akademik Indonesia di bidang teknik sipil dan kebencanaan. Tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran serta kesiapan menghadapi potensi gempa bumi, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Indonesia,.
Bahkan karya monumental SIMUTAGA (Simulasi Ketahanan Gempa) ini dipamerkan dalam ajang internasional ADEXCO 2025 di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 10–13 September 2025.
Prof Sarwidi melanjutkan, SIMUTAGA bukan sekadar alat sederhana simulasi ketahanan guncangan gempa. Dalam enam bulan terakhir, kontennya di Instagram Museum Gempa Prof. Dr. Sarwidi (MUGESA) telah menjangkau lebih dari 4 juta penonton, menjadikannya sebagai mega-viral-post yang membuktikan bahwa edukasi rekayasa kegempaan dapat dikemas secara inspiratif dan berdampak luas.
Ia menuturkan, bahwa tahun 2025 telah menjadi pengingat keras bagi umat manusia bahwa bumi terus bergerak, dan kita harus bergerak bersamanya dengan kesiapsiagaan dan ketangguhan.
Gempa bumi yang melanda berbagai belahan dunia—mulai dari Myanmar, Afganistan, hingga wilayah-wilayah rawan di Indonesia, seperti di Tapanuli, Bekasi-Karawang, dan Poso —telah menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur, dan trauma kolektif yang mendalam.
"Sebagai bangsa yang berada di jalur cincin api, Indonesia tidak boleh lengah. Kita harus memperkuat edukasi publik, memperluas penerapan teknologi sederhana terjangkau secara massal seperti SIMUTAGA dan BARRATAGA, serta membangun sistem pelaporan dan evaluasi yang transparan dan kolaboratif," ujarnya
"Maka saya mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat—untuk bersatu dalam penta-helix ketangguhan. Kita tidak hanya membangun bangunan yang tahan gempa, tetapi juga membangun karakter bangsa yang tangguh, beretika, dan peduli terhadap sesama," urainya.
Dalam kacamatanya, Prof Sarwidi melihat bahwa gempa bumi bukan sekadar bencana alam. Ia adalah ujian kemanusiaan.
"Dan jawaban kita haruslah berbasis ilmu, nilai, dan kolaborasi," imbuhnya
Pameran ini mendapat dukungan penuh dari tiga simpul ketangguhan UII. Yakni dari Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh, UII, SPMKB/UIIPeduli (Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana), dan juga Masyarakat Tanggap Tangguh Bencana (MATTA) Indonesia, yang dipimpin oleh Dr. Ir. Dwi Handayani, ST., M.Sc., IPU, ASEAN Eng.
Selain itu, dukungan strategis juga diberikan oleh PT. Tatonas Yogyakarta sebagai mitra industri dalam hilirisasi UMKM SIMUTAGA. Kolaborasi ini memperkuat kesiapan produksi massal dan distribusi alat edukasi pengurangan risiko bencana gempa berbasis rekayasa dan teknologi lokal.
Adapun Dr. Ir. Dwi Handayani, S.T., M.Sc., IPM selaku Ketua Masyarakat Tanggap Tangguh Bencana (MATTA) Indonesia mengatakan, SIMUTAGA adalah bukti bahwa sains, teknologi, rekayasa, budaya, dan visual dapat bersatu untuk menyentuh jutaan hati.
"Kami bangga mendampingi karya ini menuju panggung dunia, sebagai bagian dari upaya peningkatan ketangguhan masyarakat” ujar Dr. Dwi Handayani.
Sementara itu, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., selaku Wakil Rektor IV UII Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan menyebut jika UII mendukung penuh hilirisasi dan industrialisasi inovasi SIMUTAGA sebagai bagian dari ekosistem kewirausahaan sosial yang berdampak.
"Kami percaya, kemitraan antara kampus, UMKM, dan industri seperti PT. Tatonas akan memperkuat dan mempercepat transformasi teknologi menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” ungkap Ir. Wiryono Raharjo.
Di sisi lain, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc., selaku Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh UII menyebut jika
SIMUTAGA adalah contoh nyata dari inovasi berbasis nilai dan kebermanfaatan.
"Simpul Tumbuh UII siap mendukung proses penguatan inovasi semacam ini agar tidak hanya dikenal, tetapi juga digunakan semakin luas oleh masyarakat dan dunia pendidikan,” tegas Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc.
SIMUTAGA telah lolos sebagai Top 5 Inovasi Nasional dalam seleksi ADEXCO 2024, berkat kemanfaatan, kesederhanaan, kekuatan hak cipta, kemitraan industri, dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
Kehadirannya di Pemeran ADEXCO diharapkan membuka peluang kolaborasi internasional dan memperkuat ketangguhan masyarakat Indonesia.
Post a Comment