News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul di Semarang Ditarget Rampung 2023

Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul di Semarang Ditarget Rampung 2023


Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat memberi sambutan dalam syukuran pembangunan Riset Center dan Museum Jamu Sabtu (18/12) (ist)

WARTAJOGJA.ID : PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menggelar syukuran rencana Pembangunan Riset Center dan Museum Jamu yang berlokasi di Kawasan Pabrik Sido Muncul, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (18/12) 2021.

Pembangunan kawasan riset dan museum jamu seluas 4-5 hektar ini bakal dimulai 2022 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023.

Acara syukuran ditandai dengan menekan tombol sirine dan membuka selubung maket oleh Jajaran Direksi Sido Muncul. 

Syukuran kali ini sekaligus merupakan rangkaian acara peringatan HUT 70 Tahun Sido Muncul dan 8 Tahun Sido Muncul menjadi perusahaan publik. Sido Muncul sendiri telah resmi berdiri pada tahun 1951 dan sudah go publik pada 18 Desember 2013 silam.

"Tujuan pembangunan Riset Center dan Museum Jamu akan menjadi pusat informasi dan pembelajaran ilmiah/edukasi," kata Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.

Irwan mengatakan, ide membangun Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul itu sebenarnya sudah tercetus sejak 10 tahun lalu. 

Namun, kendala yang terjadi saat itu membuat rencana untuk merealisasikannya tertunda.

Bahkan, rencana itu sempat terulang ketika Sido Muncul merayakan hari jadi ke-70 pada November 2021.

“Akan tetapi, perkara desain dan ide yang berubah-ubah, proyeknya baru sekarang terlaksana,” ujar Irwan.

Sesuai namanya, Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul akan difungsikan sebagai tempat penelitian dan budi daya keanekaragaman hayati, khususnya rempah. 

"Dalam Riset Center nanti akan meneliti obat-obat herbal. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negeri kekayaan sumber daya hayati nomor dua di dunia, sedikitnya ada 30 ribu jenis tanaman herbal," kata dia.

Dari penelitian tersebut, harapannya bisa mendapatkan kualitas rempah yang lebih baik dan unggul. Misalnya zat aktifnya lebih banyak, di dalam rempah ada minyak atsiri, minyak cengkeh, dan lain-lain. 

"Kalau saat ini cuma 1%, nanti akan disilangkan dan mudah-udahan dapat menjadi 1,2% setiap 1 kg-nya atau kami bisa menemukan jahe baru yang disilangkan atau jahe yang super panas, atau jahe yang super pedas, khasiat bagus tapi nggak pedas," jelasnya.

Selain itu, fasilitas tersebut akan menjadi pusat edukasi tentang sejarah jamu di Tanah Air.
Irwan menuturkan, industri jamu di Semarang dimulai pada 1825 dengan merek Nyonya Item. 

Bisa jadi, banyak orang belum mengetahui fakta itu. Karenanya, Museum Jamu Sido Muncul diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan sejarah jamu-jamuan, khususnya bagi generasi muda.

"Kami sedang mencari bahan-bahan untuk Museum Jamu Sido Muncul supaya generasi milenial bisa mengenal jamu yang punya sejarah panjang di Indonesia," lanjutnya.

Terkait budi daya rempah, Irwan mengatakan bahwa Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul akan didedikasikan untuk menciptakan bibit unggul.

“Misalnya saja, jahe dan temulawak. Kedua rempah itu perlu diriset secara mendalam demi menemukan bibit unggul. Bahkan, jika memungkinkan kedua rempah disilang-silang,” terangnya.

Dalam pembangunan Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul, perusahaan jamu yang berdiri pada 1940 tersebut melibatkan para peneliti dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi serta lembaga swadaya masyarakat (LSM).

"Perlu kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan tanaman rempah. Langkah ini diambil agar rempah yang dibudidayakan bisa jadi komoditas ekspor," ucap Irwan.

Tak hanya bertujuan sebagai pusat riset dan edukasi, Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata setempat. Perusahaan siap melengkapi kedua bangunan dengan beragam fasilitas penunjang. 

Sebut saja, kebun binatang, kios belanja, wahana bermain anak, balai pertemuan, dan kantin.

"Tempat ini menjadi wisata edukasi. Sebelum pandemi yang datang ada sekitar 8.000 orang. Harapannya, bisa dikunjungi oleh 40.000 orang," ujar Irwan.

Tujuan mulia Sido Muncul itu mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Muhammad Arif Sambodo.

Pasalnya, selain jadi sumber inspirasi dan media belajar masyarakat, pendirian Pusat Penelitian dan Museum Jamu selaras dengan program wisata kesehatan (wellness tourism) yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Faktanya, banyak masyarakat yang menyukai wisata kesehatan. Pembangunan kedua fasilitas itu otomatis bermanfaat," ucapnya.

Dalam acara syukuran turut hadir KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan beberapa pejabat daerah.
Pada kesempatan tersebut, Sido Muncul menyalurkan pula bantuan sosial senilai Rp 500 juta. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment