Ideologi Alternatif Jadi Solusi Pertahankan Sikap Umat
WARTAJOGJA.ID: Semenjak masa reformasi di Indonesia, bermunculan ideologi yang semakin berkembang di masyarakat. Ideologi ini sekaligus mempengaruhi kerangka berpikir keagamaan yang memotori gerakan modern Islam. Dalam menghadapi berbagai macam ideologi yang belum tentu sesuai dengan tuntunan agama, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menekankan pentingnya untuk memiliki ideologi alternatif.
Disampaikan dalam acara Dialog Ideologi, Politik dan Organisasi (IDEOPOLITOR) pada Minggu (06/08), Haedar ingin agar masyarakat Islam menyesuaikan untuk tidak terlalu mengikuti berbagai ideologi, namun juga tidak menolak secara radikal. “Saya pikir ideologi yang dimiliki oleh Muhammadiyah itu sudah alternatif. Seperti Risalah Islam Berkemajuan yang tidak condong ke kanan atau kiri, namun tetap memiliki kerangka berpikir mendalam dan luas,” ujarnya.
Dialog yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini bertemakan “Mewujudkan Muhammadiyah yang Unggul dan Berkemajuan”. Menurut Haedar, masyarakat Islam perlu untuk memahami berbagai macam ideologi yang berkembang seperti liberalisme dan pluralisme. Ini dimaksudkan untuk terciptanya pemikiran baru yang bersifat alternatif dan mempunyai dasar untuk tidak menerima ideologi yang bertentangan.
“Agar nantinya, ketika multikulturalisme semakin berkembang, jangan sampai kita tidak memiliki sikap. Jika muncul hal yang bertentangan, jangan hanya sekadar menolak namun harus memiliki cara untuk menghadapinya bahkan berdakwah terhadap hal tersebut,” imbuh Haedar.
IDEOPOLITOR yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY ini dihadiri oleh seluruh lapisan organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di wilayah Yogyakarta. Selain bertujuan untuk penguatan basis ideologi terhadap peta politik, sosial-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, dialog ini juga digelar untuk meneguhkan sikap politik Muhammadiyah sekaligus cara memimpin organisasi ini.
Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM. selaku Rektor UMY yang juga hadir dalam acara ini, Muhammadiyah sebagai organisasi memang memiliki kepentingan terhadap politik. Menurutnya, ada banyak kepentingan Muhammadiyah yang harus diurus melalui jalur politik. Ia pun sangat menyambut baik diselenggarakannya dialog IDEOPOLITOR ini di UMY.
“Justru akan sangat menyedihkan jika Muhammadiyah tidak bicara politik. Di sisi lain, tentu kami juga tidak berharap bahwa aktivitas di Muhammadiyah hanya terbatas pada ideologi dan organisatoris saja. Saya rasa wilayah politik masih di-nomor dua-kan oleh warga Muhammadiyah dan ini harus menjadi perhatian,” pungkas Gunawan. (ID)
Post a Comment