News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

FK-KMK UGM Jadi Tuan Rumah ASEAN Medical Deans' Summit ke-15- 2025

FK-KMK UGM Jadi Tuan Rumah ASEAN Medical Deans' Summit ke-15- 2025


WARTAJOGJA.ID : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menjadi tuan rumah perhelatan ASEAN Medical Deans' Summit (AMDS) ke-15 tahun 2025.

Acara yang dipusatkan di Hotel Alana Yogyakarta pada Senin (26/5/2025) hingga Selasa (27/5/2025) itu dihadiri para dekan Fakultas Kedokteran se-ASEAN juga para perwakilan dari fakultas kedokteran terkemuka di kawasan ASEAN, sebagai bagian dari jejaring ASEAN Medical Schools Network (AMSN). 

Dekan FK-KMK UGM, Prof Yodi Mahendradhata mengatakan bahwa AMDS 2025 mengangkat beragam tema penting yang relevan dengan dinamika zaman, khususnya di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kompleksitas tantangan kesehatan global.

"Beberapa isu utama yang dibahas meliputi tantangan terkini dalam proses belajar-mengajar di dunia kedokteran, inovasi dan pengembangan teknologi pendidikan untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif, masa depan riset di bidang kedokteran, serta pentingnya program elektif dalam menunjang pengembangan pribadi mahasiswa kedokteran," kataYodi dalam konferensi pers, Senin.

Yodi mengatakan forum ini merupakan kesempatan penting untuk memperkuat kolaborasi lintas negara demi meningkatkan mutu pendidikan kedokteran, mempercepat inovasi teknologi pendidikan, serta mengembangkan riset dan pembinaan mahasiswa yang berdampak nyata.

Yodi menambahka. sejak terbentuk pada tahun 2012, AMSN telah menjadi wadah strategis bagi institusi pendidikan kedokteran di kawasan ASEAN untuk bekerja sama menciptakan keunggulan dalam pendidikan kedokteran, meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, serta menumbuhkan solidaritas melalui nilai-nilai bersama dan dukungan timbal balik. 

Pertemuan tahun ini mengusung tema "Building Impactful Collaborations: Transforming Needs into Actions", di mana AMDS 2025 mendorong terciptanya kemitraan baru dan penguatan jejaring yang telah ada.

AMDS 2025 diharapkan menjadi platform untuk merancang kerangka program kerja sama yang dapat diimplementasikan dalam jangka pendek dan dievaluasi secara berkala setiap tahun. Dengan cara ini, hasil nyata dari kolaborasi dapat dilaporkan dalam forum-forum AMDS mendatang dan menjadi bagian dari kontribusi berkelanjutan terhadap pendidikan kedokteran di ASEAN.

"Melalui pelaksanaan AMDS 2025 yang berlangsung pada tanggal 25 sampai dengan 27 Mei 2025, FK-KMK UGM berharap pertemuan ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan bersama menuju komunitas pendidikan kedokteran ASEAN yang lebih terpadu, inovatif, dan berdampak luas. Semua pihak diajak untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal: saling mendengarkan, berbagi pengalaman, serta bertindak bersama untuk masa depan yang lebih baik yang berorientasi pada kemaslahatan masyarakat di kawasan ASEAN," imbuh Yodi. 
Mahasiswa kedokteran dari berbagai universitas anggota AMSN juga turut meramaikan forum ini dengan berpartisipasi dalam sesi presentasi poster. Kegiatan ini menjadi ajang bagi para mahasiswa dari puluhan universitas di kawasan ASEAN untuk berbagi gagasan dan inovasi. Tema-tema yang diangkat mencerminkan semangat kolaborasi lintas negara, mulai dari penguatan kerja sama melalui aktivitas akademik dan non-akademik, peningkatan mutu pendidikan kedokteran untuk menjawab tantangan kesehatan global, hingga upaya memberdayakan dokter muda ASEAN lewat inovasi dan kolaborasi yang berdampak nyata. 


President AMSN, Prof Dato Dr Yang Faridah dari Malaysia menyebut, "Kita harus memastikan bahwa kebutuhan bersama yang telah diidentifikasi dapat diterjemahkan ke dalam tindakan nyata—baik dalam bentuk program pendidikan, proyek kolaboratif riset, maupun pengembangan kapasitas mahasiswa dan dosen. Tindakan ini harus bersifat berkelanjutan dan memiliki kerangka kerja yang jelas agar hasilnya bisa dirasakan oleh institusi masing-masing serta masyarakat luas," ungkapnya.

Dr Yang juga menyampaikan bahwa AMSN tak lagi ingin banyak bicara seperti yang selama 14 kali sebelumnya dilakukan. Grup tersebut ingin melakukan aksi nyata yang membawa dampak bagi masyarakat terutama di bidang pendidikan kedokteran.

"Pertemuan ini sangat penting, tahun ini akan beraksi dengan kuat, berkolaborasi untuk pendidikan kedokteran di Asean. Termasuk AI berdampak pada seluruh industri termasuk medis. Menggunakan AI, kita bisa mengisi hal yang dibutuhkan. Bagaimana dokter bisa terbantu diagnosa. 

Dokter tidak melawan kemajuan AI, namun bagaimana melengkapi dokter agar kerja semakin baik. AI bisa menjadi tools atau alat untuk membantu kinerja dokter. Di sisi lain dokter harus belajar berkomunikasi dengan baik pada pasien, menyentuh, menyemangati, memberikan rasa empati secara langsung pasien," tambahnya.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment