News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Wingko Babat Berjamur di Malioboro Viral, Ini Penjelasan Pedagang

Wingko Babat Berjamur di Malioboro Viral, Ini Penjelasan Pedagang

 

Pedagang kaki lima di Teras Malioboro menunjukkan lokasi jualannya di lantai tiga pasca viralnya kasus Wingko berjamur. 

WARTAJOGJA.ID : Kalangan pedagang dari Paguyuban Pedagang Pelataran (Papela) Yogyakarta memberi penjelasan soal kasus pembelian oleh-oleh Wingko Babat berjamur yang dibeli wisatawan di kawasan Teras Malioboro pekan lalu.

Pengurus Papela yang juga pedagang makanan di Teras Malioboro, Miftah mengakui adanya insiden pembelian oleh-oleh berjamur itu.

“Perlu diketahui, bahwa oleh-oleh Wingko Babat yang dibeli wisatawan dan ternyata berjamur itu benar benar di luar pengetahuan kami para pedagang,” kata Miftah ditemui Senin 21 Maret 2022.

Miftah membeberkan, selama ini para pedagang yang berjualan di lantai teratas atau lantai tiga pusat pedagang kaki lima (PKL) itu setiap hari hanya kulakan dari barang dagangan produksi produsen oleh-oleh di Kota Yogyakarta.

“Memang dalam kemasannya tidak ada expired date, kami hanya diberitahu secara lisan jika usia dagangan itu bisa bertahan lima sampai tujuh hari, dan Wingko yang dibeli wisatawan itu usianya baru tiga hari (sejak dibeli), jadi kami kira masih aman,” kata Miftah.

Miftah mengaku pedagang tak berani mengecek dengan membuka kemasan Wingko yang setiap buahnya sudah tersegel kemasan plastik itu. Khawatir jika ada pembeli berminat dkira kemasannya sudah rusak.

“Kami menduga Wingko itu berjamur karena lokasi di lantai tiga tempat jualan kami lembab, karena sebelumnya kami tak pernah mengalami peristiwa seperti ini (komplain pembeli)” kata dia.

Lantai tiga Teras Malioboro 1 sendiri sebelumnya memang juga sempat viral karena atapnya bocor saat hujan deras disertai angin beberapa waktu lalu saat ulai ditempati para PKL Malioboro. Para pedagang menduga lokasi itu berpengaruh pada daya tahan jualannya.

“Saat kami masih di area trotoar depan Pasar Beringharjo (sebelum relokasi), dagangan aman-aman saja sampai lima hari, meskipun biasanya dalam satu hari biasanya dagangan sudah habis karena tingginya permintaan,” kata dia.

Miftah dan para pedagang oleh-oleh di lantai tiga Teras Malioboro tiga berharap dari kejadian ini, ada kebijakan dari Pemerintah DI Yogyakarta menempatkan pedagang oleh-oleh di lokasi lebih mendukung. Baik secara suhu dan putaran dagangannya.

“Misalnya kami ditempatkan di lantai satu, kami sangat berterimakasih karena tidak terlalu lembab dan juga putaran dagangan lebih cepat, kami tak harus lama menyimpan barang dagangan,” kata dia.

Usai kejadian itu, Miftah mengaku sudah mengumpulkan 36 pedagang oleh oleh di lantai tiga Teras Malioboro 1. “Kami sudah melakukan evaluasi, agar kejadian ini tak terulang, khususnya pengecekan produk yang akan dijual,” kata dia.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, dari kasus temuan makanan berjamur di Teras Malioboro itu, pihaknya menduga sebelumnya kejadian seperti itu mungkin sudah ada sebelum para PKL direlokasi.

“Dulu mungkin sudah ada kasus tapi banyak yang tidak tahu, sekarang dengan tempat berbeda (Teras Malioboro) yang mudah dikontrol baru ketahuan,” kata Sultan.

Sultan pun mengimbau para pedagang seharusnya bersedia lebih teliti mengecek dagangannya sendiri khususnya jika berkaitan dengan makanan.

“Jangan tahu sudah berjamur tetap dijual, makanan seperti itu kan tidak tahan lama,” kata dia. Sultan juga meminta dinas terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pada para UMKM.

“Tapi kuncinya tetap pedagang yang harus aktif mengecek sendiri jualannya, apalagi sudah menempati lokasi baru, perlu meningkatkan layanannya,” kata Sultan. (Cak/Rls) 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment