News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kata Peneliti Soal Keputusan Presiden Tentang Penegakan Kedaulatan Negara

Kata Peneliti Soal Keputusan Presiden Tentang Penegakan Kedaulatan Negara


Ahmad Maruf, Presidium Lingkar Akademisi Reformis Indonesia (ist)

WARTAJOGJA.ID : Keputusan Presiden RI Joko Widodo berkaitan dengan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara. “Menetapkan tanggal 1  Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara,” membuka kacamata generasi muda untuk memahami peran sejarah tokoh bangsa dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

Ahmad Maruf, Presidium Lingkar Akademisi Reformis Indonesia menilai keputusan pemerintah sudah tepat. Ada pembelajaran sejarah berkaitan pentingnya menegakan kedaulatan NKRI di mata dunia. 

"Keppres 2/2022 ini sejalan dengan hasil para ilmuwan dan sejarahwan yang menempatkan peran sentral Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Menteri Pertahanan dan juga Panglima  Besar Jendral Sudirman sebagai Panglima Angkatan Perang yang saat itu kalau tidak salah masih bernama TRI," kata Ahmad Maruf, Jumat 4/3/2022 di Yogyakarta

Seperti diketahui, tiap tokoh bangsa memiliki peran sejarah penting menegakan kedaulatan RI. Panglima Besar Sudirman, memiliki track record sebagai ahli strategi dan panglima perang nampak pada palagan Ambarawa.

"Itulah yang membangun legitimasi kepemimpinan Pak Dirman. Pada SU 1 Maret banyak juga yang berperan dalam posisi masing-masing, seperti Pak Harto, Pak Nasution, Pak Urip Sumohardjo, Kawilarang, Pak Simatupang, Pak Bambang Sugeng dan lainnya. Banyak tokoh yang ikut peran termasuk Pak Harto sebagai pelaksana," kata Ahmad Maruf. 

Keppres 2/2022 ini  tak menghilangkan peran Soeharto sebagai salah satu pelaksana kebijakan untuk menjabarkan di tingkat taktik perang. Perintah mobilisasi angkatan perang dari Menhan yang dalam konteks strategi, mobilisasi dan lain-lain oleh Jenderal Sudirman. 

"Tatkala menempatkan Sri Sultan HB IX dan juga Panglima Angkatan Perang, maka pembelokkan sejarah yang kini diluruskan. Perlu dicatat bahwa Ibu kota negara ketika dipindahkan dan dalam keadaan tdk aman, yang mengundang ke Jogja itu Sri Sultan HB IX. Bahkan APBN RI pertama dibiayai Sri Sultan HB IX setidaknya sekitar 5 juta Golden. Kontribusi pemikiran dan pengorbanan Aset meneguhkan peran Sri Sultan IX sangatlah sentral," kata Ahmad Maruf

Berkaitan dengan polemik Hari Penegakan Kedaulatan Negara, Ahmad Maruf menyatakan yang paling penting adalah memberikan cakrawala dan menjernihkan sejarah tokoh bangsa yang berjasa besar pada Indonesia. 

"Jadi mari kita menangkan wacana publik dengan mendorong para sejarawan dan pengamat militer berbicara tentang kebenaran sejarah dengan menghormati jasa Sri Sultan HB IX dan Jendral Sudirman," kata Ahmad Ma'ruf, Peneliti senior di Institute of public policy and economic studies (Inspect), lembaga independen kajian Publik ini. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment