News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pentingnya Pilar Literasi Digital di Era Kecanggihan Teknologi

Pentingnya Pilar Literasi Digital di Era Kecanggihan Teknologi




Sleman - Cyberspace dan Cybercultur adalah sebuah dunia komunikasi berbasis komputer untuk melipat ruang dan waktu dan menawarkan realitas baru berbentuk virtual. Dalam bahasa yang berbeda, cyberspace juga dapat diartikan sebagai suatu imaginary location atau tempat aktivitas elektronik dilakukan, guna meringkas dan memampatkan ruang dan waktu. 

Pemadatan ini memiliki tujuan pasti untuk menghilangkan hambatan ruang, menggunakan kecanggihan tekonologi. Proses akhir yang dapat dihasilkan dari pemadatan ini adalah terjadinya percepatan dunia kehidupan.

Hal tersebut dikatakan oleh dosen UIN Sunan Kalijaga, Waryani Fajar Riyanto dalam webinar literasi digital dengan tema ”Menjadi Pelopor Masyarakat Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (19/11/2021).

Fajar menekankan agar pengguna atau masyarakat digital memiliki kemampuan empat pilar literasi digital. Pilar literasi digital yang dimaksud itu yakni etika digital berupa kemampuan individu dalam mempertimbangkan baik atau buruknya sebuah tata kelola digital dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu, budaya digital berupa hasil olah pikir, kreasi dan cipta karya manusia yang berlandaskan teknologi internet. Kemudian, keterampilan digital yaitu kemampuan untuk secara efektif dan kritis menavigasi, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital.

“Selanjutnya adalah keamanan digital yang merupakan aktivitas untuk melindungi informasi dari terjadinya tindakan kriminal terhadap sumber daya digital,” kata Fajar. 

Fajar juga mengungkapkan tips dalam menggunakan teknologi atau perangkat digital secara aman, seperti membangun pengetahuan untuk memproteksi diri, membentuk kesadaran untuk saling melindungi antar warga digital dan meningkatkan kesadaran dan kebiasaan untuk selalu waspada di dunia digital.

Fajar memaparkan beberapa cara untuk melindungi data pribadi di ruang digital, misalnya dengan tidak sembarangan memberikan informasi kependudukan, nomor ponsel, nomor rekening bank, nama orangtua, riwayat kesehatan, dan data pribadi lainnya.

”Selanjutnya, tidak menampilkan data pribadi di lokasi publik, membuat sistem perlindungan untuk database data pribadi, selalu memperbarui antivirus di komputer dan ponsel pintar, membuat password dengan kombinasi yang kompleks tapi tetap mudah diingat,” ujarnya. 

Narasumber lainnya, Konsultan Bisnis dan HAM, Nur Kholis lebih menekankan pada kecakapan digital. Yakni, kemampuan individu dalam mengetahui memahami dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak sistem operasi digital. ”Dalam menggunakan fasilitas digital harus bisa memanfaatkan peluang untuk berkembang," tuturnya.

Nur Cholis juga membeberkan pentingnya pilar literasi digital. Yakni, etika digital, berupa kemampuan seseorang (etika), bisa menyesuaikan sikapnya selama di dunia digital. Kemudian budaya digital yaitu hasil kreasi orang -orang berbasis teknologi biasanya tercermin dari postingan di sosial media.

Lalu, keterampilan digital yaitu kemampuan efektif untuk mengumpulkan informasi baru dengan menggunakan energi digital. Selanjutnya, yakni keamanan digital, yaitu aktivitas mengamankan kegiatan digital, salah satunya tercermin lewat penggunaan password hingga pemahaman mengenai OTP dan istilah cyber security lainnya.

Dipandu moderator Fikri Hadil, webinar yang dihadiri sekitar 242 peserta kali ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni: Ahmad Fauzi (Kasi PAIS Kankemenag Kabupaten Sleman), Buchori Muslim (Kabid Pakis Kanwil Kemenag DIY), dan Presenter Cahaya Pagi Trans7, Reni Risty, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment