News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

G20 Dimulai Yogya, Paku Alam X : Selamat Datang di The Heart of Java

G20 Dimulai Yogya, Paku Alam X : Selamat Datang di The Heart of Java


Para delegasi G20 memulai kegiatan di Yogyakarta Rabu petang (16/3). Dok. Pemda DIY

WARTAJOGJA.ID: Para delegasi G20 memulai kegiatannya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu petang yang dipusatkan di Royal Ambarrukmo Hotel 16 Maret 2022.

"Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai Kota Pendidikan, namun juga sebagai pusat budaya Jawa atau The Heart of Java," kata Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam X kepada para delegasi yang mengikuti kegiatan bertajuk First Education Working Group Meeting G20 itu.

Para peserta disuguhi sajian tari klasik Srimpi Pandhelori yang dibawakan oleh sanggar tari Royal Ambarrukmo. 

Srimpi Pandhelori merupakan tari klasik Yogyakarta yang bertemakan nilai-nilai baik dan buruk dalam kehidupan manusia. Tari ini diciptakan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang berkuasa pada tahun 1877-1921.

Pada kegiatan yang dihelat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI itu, Paku Alam mengatakan pendidikan dan kebudayaan telah menjadi dwitunggal fondasi kehidupan di Yogyakarta sejak berabad silam.

"Apabila menelusuri lorong sejarah, Yogyakarta lahir dari nilai keberagaman dan embrio toleransi," kata dia. Salah satu contohnya yakni Candi Prambanan yang telah menjadi saksi indahnya rajutan toleransi antar agama pada peradaban masa lampau.

“Beranjak ke periode yang lebih kontemporer, wilayah Kota Baru di Kota Yogyakarta menjadi simpul toleransi antara umat Islam dan Katolik, dimana Masjid Syuhada terletak segaris dengan Gereja Katolik Santo Antonius Padua," kata dia.

Kedua entitas agama tersebut, ujar Paku Alam, dapat hidup secara damai, mewarnai dan memperkuat budaya toleransi Yogyakarta masa kini.

Paku Alam berharap, kehadiran para delegasi dari 20 negara itu dapat membawa inspirasi bagi agenda-agenda pengembangan pendidikan melalui kerjasama negara-negara anggota G20. 

“Tentunya kita harus sepakat dari awal, bahwa pendidikan menjadi kunci menuju dunia yang lebih toleran dan sejahtera," kata dia.

Paku Alam menyebut kearifan lokal budaya Jawa yang dianut Yogyakarta mengajarkan konsepsi pendidikan sebagai upaya mencapai kesejahteraan dan perdamaian, melalui falsafah Mangasah Mingising Budhi (mempertajam hati nurani) dan 
dan Hamemayu Hayuning Bawana 
(memperindah keindahan dunia).

Adapun Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan selaku Chair of G20 Education Working Group Iwan Syahrir mengatakan Indonesia berkomitmen menciptakan masa depan yang lebih tangguh, berkelanjutan melalui pendidikan yang lebih andal di masa yang penuh tantangan ini.

"Pandemi Covid-19 memunculkan tantangan yang justru menciptakan kepemimpinan global kolektif yang lebih kuat dari sebelumnya dan G20 diharapkan hadir untuk memimpin dunia, menavigasi tantangan pandemi untuk saling bergotong-royong dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya," kata dia. (Dho/Ian)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment