News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Diskusi Buku Tentang Lansia dan Ruang Publik digelar di Yogyakarta

Diskusi Buku Tentang Lansia dan Ruang Publik digelar di Yogyakarta

WARTAJOGJA.ID : Sastra Bulan Purnama, Tonggak Pustaka, dan DPRD DIY menyelenggarakan diskusi buku berjudul ‘(Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik’. Buku ditulis oleh 25 lansia yang tinggal di kota berbeda di seleuruh Indonesia.

Para penulis berasal dari Jakarta, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Adapun diskusi berlangsung pada Sabtu (25/5/2025) pukul 12.00 di Ruang Paripurna 2, Lantai 2 Gedung DPRD DI Yogyakarta, Jalan Malioboro. Peserta diskusi dibatasi hanya 75 orang yang mendaftar dan penuh.

Turut mendukung diskusi, PT. Luas Birus Utama dan Paguyuban Wartawan Sepuh. Keduanya, sebut saja sebagai mitra Sastra Bulan Purnama, karena beberapa penulis dalam buku ini sekaligus anggota Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta.

Dr. Harris Susanto, direktur PT. LBU, mempunyai perhatian terhadap pengembangan literasi, dan sudah beberapa kali mendukung kegiatan Sastra Bulan Purnama.  Perihal buku ini, Harris menyebutkan, di usia lansia, aktivitas menulis masih terus dilakukan, artinya pikiran tidak dibiarkan berhenti bekerja. Sebaliknya dijaga agar terus digunakan, sehingga dalam usia tua, pikiran tetap waras.

“Saya kira, lansia perlu terus diberi ruang, agar kreativitasnya tetap terjaga. Menulis merupakan salah satu aktivitas yang baik, di antara aktivitas baik lainnya. Hal yang menarik, menulis lebih banyak menggunakan pikiran, dan menulis perlu banyak membaca, tanpa memiliki tradisi membaca, tulisannya akan terasa kering,” kata Harris Susanto.

Diskusi menghadirkan 3 narasumber, Fajar Gagana, S.T, anggota DPRD DIY/Fraksi PDIP, Prof. Dr. Drg. Ahmad Syaify, Sp Perio, Subsp RPID (K) FISID, Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM dan Genthong HSA, sutradara dan penulis naskah. Moderator Sinta Herindrasti, MA, Pengajar Prodi HI, Fisip Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.

Ons Untoro, koordinator diskusi mengatakan, diskusi buku lansia ini merupakan diskusi kedua yang diselenggarakan tiap bulan Mei. Pada bulan Mei tahun lalu buku yang diterbitkan berjudul ‘Kita Lansia: Terus berkarya, Bahagia, Penuh Berkah’ ditulis oleh 33 lansia dari berbagai kota. Bulan Mei 2025, para lansia kembali menulis dan bukunya diberi judul ‘(Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik’.

“Setiap bulan Mei di tahun yang berbeda, para lansia akan terus menulis dan diterbitkan menjadi buku, setidaknya untuk menjaga agar pikirannya, di usia lansia masih tetap waras,” ujar Ons Untoro.

Sebelum diskusi buku ‘Ruang Publik’, dua penyair dari Jakarta dan Semarang, Nia Samsihono, dan Sulis Bambang, yang ikut menulis dalam buku ini, mengawali membaca puisi karya masing-masing.

Sebanyak 25 penulis buku ‘(Lanisa) Indonesia Tanpa Ruang Publik ialah, Ahmad Syaify, Agoes Widhartono, Ahmadun Yosi Herfanda, Anti Soeleman, Dikdik Sadikin, Genthong HSA, Gunawan, Gunoto Saparie, Halim HD, Lies Wijayanti SW, Mustofa W.Hasyim, Nia Samsihono, Ninuk Retno Raras, Ons Untoro, Osmar Tanjung, Ratna Hendarsi, Simon HT, Sinta Herindrasti, Sri Wahyu Wardani, Sulis Bambang, Sumardiyanto, Sunarto, Sutirman Eka Ardhana, Wara Kusharwati, dan Y.B. Margantoro, beberapa diantara turut hadir dalam acara.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment