Zulkifli Hasan Ajak Generasi Muda Muhammadiyah Bangun Ekonomi yang Lebih Adil dan Berkemajuan
WARTAJOGJA.ID : Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, menegaskan pentingnya peran generasi muda Muhammadiyah dalam memperbaiki struktur ekonomi nasional yang selama ini masih timpang. Hal ini disampaikan saat menghadiri hari pertama _Studentpreneur Bootcamp_ 2025 yang digelar oleh _Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator_ (MCEBI) bekerja sama dengan Badan Otorita Borobudur (BOB) di Ballroom UMY Student Dormitory, Sabtu (19/7). _Studentpreneur Bootcamp_ 2025 ini akan berlangsung hingga Senin (21/7) di UMY dan di kawasan Wisata Taman Tebing Breksi, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Zulkifli Hasan secara lugas mengkritik kondisi perekonomian Indonesia yang menurutnya belum banyak berubah, bahkan setelah lebih dari dua dekade reformasi. Ia menyoroti bahwa kekayaan nasional masih didominasi oleh segelintir kelompok, sementara sebagian besar masyarakat, terutama di pedesaan, belum mendapatkan akses ekonomi yang adil.
“Selama 29 tahun reformasi, struktur ekonomi kita tidak banyak berubah. Uang di Indonesia hanya berputar di kelompok yang sangat kecil, sekitar 10 hingga 20 orang yang menguasai hampir semua sumber kekayaan,” ujar Zulhas, sapaan akrabnya.
Menurut Zulhas, ketimpangan inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak dirasakan secara merata. Oleh karena itu, ia menekankan urgensi pemberdayaan masyarakat akar rumput, khususnya petani dan pelaku usaha kecil, dengan prinsip keadilan ekonomi dan kepemilikan yang luas.
“Jangan sampai kita hanya menjadi pasar. Orang makan mie, minum teh, beli minyak goreng, semua perusahaan besar yang untung. Kita ingin membangun ekonomi yang tidak hanya berputar pada konglomerat, tetapi juga melibatkan rakyat secara langsung,” tegasnya.
Zulkifli mengajak mahasiswa Muhammadiyah untuk mengambil peran aktif dalam perubahan tersebut. Menurutnya, masa depan ekonomi Indonesia harus ditopang oleh pengusaha muda yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memperjuangkan pemerataan kepemilikan.
“Kita perlu membangun koperasi yang benar-benar produktif. Bukan koperasi yang hanya bagi-bagi uang, tapi koperasi yang memiliki model bisnis yang kuat. Kita kembangkan usaha, kita dorong kepemilikan bersama, supaya keuntungan tidak hanya dinikmati segelintir orang,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan sejumlah program konkret pemerintah, termasuk penguatan koperasi desa, pengembangan gerai sembako di pedesaan, hingga hilirisasi industri pangan yang selama ini terjebak dalam rantai pasok yang tidak adil bagi petani.
“Petani harus naik kelas. Petani jangan hanya dijadikan objek, tapi harus punya martabat. Kita dorong supaya petani memiliki akses modal, teknologi, dan pasar yang adil,” katanya.
Zulkifli turut menyinggung peran pemerintahan baru Presiden Prabowo yang menurutnya fokus pada dua hal utama, yakni penguatan kedaulatan negara dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
“Kita ingin membangun ekosistem ekonomi yang kuat. Negara harus hadir untuk memperkuat institusi, tetapi masyarakat juga harus diberdayakan. Ini sejalan dengan semangat Muhammadiyah yang menggerakkan umat melalui pendidikan dan ekonomi,” tambahnya.
Dengan kehadiran mahasiswa dari seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, ia berharap Studentpreneur Bootcamp tidak hanya menjadi pelatihan sesaat, tetapi juga titik awal lahirnya gerakan technopreneur Muslim yang membela kepentingan rakyat.
“Kalian adalah calon pengusaha yang bukan hanya pintar cari untung, tapi juga mengangkat martabat umat. Kalian bisa menjadi bagian dari solusi untuk mengubah wajah ekonomi Indonesia menjadi lebih adil dan berkemajuan,” tutupnya.
Post a Comment