News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Begini Kisah Frida, Lulusan Terbaik Wisuda UNY

Begini Kisah Frida, Lulusan Terbaik Wisuda UNY

WARTAJOGJA.ID : Wisuda UNY periode Mei 2025 masih menyisakan cerita. Frida Hertiza Dewi meraih indeks prestasi kumulatif tertinggi untuk jenjang sarjana dalam wisuda ini. Mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan berhasil meraih indeks prestasi kumulatif tertinggi untuk jenjang sarjana yaitu 3,97 dengan masa studi 3 tahun 6 bulan.

Putri pasangan Hery Kusumawan dan Tatik Winarti itu berkisah bahwa dia diterima pada program studi tersebut melalui jalur SNMPTN. “Hal ini membahagiakan karena datang saat keluarga sedang berduka sebab kakek saya meninggal dunia, selain itu juga sedang mengalami keterpurukan ekonomi sehingga diterima di PTN adalah hal yang terbaik” papar Frida, Kamis (5/6/25). Sempat terpikir untuk mengajukan beasiswa KIP Kuliah namun terkendala karena ibunya adalah seorang pegawai negeri sipil. 

Selama kuliah, warga Donoharjo Ngaglik Sleman tersebut mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kepanitiaan dan unit kegiatan mahasiswa. Disini Frida belajar manajemen waktu dan tanggung jawab, dengan beban yang lebih bisa diatur. “Pada semester 4 dan 5, saya mulai mencari pengalaman kerja. Saya menjadi admin part time di sebuah online shop. Meskipun lelah dan memiliki rasa takut apabila IPK turun, saya tetap melawan rasa takut untuk mendapatkan banyak pengalaman dalam satu kesempatan” kata dia. IPK bagi Frida adalah harga diri dan tanggung jawab sehingga dia berusaha keras menyeimbangkan pekerjaan dan kuliah.

Pada semester 6 Frida lolos pendaftaran Kampus Mengajar dan ditempaikan di SDN Nyaen 2 Pandowoharjo Sleman. “Salah satu kebahagiaan terbesar saya saat itu adalah ketika bisa memberi sesuatu untuk ibu saya dari uang saku yang diperoleh melalui Program Kampus Mengajar. Meskipun sederhana, saya merasa bangga bisa membuat ibu tersenyum” haru Frida.
Semester berikutnya dia mendaftar program MSIB, namun belum berhasil lolos. 

Frida tidak menyerah dan memilih untuk magang mandiri di Dinas DIKPORA DIY. “Jaraknya jauh dari rumah, lalu lintas padat, dan saya harus berangkat pagi dan pulang larut” ujar Frida. Ditengah kesibukan magang, dia juga mulai mengerjakan skripsi yang penuh tantangan. Ketika hendak mengambil data, tempat penelitian sempat tidak bisa memberikan waktu pasti. Padahal gadis kelahiran Sleman, 8 Februari 2003 itu sudah menetapkan target waktu untuk sidang skripsi, tetapi takdir berkata lain sehingga target tersebut sedikit meleset. Meskipun begitu, dia bersyukur karena prosesnya tetap dilancarkan. 

Saat ini Frida sedang menjalani internship di PT Widya Inovasi Indonesia, salah satu perusahaan teknologi yang cukup dikenal di Yogyakarta dan menjadi sebuah bentuk reward karena tidak lolos dalam Program MSIB. 

“Bekerja di perusahaan swasta ternama memang salah satu impian saya selama ini. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini, karena dari proses seleksi hingga pelaksanaan tugas internship, saya merasa ditempa menjadi pribadi yang lebih siap menghadapi dunia professional” ungkap dia.

Alumni SMAN 2 Sleman itu mengungkapkan bahwa perjuangan bukan hanya tentang seberapa keras melawan keadaan, tetapi tentang bagaimana tetap melangkah meski ragu, tetap berusaha meski lelah, dan tetap percaya meski belum tahu akan kemana. “Saya bisa berdiri hingga saat ini bukan karena saya yang paling hebat, tapi karena saya tidak berhenti mencoba untuk jadi lebih baik setiap harinya. Saya tidak memiliki kisah dramatis untuk dijadikan inspirasi, tapi saya punya mimpi, dan saya terus berusaha menjaganya, meski sering kali merasa ragu, takut, bahkan merasa tidak pantas. Seperti hari ini” ujar Frida.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment